Chapter 14

1K 131 22
                                    

Hati menginginkannya, tapi otak takut hati disakiti kembali.

oOo

(Namakamu) sudah berdialog dengan Salsha yang dilihat oleh separuh teman sekelasnya. Karena dibagi menjadi dua ruangan. Mereka harus keluar ruangan bersama agar serempak. Di luar sana, Iqbaal menunggunya. 

Ia meninggalkan laki-laki itu ketika Iqbaal memintanya untuk kembali. (Namakamu) hanya langsung berjalan masuk ke ruangan ujian, tanpa menjawab permintaan Iqbaal. Ia bingung harus seperti apa. Jujur saja, (Namakamu) ingin sekali kembali dengan laki-laki itu, tapi hatinya menolak untuk disakiti lagi. Jika Iqbaal berjanji lagi, itu samasekali tidak ada gunanya. Laki-laki itu pernah berjanji.

Dan (Namakamu) tersadar kali ini, waktu itu, Iqbaal hanya berjanji untuk tidak berbicara tentang Zidny lagi dan menghargai perasaannya. Bukan berjanji tidak akan berhubungan lagi dengan Zidny. "Astaga, lagi-lagi emang gue yang goblok."

Salsha menolehkan kepalanya ke arah (Namakamu). "Kenapa?"

(Namakamu) menggelengkan kepalanya. "Sal?"

Salsha mengangkat sebelah alisnya. Mereka harus irit suara agar yang sedang berdialog tidak terganggu.

"Iqbaal asked me to comeback, gue nggak tau mau jawab apa. What do you think?"

Salsha menghela napasnya. Ia paham sahabatnya ini masih menyayangi Iqbaal. "Do what you want. Kalo lo masih sayang ya terima aja, tapi, dont let him to hurt you again. Oke?"

"Thats a point," ujar (Namakamu). "Gue takut dia kayak gitu lagi. Gue cuma nggak mau down pas sekarang-sekarang ini. Belum tentu gue dapet SNMPTN kan? Gue harus SBMPTN, mandiri lah, belom lagi sekarang kita mau USBN terus UN."

"Kalo gitu, tolak."

(Namakamu) menghela napasnya perlahan. Salsha pun paham.

"I know you still love him. Pikirin baik-baik. Gue dukung apa yang lo pilih."

(Namakamu) mengangguk ragu.

Ketika semua murid sudah mendapatkan giliran. Mereka keluar ruangan satu persatu. Cassie dan Steffi menghampiri keduanya. "Gimana-gimana?" tanya Cassie.

"Lancar sih, kalian?"

"Lancar juga."

"Iqbaal ngajak (Namakamu) balikan," ujar Salsha kepada Cassie dan Steffi.

Lantas Cassie dan Steffi menoleh ke arah (Namakamu). "Oh hell nah. Gue takut dia gituin lo lagi. Tapi gue tau kok, nggak gampang buat ngelupain orang yang kita sayang. Gue aja belom siap kalo ketemu Bastian." Cassie mencoba mengerti posisi sahabatnya itu.

"Gue nggak mau nge-push lo buat nggak balikan sama Iqbaal. Cuma kalo emang lo masih sayang, ya terima. Kalo lo takut dia kayak gitu lagi, ya tolak aja. Tapi baik-baik supaya dia ngerti, cuma gue udah benci sebenci-bencinya sama cowok itu," ujar Steffi seraya menepuk dua kali pundak (Namakamu).

"Me too! Jadi misalnya dia nyakitin lo lagi, jangan salahin gue kalo gue bakal botakin rambut dia lewat jambakan gue," sahut Cassie.

"I'll help you, Cass," ucap Salsha.

(Namakamu) tertawa pelan. Mereka belum keluar ruangan. Bukan hanya mereka, ada beberapa anak laki-laki lainnya yang belum keluar.

"Cass? Lo kenapa sih putus sama Bastian?" tanya Salsha. Mereka memang tidak tahu secara spesifik alasan putusnya Bastian dan Cassie. Karena perempuan itu tidak pernah ingin bercerita, mungkin belum.

"Dia ngebelain Zidny, terus dia ngejelek-jelekin (Namakamu). Ya nggak terimalah gue."

"Then you broke up with him?" tanya (Namakamu). Dan mendapatkan jentikan jari dari Cassie. (Namakamu) menghela napasnya untuk kesekian kalinya. "I heard what he said. Tapi seharusnya lo jangan putus."

Good Enough (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang