LLS 15

6K 343 32
                                    


Sabrina menggenggam dengan erat tangkai mawar pemberian dari Arga, gadis itu terus membasahi tangkai mawar itu dengan air matanya.

Flashback on.

"Aku sengaja buang semua duri di tangkai mawar ini karena aku gak mau sampai liat kamu terluka."

" Na aku tau apa yang udah aku perbuat gak akan pernah termaafkan, tapi aku berdoa sama Tuhan untuk kasih semua kebahagian ke kamu dan kasih semua penderitaan ke aku."

"Kamu sampai harus pergi lagi itu salah aku Na, jadi aku ngerasa gak berhak minta sama Tuhan untuk bawa kamu kembali lagi."

"Tapi kalo kamu memang di takdirin buat jadi milik aku maka sejauh apapun kamu pergi Tuhan pasti bawa kamu kembali,"

"Karena sejauh apapun ombak pergi meninggalkan pantainya, ia pasti akan kembali. Kamu tau kenapa?"

"Karena ombak gak akan pernah bisa meninggalkan pantainya."

Arga menangkup lembuat wajah gadisnya. "Aku akan setia nunggu Tuhan bawa kembali milik aku."

Flashback off.

Semua perkataan yang Arga katakan terus saja berputar di kepalanya seperti kaset yang rusak.

"Lo harus yakin sama keputusan yang udah lo buat Na," ujar Sean pada Sabrina.

Pria itu tidak tau harus berbuat apa karena pada dasarnya ia tidak suka jika melihat Sabrina menangis, tentu saja Sean tidak bisa melihat gadis yang di cintanya menangis. Apalagi menangisi pria lain, hal itu semakin menegaskan dimana posisinya di hidup Sabrina.

"Gue gak tau keputusan yang udah gue ambil udah tepat atau belum,"

Sabrina menundukan kepalanya memandang sendu tangkai mawar pemberian Arga sebagai hadiah ulang tahunnya, entah kenapa pria itu masih saja ingat hari ulang tahunnya di saat semua orang melupakan hari ulang tahunnya, bahkan dirinya sendiri.

"Semua jawaban dari pertanyaan lo ada di diri lo sendiri Na. Cuma lo yang bisa nentuin ini salah atau bener, karena pada dasarnya lo sendiri yang ngejalanin hidup ini. Bukan orang lain,"

"Gue sendiri gak tau jawabannya Se,"

Sean merangkul pundak Sabrina. "Percaya sama Tuhan, kalo memang keputusan ini yang terbaik maka Tuhan akan kasih yang terbaik buat lo, dan kalau pun salah. Maka Tuhan bakal tunjukin jalan yang lebih baik buat lo."

"Manusia bisa buat lo kecewa tapi Tuhan enggak."

Sean menarik nafas sebelum mengatakan hal selanjutnya. "Kalo cinta lo tulus Tuhan pasti bakal bawa Arga kembali tanpa lo minta."

"Karena pada kenyataannya sejauh apapun lo pergi kalo Arga memang di takdirin buat lo maka lo akan tetap kembali ke dia."

"Kenapa lo bisa ngomong itu semua dengan begitu mudahnya? Sean, gue tau lo juga terluka!"

"Gue gak ngerti kenapa lo bisa dengan mudahnya ngomong ke gue kalo emang Arga jodoh gue pasti Tuhan bakal persatuin gue sama dia. Lo bahkan gak mikir tentang perasaan lo Se?"

"Seandainya emang itu kenyataannya. Terus gimana dengan lo?"

"Gue gak bisa kasih hal lain selain cinta dan dukungan ke lo Na, maka selagi lo bahagia gue bakal berusaha baik-baik aja." Sean tersenyum tulus.

"Sorry, karna sampai detik ini gue belum bisa balas semua jasa lo. Lo adalah sahabat dan pria yang baik Sean, gue yakin Tuhan pasti udah persiapin seseorang yang jauh lebih baik dari gue buat lo." Sabrina merasa bersalah karena secara tidak langsung ia telah menyakiti hati Sean. Pria yang selalu berada di sisinya dalam keadaan apapun tanpa mengeluh.

Lost love story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang