Chapter 16

1K 142 35
                                    

Jika kamu tidak mau ku lepas, maka aku yang akan melepaskan diri.

oOo

(Namakamu) memainkan jarinya di atas keyboard laptopnya. Mengisi formulir pendaftaran SNMPTN yang telah dibuka. Cukup lama untuk bisa memasuki web ini karena mungkin banyak sekali yang mengaksesnya. Pilihannya sudah mantap, ia akan menjauh dari Iqbaal. Perempuan itu telah mengkalkulasi dari kelas sepuluh sampai kelas dua belas. Dan beruntungnya, nilai itu tidak terlalu buruk. Delapan puluh sembilan.

Ia kembali memeriksa data diri di formulir pendaftaran tersebut dan memfinalisasi formulirnya. Ia menyimpan lembar pendaftaran yang nantinya akan dicetak. Gadis itu melihat kembali formulir pendaftarannya. "Jelek banget sih fotonya, astaga. Nggak ngerti lagi gue."

Lalu, (Namakamu) mematikan laptopnya dan mengambil ponselnya, lalu mencoba untuk menghubungi seseorang yang saat ini sedang ia rindukan.

'Halo?' ujar suara di sebrang sana.

"Mama? (Namakamu) kangen."

'Iya sayang, apa kabar? Mama juga kangen kamu, Nak.'

"Baik, Ma. Mama sama Papa apa kabar?"

'Mama sama Papa baik sayang. Gimana SNMPTNnya? Jadi ambil UI?"

"Ma? (Namakamu) ambil Udayana. Nggak jadi UI."

'Loh kenapa?' ujar Hana, Ibu dari gadis itu.

"Nggak papa. Tiba-tiba kangen Mama. Nggak bisa jauh-jauh ah."

Hana tergelak. 'Yang milih ngerantau siapa?'

"Aaa, Mama. (Namakamu) kangen."

'Makanya pulang dong ke Bali. Papa lagi sibuk-sibuknya nih, nggak bisa ditinggal kerjaannya. Kamu kan tau, Mama sama Papa udah sepaket.'

"Iya tau kok. Pas aku graduation harus dateng ya pokoknya."

'Pasti sayang.'

Setelahnya, Ibu dan Anak itu melepas rindu diselingi dengan tawa dan raut wajah bahagia (Namakamu) bahkan tidak bercerita perihal hubungannya dengan Iqbaal. Mamanya itu sangat menyayangi Iqbaal, dan sudah pasti nanti dialah yang akan diintrogasi oleh Mamanya.

Mungkin ia akan bicara ketika sudah benar-benar kembali ke Bali, dan mempunyai alasan, tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh. Setelah memutuskan sambungannya. Ia kembali melihat-lihat pesan yang belum terbaca olehnya. Matanya terfokus pada nama yang baru kali ini muncul di notifikasi.

Nadhif.

"HAH????????"

"For God's sake," perempuan itu membuka foto profil laki-laki itu. "Kok ganteng sih? Pantes tiga curut itu jerit-jeritan."

Langsung saja ia membuka ruang obrolannya dengan Nadhif. Dan membalas pesannya.

Nadhif: (Namakamu)

(Namakamu) Idrish: Hai

Di saat itu, (Namakamu) tidak bisa menghilangkam senyumnya. Entah kenapa. Jantungnya berdebar. "Gila dah gue, baru dipanggil doang udah deg-degan."

Nadhif: Lo lagi di mana? Udah daftar SNMPTN?

(Namakamu) Idrish: Di apart

(Namakamu) Idrish: Udah baru banget daftar. Lo?

Perempuan itu menggigit ujung ponselnya gemas. "Fix gue gila."

Nadhif: Gue nggak tau mau daftar di mana

Setelah membacanya, gadis itu mengernyitkan alisnya bingung. Ia kembali menari-narikan jarinya di layar ponsel.

(Namakamu) Idrish: Loh?

Good Enough (Completed)Where stories live. Discover now