05

160 118 37
                                    

***

Ya, cowo itu adalah Aska yang tanpa sengaja menangkap gerakan cewe itu dengan sekilas.

Seakan sadar apa yang ia perbuat, langsung saja Aska menggelengkan kepala "Kerasukan apa diriku." Ia pun hanya menampar pipinya sendiri dan "Sadar Aska, ngapain juga tadi melihat tuh cewek." setelah selesai berbicara sendiri, akhirnya ia pun menemui Alsha dan melihat cewek itu sedang meniup niup luka lututnya tadi.

"Sini ku bantu." kata Aska sambil mengeluarkan kotak p3k didalam tas nya

Alsha pun hanya mengerutkan dahi, sebab terheran dengan barang barang yang dibawa cowok ngeselin itu.

Kemudian Aska membersihkan luka dilutut Alsha dengan kapas yang sudah ditetesi alkohol, dengan pelan dan berhati hati agar tidak mmebuat gadis itu meringis

"Gausah terheran dengan benda ini," kata Aska tiba tiba sambil meneteskan betadine.

"-Ih ngapain juga. aduhhhhh..." Alsha yang baru sempat berbicara itu pun terhenti sebab tetesan betadine yang sangat menyiksa itu mengenai luka Alsha. "-Awwhhh sakit." Ringis Alsha kesekian kalinya,

"Tahan dikit aelah." ujar Aska

Tidak tahu kenapa bila Aska disamping cewe aneh ini ia merasa nyaman untuk bercerita, tiba tiba ia ingin menceritakan kehidupan pribadi nya pada orang asing, padahal Aska begitu tertutup jika membahas kehidupan pribadinya kepada orang lain.

"Karena... tawuran, balapan motor ataupun menghantam para preman." (gila dah tuh Aska, preman yang badannya besar besar dilawan :v).

"Truss, kamu mau nyritain hebatnya dirimu gitu?" Tanya Alsha sambil memutar bola matanya malas.

"Dengerin dulu baru ngomong." jawab Aska dengan muka datar,

"Iya iya." Alsha pun diam kemudian mendengarkan cerita Aska dengan serius.

"Setelah itu, dia menyuruhku untuk selalu bawa kotak obat didalam tas, dan harus dibawa kemana pun aku pergi. Buat berjaga jaga saja sih, karna dia khawatir karna aku yang jauh darinya dan-" belum sempat Aska menyeritakan seluruhnya

"Dia? Tanya Alsha penasaran dan diiringi nada dering didalam saku nya, "Eh bentar bentar." Alsha pun menyetop Aska untuk bicara lagi dan lagi. "Dari Nenek?" ia pun mengerutkan dahi, kemudian menekan tombol hijau

"Iya Nek, ada apa?"

"Alsha gimana udah sampai ke rumah nyonya yuni belum?" Alsha pun sampai lupa bahwa ia harus mengantarkan jahitan Neneknya. karna ulah Si Cowo ngeselin itu.

"Eh i-iya Nek ini hampir sampai ke rumahnya kok." Alsha tidak punya pilihan lagi selain berbohong, sebab jika ia berkata jujur yang ada Neneknya malah jadi khawatir. "Nek, Alsha matikan dulu ya soalnya Alsha lagi dijalan." sambungnnya.

"Iya Alsha, kamu hati hati ya cucu Nenek".

*TUTTT*

Alsha pun memutuskan panggilan "Huwaaaa gimana ini Alsha harus mengantarkan jahitan Nenek, tapi-"

"Yaudah bareng sama aku aja, toh aku juga penyebab kamu kaya gini." Celetuk Aska

Ia pun tak langsung memutuskan dikarenakan bingung disisi lain dia gamau berurusan sama cowo ini lagi, tapi kalau Alsha naik sepeda, itu tidak memungkinkan, sebab luka dilutut nya ini.

"Udah ayo mikir apa lagi. Nanti keburu sore lo. Mumpung aku baik ini." ucapnya sambil memakai helm dan menstarter motor. "Kayaknya nggak ada angkot lewat daan jalanan disini pun sepi sih..." Sambungnya

"Alsha bukan cewe sembarangan ya, yang mau diajak cowo gitu aja, Siapa tau kan kamu mau apa-apain Alsha," Ucap Alsha dengan nada semiriknya

Aska yang mendengar pernyataan dari Cewe aneh itu pun langsung tersenyum sembari menggelengkan kepala

"Cewe mesum, siapa juga mau sama kamu. Cewe diluaran sana banyak kali yang tergila-gila dengan ketampanan didalam diriku." Kata Aska dengan percaya dirinya

"Dasar! masi aja sombong." Oceh Alsha "Ta- tapi kalau Alsha ikut kamu, terus sepeda Alsha gimana?" tanya Alsha

"Beres kalau itu, nanti aku suruh orang untuk bawa ke bengkel." ujar Aska dengan menelpon orang suruhannya itu yang ntah sejak kapan

"Berarti dia orang kaya, makanya gaya nya belagu."dalam hati Alsha "Dasar cowo ngesok." ucap Alsha sepelan mungkin.

"Apa kamu bilang?" tanya Aska yang tidak sengaja dengar itu karna memang Aska mempunyai indera pendengaran yang sangat tajam.

"Ng-ga kok Alsha ga bilang apa apa." Sontak Alsha membuang muka karna Aska menatapnya dengan intens sekarang

"Yaudah naik" titah Aska, Alsha pun akhirnya menuruti Cowo Ngeselin itu dan mengambil papper bag dalam keranjang sepedanya lalu naik dimotor Ninja bewarna merah, ia pun sangat pelan pelan supaya tidak kena lukanya itu.

"Bisa ngga?'' tanya Aska dengan menoleh ke belakang, dan Alsha hanya mengangguk saja pasalnya ia tidak pernah berbocengan dengan cowo selain babang gojek, Mang udin asisten Neneknya, dan yang ia rasakan saat ini hanyalah awkward.

Lalu Alsha memberitahu alamat Nyonya Yuni itu, dan untung saja Aska tahu. "Pegangan." ucapnya.

"Ihh gamau, modus aja kamu." Alsha pun hanya diam sambil melipatkan kedua tangannya.

"Pegangan, biar kamu ngga jatuh lagi Al-sha." Alsha yang mendengarnya itu pun mematung dan seketika pipinya jadi memanas saat Aska menyebut namanya tadi.

Aska yang geram sebab cewek dibelakangnya itu hanya diam saja, ia langsung menarik tangan Alsha dan melingkarkan ke pinganggnya.

Spontan Alsha pun membeku sebab Aska dengan seenak jidat melingkarkan tangan Alsha ke pinggangnya.

"Nah gini, Aman." Kata Aska dan melajukan motor nya dengan kecepatan sedang.

Seumur umur, Aska dia ngga pernah berboncengan dengan cewe apalagi ini, dia sendiri yang melingkarkan tangan cewe ke pinggangnya. Boro boro bonceng cewe, Aska dideketin cewe langsung menghindar begitu saja, hingga semua anak di sekolah mengira kalau dia itu homo, soalnya kemana mana selalu sama Randi dan Randi, tidak sekalipun Aska terlihat bersama cewe.

Sama seperti Aska, Alsha juga ga pernah dekat sama cowo, bagi Alsha pacaran itu seperti mainan, dimainkan kapan aja, bila ada mainan yang baru pasti yang lama akan dibuang. Jadi ia anti dengan namanya cowo, karan ia sudah tahu pasti ujung-ujungnya patah hati.

"Alsha rasa detak jantung Alsha berlebihan ini, aduhhh badan Alsha juga panas gini, dan perut Alsha kok seperti dikelilingi kupu kupu ya. Huwaaaa!! Alsha tidak bisaa." Alsha yang mengoceh dalam hati itu pun, langsung menarik tangan nya dari pinggang Aska dengan cepat.

Aska yang merasa pinggangnya sedikit longgar, langsung saja ia menarik kembali tangan itu untuk melingkarkan ke pinggangnya semula.

"Ihh cowo ngeselin, bilang aja mau modus." Alsha pun memukul bahu Aska secara bertubi tubi, supaya menghilangkan degupan jantungnya yg berdetak cepat itu

"Eh eh cewek aneh, diem woy ini jalan." ucap Aska dengan Mencoba menghindar dari pukulan maut Alsha, walaupun badan Alsha kecil tapi pukulan mautnya itu seperti cowo dewasa yag berbadan kekar,

"GAK ALSHA GAMAU BERHENTI." Bukannya berhenti Alsha malah menjadi jadi memukul bahu Aska.

Dan karna mencoba menghindari pukulan maut Alsha itu tiba-tiba ...

"CITT."

Aska pun mengerem motornya secara mendadak, alhasil tubuh Alsha maju kedepan hingga terjadilah sekarang Alsha memeluk Aska.

Unchh udah main peluk-peluk nie :)


Jangan lupa tinggalkan vote ya!

Incident 2003Where stories live. Discover now