LLS 27

2.8K 193 48
                                    


Matahari sudah hampir terbenam namun pria itu tidak juga bergerak dari tempatnya seakan ia terpaku ditempatnya. Pria itu hanya diam seraya menatap hampa hamparan laut yang terbentang luas di hadapannya.

Arga menarik nafas panjang pertanda ia lelah menahan rasa rindu yang setiap detik seakan melukainya tanpa henti. Pria itu membalikan badannya dan mengambil sebuah lampion yang ia buat sendiri, dengan perlahan Arga berjalan kembali ketempatnya semula berdiri.

"Aku gak tau kapan rasa rindu ini akan terbayar dengan sebuah pertemuan, aku gak tau kapan kamu akan kembali, aku bahkan gak tau apakah harapan yang akan tanam akan menuai hal yang manis,"

"Ribuan pertanyaan selalu berputar di otak ku, tentang apakah kamu masih mencintaiku, apakah kamu akan kembali menjadi milikku, apakah harapan ku ini akan menjadi nyata. Banyak hal bisa saja membuat ku menyerah sejak dulu tetapi aku memilih tetap berjuang karna aku tau cinta ku tak mungkin salah,"

"Tepat tujuh tahun lalu aku menyatakan rasa cintaku padamu Sabrina Veronica, dan perasaanku masih tetap sama bahkan pernyataan ku waktu itu masih tetap berlaku hingga detik ini. Tidak ada yang berubah walaupun tujuh tahun telah berlalu. Aku tidak pernah menyesal karna harus jatuh dalam cinta yang penuh luka, yang aku sesali adalah kamu pernah terluka karna ku."

Dengan mata yang terpejam Arga menerbangkan lampion yang ia buat, dengan harapan cahaya lampion itu mungkin bisa membawa kembali bagian dari dirinya yang telah hilang.

Arga mengambil sebuah kotak dari kantong sakunya, dengan penuh harapan pria itu membuka kotak tersebut yang ternyata berisikan sebuah cincin yang sudah ia persiapkan untuk Sabrina. Arga berpikir begitu Sabrina kembali ia akan melamar gadis itu dan menggelar resepsi pernikahannya di pantai ini dimana dulu pantai ini pernah menjadi saksi dari kisah yang pernah mereka rajut bersama.

Arga kembali memasukan cincin tersebut ke tempatnya kemudian pria itu berbalik hendak pergi karena senja sudah hampir berubah menjadi gelap.

Tapi apa yang ia lihat di hadapannya saat ini sungguh membuat jantung ny berdesir, matanya bahkan di buat tak percaya dengan apa yang di lihatnya.

"Sabrina.." panggilnya lirih.

Sabrina hanya diam menatap Arga dengan mata yang berkaca-kaca, entah mengapa rasanya menjadi jauh lebih sulit setelah ia bertemu langsung dengan pria yang selama ini selalu mengusik pikirannya.

Tanpa banyak berkata Arga langsung menarik Sabrina ke dalam pelukannya, pria itu bahkan meneteskan air mata karena ia tidak pernah menyangkan bahwa harapannya akan menjadi nyata, gadisnya telah kembali Sabrina telah kembali.

Arga memeluk Sabrina dengan begitu erat seakan pria itu enggan untuk melepasnya, Arga merasakan lidahnya keluh dan jantungnya berdetak tak karuan.

Sedangkan Sabrina hanya diam tanpa membalas pelukan Arga, gadis itu hanya menangis tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya.

Arga melepaskan pelukannya, pria itu kemudian beralih menangkup wajah Sabrina seraya menatap dalam mata gadisnya seolah menyalurkan seluruh rasa rindu yang selama ini di pendam.

"Na.." ucap Arga dengan nada yang pelan. Bahkan pria itu tidak dapat lagi melanjutkan kata-katanya karena benar-benar merasa bahagia dengan apa yang di lihatnya saat ini.

Untuk beberapa saat Sabrina terhanyut dalam tatapan teduh Arga yang sangat ia rindukan hingga kenyataan menariknya kembali pada fakta bahwa Arga dan dirinya tak mungkin kembali bersama. Sadar akan tujuannya menemui Arga, Sabrina mundur beberapa langkah untuk memberikan jarak antara dirinya dan pria itu.

Arga yang melihat tingkah Sabrina pun menatap bingung seakan bertanya mengapa Sabrina melakukan semua itu.

Tiap bulir air mata terus mengalir dari kedua mata Sabrina tanpa bisa di cegah, dengan perasaan hancur yang coba ia sembunyikan gadis itu mulai membuka mulutnya siap melontarkan kata-kata yang akan menghancurkan hatinya dan Arga.

Lost love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang