O.5

2.3K 420 124
                                    

"Suruh yang lainnya berkumpul di ruang rapat jam 10. Tidak ada yang boleh terlambat"

"Siap, Jenderal"

Hyunjae melangkahkan kakinya ke arah ruang rapat. Hari ini jadwal Hyunjae membahas susunan rencana penangkapan Juyeon. Jika waktunya cukup, hari ini juga Hyunjae dan rekan-rekannya akan beraksi. Hyunjae sudah seharian penuh kemarin merencanakan ini. Mengingat selepas kejadian 2 hari lalu, Hyujae menjadi ambis untuk menangkap mafia itu. Jadi, kemarin Hyunjae buru-buru membuat susunan rencana. Meskipun buru-buru, rencana Hyunjae sudah siap dan rapi.

"Hari ini, jika ada waktu hari ini juga akan beraksi. Jika tidak, berarti besok. Kalau hari ini maka kami harus melewatkan jam makan siang. Jika berhasil, aku akan ke kantor pemerintah untuk memberikan laporan. Jad-..."

"Hai, Hyunjae"

"Ah, Eunwoo. Masuk lah. Maaf aku sedang berbicara sendiri tadi"

"Tidak apa-apa. Mingyu bilang, hari ini ada rapat. Kau sudah selesai membuat rencananya?"

"Sudah selesai. Tapi aku ragu, rencana ini berhasil atau tidak. Mengingat pemerintah periode ini benar-benar galak. Coba saja dia bukan suami dari sepupu ku. Sudah ku tebas kepalanya"

"Santai saja. Pasti berhasil kok. Kau ini Jenderal terbaik di kota" ucap Eunwoo sambil menggenggam tangan Hyunjae yang menganggur.

"Aku harap begitu. Tapi tetap saja, meskipun aku Jenderal terbaik aku masih memiliki rasa takut dan gugup" Hyunjae menatap berkasnya, lalu membolak-balikkan lembaran kertas itu dengan tangannya yang tidak digenggam dan diusap pelan oleh Eunwoo.

"Jangan khawatir. Jika gagal kita masih bisa mencoba sebelum pemerintah tau. Kuharap pemerintah itu tidak akan cerewet soal kasus ini. Sudah tau penanganan kasus ini sulit, diberi siraman rohani yang membuat telinga panas pula"

Hyunjae terkekeh karena kalimat Eunwoo. Tangan kirinya ia tumpu ditangan kanan Eunwoo yang masih setia menggenggam tangan kanannya.

"Haha, sudahlah. Jika dia cerewet jahit saja mulutnya. Aku akan menyuruh sepupuku untuk mencari suami baru"

"Kau ini ya, benar-benar" Eunwoo tertawa, tangan kirinya terulur untuk mengacak rambut Jenderal manis didepannya ini.

"Tunggu disini. Aku akan mengambil berkas ku dulu"

Hyunjae mengangguk, Eunwoo berjalan keluar ruangan menuju ruangan pribadinya untuk mengambil beberapa berkas. Hyunjae kembali sendirian.

"Jika ini gagal, aku akan habis di tangan pemerintah tua itu yang sialnya tampan dan menjadi suami sepupu ku"

Hyunjae memutar-mutar kursinya, hingga ia berhenti ketika dirinya berhadapan dengan cermin. Hyunjae menatap dirinya sambil bergumam tidak jelas. Salah satunya, "Jika dilihat-lihat, aku ini tampan juga ya". Hmm, tapi itu memang fakta. Tidak ada yang bisa menyangkalnya.

Hyunjae berhenti memandangi dirinya dan terfokus pada lehernya. Ada yang aneh dengan lehernya.

"Apa ini? Kenapa ada titik hitam disini?"

Tangan Hyunjae terulur untuk menghilangkan titik hitam tersebut. Tapi nihil, titik itu tidak mau menghilang meskipun diusap dengan keras.

"Biar saja lah, lagian juga tidak kelihatan dan aku tetap tampan"

Tepat pukul 10, rapat dimulai. Hyunjae menjelaskan secara rinci susunan rencana yang dia buat kemarin seharian penuh. Semua rekannya setuju dan berharap rencana ini akan berhasil.

"Ternyata rapatnya tidak memakan banyak waktu. Siapkan yang perlu disiapkan. Jam 12 kalian sudah harus baris dilapangan. Inspektur Mingyu, siapkan 2 mobil. Komisaris Eunwoo, tolong lacak keberadaan markasnya"

GUNS N' ROSES✔Where stories live. Discover now