O.1

5.5K 615 104
                                    

Apa yang kalian pikirkan saat kalian mendengar kata Polisi? Pasti rata-rata kalian akan berfikir kalau Polisi itu keren, berwibawa, kuat

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Apa yang kalian pikirkan saat kalian mendengar kata Polisi? Pasti rata-rata kalian akan berfikir kalau Polisi itu keren, berwibawa, kuat. Sama seperti Hyunjae yang awalnya menganggap menjadi seorang Polisi itu keren. Menangkap penjahat lalu memasukkannya ke penjara. Hyunjae pikir itu sangat keren.

Tapi mindset nya tentang "Polisi itu keren" berubah ketika ia sendiri menjadi salah satu anggota kepolisian. Menjadi seorang Polisi bukan suatu hal yang mudah. Seorang Polisi harus disiplin dan berani mengambil tanggung jawab yang besar. Begitu pikir Hyunjae.

Hyunjae tidak mudah mengambil sebuah tanggung jawab. Ia takut jika ia tidak bisa memgangnya dan malah lalai. Dulu saja ketika jaman ospek kuliah, Hyunjae pernah menjadi pemimpin tim yang berisikan 5 anggota. Saking takutnya ia malah lalai lalu membiarkan 3 anggotanya hilang di hutan saat misi mencari bendera dan berkahir Hyunjae dimarahi oleh kakak tingkat bernama Doyoung.

Kembali ke topik, sekarang Hyunjae sedang membereskan berkas-berkas kerjaannya. Dirinya baru saja selesai rapat dengan anggota lain. Waktu jam makan siang kali ini akan Hyunjae gunakan untuk meniliti kasus-kasus yang sudah ditangani maupun akan ditangani. Hyunjae fokus membaca dengan kacamat bulat bertengger di hidungnya. Sampa fokusnya terpecah karena suara pintu ruangan yang terbuka. Ternyata itu Inspektur.

"Maaf mengganggu jam makan siang mu Jenderal"

"Tidak apa-apa. Masuklah Inspektur Mingyu"

Mingyu mulai melangkahkan kakinya masuk ke ruangan Hyunjae dengan map plastik berisi kertas-kertas di tangan kanannya.

"Ada apa kemari? Kenapa kau membawa map plastik sialan itu lagi? Kau tidak tau aku sudah pusing dengan berkas-berkas ini?" omel Hyunjae sambil menunjuk kertas berceceran di mejanya.

Mingyu terkekeh, "Maaf Jenderal, tapi ini sudah tugas mu. Ini, dicek dulu". Hyunjae menerima map plastik itu, lalu mengeluarkan isinya. Kertas-kertas putih itu membuat Hyunjae mengeryitkan dahinya, pertanda kalau dirinya bingung.

"Apa ini?"

"Sebuah kasus"

"Aku tidak bodoh, aku tau ini sebuah kasus Mingyu. Yang aku maksud adalah kenapa harus aku yang mengurus kasus ini? Kenapa tidak kau dan Komisaris saja?"

"Pak Pemerintah ingin kau menanganinya kali ini. Sepertinya ini kasus spesial"

"Kasus spesial apanya? Kasus ini lebih ke kasus menyebalkan"

"Baca saja dulu, mengomelnya nanti saja"

Hyunjae mendengus, lalu melanjutkan kegiatan membacanya. Ia dibuat terkejut saat melihat siapa target yang akan ia tangani kali ini.

"Lee Juyeon? Mafia kelas atas? Apa bedanya dengan mafia biasa dan mafia kelas bawah?"

"Banyak tanya"

"Aku benar-benar tidak tau, Mingyu. Jelaskan saja, begitu saja repot"

"Tidak usah dijelaskan. Pokoknya kau diwajibkan menangani kasus ini. Pemerintah meminta"

"Aish, pemerintah sialan. Kalau saja dia bukan suami dari sepupuku sudah ku tebas kepalanya"

Mingyu tertawa kecil, lalu pamit keluar untuk makan siang. Meninggalkan Hyunjae sendirian lagi dengan kertas-kertas putih yang berceceran.

"Siapa Juyeon Juyeon ini? Menyusahkan ku saja. Ingin istirahat saja tidak bisa" gerutu Hyunjae.

Tidak bisakah aku langsung menikah saja. Minimal aku ingin punya sugar daddy supaya tidak bekerja lagi tapi keinginanku masih bisa terpenuhi.

Sekiranya begitu omel Hyunjae dalam hati. Hyunjae pasrah, ia menelungkupkan wajahnya diantara tangannya lalu memejamkan matanya. Sudah bisa dipastikan kalau Jenderal Lee Hyunjae kita ini ingin tidur. Biarkan saja. Setidaknya kita tidak akan mendengarnya mengomel lagi

di chapter ini sama chapter depan aku bikin antara 500 sampe 600 word aja karena cuman buat perkenalan aja xixi
so, next or no?

GUNS N' ROSES✔Where stories live. Discover now