O.8

2K 413 167
                                    

Hyunjae tidak bodoh. Mana mau Hyunjae lepas tangan dari kasus Juyeon semudah itu. Hyunjae pasti memikirkan matang-matang dulu. Ngomong-ngomong, kemarin Hyunjae sampai rumah dengan selamat, kok.

Hari ini, tepatnya nanti sore menjelang malam jadwal Hyunjae adalah rapat lagi. Membahas apa lagi kalau bukan Juyeon? Hyunjae meminta bantuan Eunwoo untuk membantunya.

"Bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan?"

"Rencana baru ya..."

Hyunjae ingin sekali rasanya keluar dari kepolisian jika ayahnya mau membiayai hidupnya. Sayangnya itu tidak akan pernah terjadi. Ayah Hyunjae bilang, anak laki-laki harus mandiri.

"Tapi Hyunjae, sepertinya tidak mungkin"

"Kenapa?"

"Kau ingat titik hitam di lehermu. Itu adalah pengahalang untuk kita. Apapun yang kita bicarakan pasti terekam"

"Lalu bagaimana ini? Pemerintah itu bisa saja menghukum mati diriku. Kasus ini benar-benar menyusahkan"

Eunwoo dan Hyunjae diam. Bertarung dengan pikiran masing-masing. Sampai, Hyunjae menggebrak meja, membuat Eunwoo dan pengunjung kafe lainnya terkejut.

"Eh? Hehe, maaf. Aku tau aku harus apa?"

"Apa?"

Hyunjae mengisyaratkan Eunwoo untuk mendekat. Hyunjae mendekatkan wajahnya ke telinga Eunwoo. Membisikkan sesuatu yang membuat Eunwoo membelalakkan matanya.

"Benar juga. Kenapa tidak terpikirkan ya?"

"Mari kita buat dulu. Nanti kalau sudah jadi, baru kita beri tahu yang lainnya"

Eunwoo mengangguk lalu mulai mendekatkan kursinya ke kursi Hyunjae. Mari kita lihat, rencana apa yang akan Hyunjae buat bersama Eunwoo.

 Mari kita lihat, rencana apa yang akan Hyunjae buat bersama Eunwoo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

( banner by laviendier )

tok tok

Suara pintu kayu diketuk membuat Juyeon harus bangun dari tidur nya. Bukan tidur, hanya membaringkan diri sambil bermain ponsel. Pintu kayu itu diketuk berulang-ulang, membuat Juyeon harus berteriak 'Sebentar!' dari dalam.

"Kau? Kenapa kau disini?"

"Bisa biarkan aku masuk dulu"

Juyeon membuka pintunya lebar, membiarkan Jenderal manis ini masuk ke ruang tamu markasnya. Ngomong-ngomong, Juyeon tinggal di markas. Markas yang harganya setara dengan mansion di perumahan elite ini membuat Juyeon betah tinggal disini. Sendiri.

"Kenapa kau kemari?"

"Karena aku sudah lepas tangan dari kasusmu, bisakah kau melepaskan alat ini dari leherku?"

GUNS N' ROSES✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang