Chapter 1

2K 154 16
                                    

Aku bukan dia. Aku adalah aku.

oOo

"IQBAAL! DIEM BISA NGGAK SIH?"

"Kenapa sih?"

"Ya kamu daritadi narik-narikin rambut aku terus."

"Yaudah aku narikin rambut Zidny aja."

Seketika gadis ini langsung menekuk wajahnya. Kesal terhadap laki-laki yang dengan santai berbicara seperti itu. "Yaudah sana."

"Ngambek deh." Iqbaal menatap (Namakamu) dengan senyum jahil. Gadis yang selama ini mengisi hari-harinya.

"Nggak ih."

"Ngambek kan?"

"Nggak!"

"Pasti ngambek."

"AKU BILANG ENGGAK YA ENGGAK!"

"Yaudah sini cium dulu."

"CIUM AJA SANA SI ZIDNY!"

Iqbaal tertawa, merasa gemas dengan gadis kesayangannya ini. Lalu ia mengulurkan tangannya untuk memeluk gadis itu.

Perempuan yang dipelukan pun memberontak. "Lepas ih!"

"Kamu kenapa sih? Marah-marah terus ih."

"Lepas!"

"Nggak mau." Iqbaal justru semakin mempererat pelukan tersebut.

(Namakamu) diam tidak menjawab. Ia sudah sangat kesal dengan Iqbaal.

Iqbaal pun merasa tidak direspon langsung menundukan wajahnya untuk melihat wajah gadis itu. "Kamu kenapa sih? Cerita dong ke aku."

"Aku kesel."

"Kesel kenapa?"

"Zidny ngatain aku mulu!"

"Ya cuekin aja sayang, ngapain peduliin dia?"

"Ya tapi aku kesel Iqbaal. Kamu nggak ngerti banget sih!"

"Iya iya, besok aku marahin Zidny, oke?"

"Janji?" (Namakamu) mendangak untuk menatap manik coklat milik Iqbaal.

"Janji sayang." Setelah itu Iqbaal mengecup puncak kepala milik (Namakamu) seraya memejamkan kedua matanya.

(Namakamu) tersenyum lebar. "Aku sayang kamu."

"Dih dasar medusa, kalo ada maunya aja bilang sayang." Iqbaal menarik hidung gadisnya hingga memerah.

"Oh, nggak ikhlas marahin Zidny? Takut Zidny jauhin kamu? Iya?"

"Nggak sayang enggak."

"Yaudah putus aja, capek aku lama-lama." (Namakamu) melepas pelukannya lalu mengambil ponsel miliknya dan berjalan ke arah pintu keluar.

"Hey hey, apa sih kamu? Kenapa jadi putus? Enggak enggak, sini (Namakamu), balik nggak?"

"(Namakamu)."

"(Namakamu)."

Tanpa mempedulikan panggilan dari Iqbaal, ia membuka pintu apartemen  dan menutupnya kembali.

"Zidny lagi Zidny lagi. Giliran gue deket sama cowok dia ngelarang. Dasar egois."

Lalu setelah berjalan beberapa langkah, ia membuka pintu apartemen miliknya yang tepat di depan apartemen Iqbaal.

Di apartemen ini memang terdapat beberapa gedung dengan nama yang berbeda, setiap lantai hanya disediakan dua unit, sudah termasuk dengan kolam renang private di setiap unitnya.

Good Enough (Completed)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora