Chapter 6

1K 119 5
                                    

Aku kembali memaafkan.

oOo

(Namakamu) terbangun dari tidurnya dan merasakan pinggangnya dipeluk seseorang dari belakang, siapa lagi kalau bukan Iqbaal. 

Perempuan itu membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Iqbaal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Perempuan itu membalikkan tubuhnya menghadap ke arah Iqbaal. Ia menatap wajah kekasihnya yang damai ketika tertidur. (Namakamu) mengingat kembali apa yang terjadi tadi siang, ketika dirinya memutuskan untuk melepaskan Iqbaal.

Ia pikir, Iqbaal akan menyetujuinya dengan mudah, pasalnya dengan cara itu ia bisa kembali bersama Zidny. Namun, kenyataannya tidak. Laki-laki itu menolak dengan keras apa yang diputuskan oleh (Namakamu).

Dan laki-laki itu mengeluarkan janjinya agar tidak melakukan hal yang sama untuk kesekian kali. Dan (Namakamu) mencoba untuk memberikan kesempatan itu. Entahlah, itu akankah menjadi sebuah kesalahan atau tidak. Yang pasti hatinya tidak bisa berbohong, ia masih sangat menyayangi Iqbaal.

(Namakamu) menatap Iqbaal seraya memperhatikan setiap inci lekukan wajah Iqbaal. Namun, ia merasakan tubuhnya terdorong ke depan, semakin menempel pada tubuh Iqbaal. Laki-laki itu mempererat pelukannya. "Kenapa udah bangun?" tanya Iqbaal tetapi matanya masih tertutup.

"Aku laper," jawab (Namakamu) pelan.

Mata Iqbaal terbuka dan langsung menatap wajah kekasihnya itu. "Mau makan apa?"

"Nggak tau."

"Makan di luar?"

"Males."

"Di apart kan nggak ada bahan apa-apa. Mau pesen aja?"

"Beli bahan makanan aja deh, Baal. Nanti masak di sini. Mau nggak?" tawar (Namakamu) seraya bangkit dari posisi tidurnya.

Iqbaal menatap (Namakamu) yang sedang menguncir rambutnya. "Boleh. Emang kamu mau masak apa?"

"Nggak tau."

"Yaudah, siap-siap dulu dah. Nanti aku ke sini lagi," ucap Iqbaal seraya berjalan menuju pintu luar apartment (Namakamu).

(Namakamu) tersenyum. Ia berharap semoga Iqbaal bisa menepati janjinya. Janji yang selama ini selalu ia tunggu-tunggu, yang memang tidak pernah Iqbaal ucapkan untuknya. 

oOo

"Kok kamu jadi marah sih?" cetus (Namakamu) sambil mengejar Iqbaal yang suda h jalan terlebih dahulu.

"Bodo."

"Kenapa sih?" tanya (Namakamu) yang sudah kesal terhadap Iqbaal. Pasalnya laki-laki itu sedaritadi hanya menekuk wajahnya dan tidak menghiraukan dirinya sama sekali.

"Tau."

"Ih ngomong dulu kenapa." (Namakamu) menarik paksa tangan kekasihnya itu lalu berdiri di hadapan Iqbaal dengan wajah bingung.

"Ngomong ih!" titah (Namakamu) kepada Iqbaal. Dan Iqbaal hanya diam tidak berkutik. Pandangannya menatap tajam ke lain arah.

"Baal?"

Good Enough (Completed)On viuen les histories. Descobreix ara