O.7

2K 401 100
                                    

Hal yang pertama Hyunjae lihat ketika bangun adalah dirinya yang tertidur di kasur disebuah ruangan yang ia tidak kenali. Hyunjae merasa asing dengan tempat ini. Sepertinya ini pertama kalinya ia kesini. Hyunjae menyibakkan selimutnya lalu berjalan ke arah jendela. Hanya ada jalanan yang ramai kendaraan dan gedung-gedung tinggi serta langit gelap yang menandakan kalau hari sudah malam.

"Dimana ini?"

Hyunjae membawa dirinya ke pintu kayu ruangan itu. Mencoba membukanya tapi nihil, pintunya dikunci dari luar. Oke, mari biarkan Hyunjae mengingat apa yang terjadi sebelum dia tertidur. Awalnya Hyunjae pergi ke minimarket untuk membelikan adiknya makanan ringan. Kemudian ia kembali ke kantor lalu...

"Astaga aku diculik!"

Sesaat setelah Hyunjae berteriak, pintu kayu itu dibuka. Menampakan seorang gadis berambut sebahu sedang membawa nampan makanan.

"Oh kau sudah bangun. Ini makanlah, Juyeon menyuruhku untuk memberikannya kepadamu"

"Siapa kau?"

Gadis itu meletakkan nampannya di nakas sebelah kasur yang tadi Hyunjae tiduri. Lalu berjalan mendekati Hyunjae, menyodorkan tangannya untuk bersalaman.

"Sakura, tunangan Juyeon"

"Ah, aku tunangan mafia itu"

Hyunjae menepis tangan Sakura, lalu berjalan ke arah kasur. Hyunjae kembali tidur dengan tubuh yang dibungkus oleh selimut.

"Makanlah. Juyeon menyuruhmu"

"Aku tidak mau. Aku ingin pulang"

"Makanlah, aku akan meninggalkannya disini"

Sakura meninggalkan Hyunjae yang sedang pura-pura tidur. Hyunjae kira kamarnya sudah sepi, hanya ada dirinya. Ternyata lebih parah lagi, Juyeon masuk ke kamar lalu mengunci pintunya.

"Bangunlah dan makanlah. Kau tidak lelah? Kau sudah tidur lebih dari 5 jam"

"Pergilah. Aku ingin sendiri"

Juyeon memutarkan bola matanya malas, lalu menyibakkan selimut Hyunjae yang membuat sang empu marah.

"Aku sudah bilang aku tidak ingin makan. Keluarlah!"

"Aku tidak akan keluar sebelum kau makan. Kalau begitu aku akan menunggu disini"

Juyeon berjalan ke arah sofa didekat jendela. Mendudukan dirinya lalu dengan asik bermain dengan ponselnya. Sedangkan Hyunjae masih setia pura-pura tidur dengan selimut yang membungkus tubuhnya.

"Kalau dipikir-pikir, dimana ponselku?" gumam Hyunjae.

Hyunjae meraba-raba kantung celananya. Ponselnya tidak bersamanya. Terakhir kali Hyunjae ingat, sebelum mafia itu membiusnya ponselnya masih ada di kantungnya bersama earphone yang masih menancap dilubangnya.

Hyunjae ingin menanyakan ponselnya kepada mafia itu, mengingat ia yang terkahir kali bersamanya. Tapi ia malu, gengsinya mengalahkan rasa ingin bertanya nya.

Tanya tidak tanya tidak tanya tidak. Sudahlah tanya saja, ini menyangkut hidup dan matimu. Jika ponselmu hilang, kau tidak akan bisa melihat Tony Stark lagi.

"Hey, dimana ponselku?"

Hyunjae memberanikan diri untuk bertanya. Namun yang ditanya hanya diam dan lebih memilih untuk sibuk dengan ponselnya.

"Kau tuli ya? Aku bertanya dimana ponselku?"

Sama seperti tadi, respon yang diberikan hanya diam. Juyeon menulikan telinganya dan masih asik dengan ponselnya. Karena Hyunjae sudah jengah, dia berinisiarif untuk melemparkan bantal putih itu ke wajahnya.

GUNS N' ROSES✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang