Chapter 11

1K 138 16
                                    

Aku paham bahwa ketika aku memutuskan untuk jatuh cinta, di sana lah aku juga harus siap dengan rasa sakit.

oOo

Setelah pertengkaran yang terjadi, Steffi memboyong ketiga temannya untuk cepat-cepat pergi. Stefii sangat tau bagaimana caranya menghibur mereka. Walaupun terkadang dengan cara yang salah. Tetapi cinta itu bisa membuat semua orang bodoh. 

"Mau kemana sih kita?" tanya Cassie bingung.

"Liat aja nanti," jawab Steffi singkat.

Sejujurnya sesering apapun Iqbaal menyakitinya ia tidak pernah seperti ini, dan baru kali sekarang ia melakukan hal itu. Sejak tadi ponsel gadis itu terus saja bergetar. Dan dengan sengaja ia menonaktifkan ponselnya. Begitu juga Salsha, Steffi, dan Cassie. Mereka tetap tahu batas dan tidak mabuk, hanya minum yang kadar alkoholnya rendah.

 Mereka tetap tahu batas dan tidak mabuk, hanya minum yang kadar alkoholnya rendah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Iqbaal daritadi ngechat gue mulu. Berisik," ucap (Namakamu) seraya bersandar di sandaran kursi.

Cassie mengangguk setuju. "Bastian juga. Gue udah bodoamatlah sama cowok kayak gitu. Mereka goblok banget hidupnya buat ngedukung banget perselingkuhan. So stupid." Cassie menengguk minumannya kembali.

Jauh dari orangtua membuat (Namakamu) membutuhkan sandaran yang baru. Namun, Iqbaal yang awalnya bersedia menjadi sandarannya malah seperti itu.

Tapi ia bersyukur, mempunyai teman yang sangat mengerti akan dirinya. Mereka pergi untuk bersenang-senang sebelum kepenatan kembali menyerang. Bukan bermaksud untuk lari dari masalah, tapi mereka memang malas menghadapi laki-laki itu, belum lagi untuk menghadapi ujian yang beruntun nanti.

"Gue nggak ngerti ya sama apa yang ada di dalem otak mereka. Pas mau, dikejar tuh sampe mati. Giliran udah dapet, dibuang," timpal Salsha.

Steffi menjentikan jarinya. "Thats why gue lagi males deket sama cowok. Cowok sekarang mah mikirin napsu doang. Cih."

"Untung gue udah jomblo," ujar Cassie dengan bangga.

"Sama!" balas (Namakamu) antusias.

"Sumpah? Gue kira lo bakalan jadi orang tolol lagi karena maafin dia," ujar Steffi dengan menekan kata 'lagi'.

"Emang nahan, dia juga udah jelasin sih. Cuma ya gimana ya? Hati gue kan juga ada batasnya. To be honest, sebelum kejadian di apart Iqbaal itu, gue tuh suka ketemu dia lagi sama Zidny. Padahal bilangnya mau jalan sama temen SMP atau sama Aldi, Bastian, Kiki," kata (Namakamu)tetapi seketika (Namakamu) berpikir lalu meringis. "Eh tapi Zidny emang temen SMP dia deng. Geez, gue emang bego."

Keempat gadis tersebut tertawa. "Yang sabar, ini ujian dari Allah."

Salsha tertawa lalu matanya melirik ke arah teman-temannya. "Turun yuk?" ia manaik turunkan alisnya.

Steffi menolak. "Males gue, nggak mood."

"Yaudah lo jagain tas ya," ujar (Namakamu) seraya mengerlingkan matanya.

Good Enough (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang