11

87 67 16
                                    


                                                  ***

Waktu menunjukkkan pukul 15.00 WIB.

Dan bel berbunyi menandakan pelajaran hari ini telah berakhir,

Semua murid berhamburan meninggalkan sekolah. Lain hal nya dengan dua cowok ini yang duduk bersantai di tribun lapangan basket, dan menunggu semuanya berkumpul.

Sebab hari ini mereka ada jadwal latihan basket, untuk tanding minggu depan.

Kaos hitam yang melekat dibadan ,dan celana pendek selutut serta tangan yang sibuk mengikat tali sepatu, seolah menambah kharisma yang ada dalam diri Aska saat ini.

Ia berdiri dan siap untuk mendrible bolanya, hup dengan tangan yang sudah mahir, Aska dengan mudah memainkannya.

Berbeda dengan Randi yang memlih duduk memainkan ponsel untuk mengupdate instastory nya, Randi memang notabe nya bisa dibilang tidak bisa hidup tanpa instagram. Biasa budak konten wkwk.

"Ka, tadi lo kemana?" tanya Randi sambil menutup handphone nya itu. Di dalam geng nya mereka biasa pakai sebutan kamu, atau lebih sering gue-lo  biasa biar gaul gitu ceritanyaa kan gak lucu geng nya sudah badass keren tapi pakai aku kamu wkwkwk.

"Kemana apanya? Kan dari tadi dikelas Ngikut pelajaran, lah gak mungkin lo ga tau." Dengan tangan yang cekatan memasukkan bola ke ring.

"Yaelah, bukan yang itu."

"Trus," ucap Aska dengan mata yang masih fokus pada bola.

"Ya gue tau tadi lo dikelas ngorok. maksud gue setelah dari BK, lo darimana?" Aska yang mendengarkan ucapan Randi barusan langsung saja ia menghentikan kegiatannya.

"Kepo." hanya satu kata yang diucapkan Aska, tidak lebih dan tidak kurang. Randi pun hanya bisa berdecak kecal karna Aska itu, ia memang sudah biasa dengan kata kata dingin Aska, setelah itu ia mempunyai ide agar Aska mau menceritakan kepadanya.

"Ihhh babang Askaa, kasih tau aku dong darimana tadi. Oh apa bang Aska punya cewe ya, bang Aska nyelikuhin aku, tega sekali kamu?" Teriak Randi dengan kerasnya 

Dan langsung mereka menjadi sorotan mata, karna mereka semua mengira dugaan nya benar. bahwa mereka homo.

Aska pun melihat orang disekelilingnya menatap nya dengan aneh

"Kalau lo masi ngomong, bola ini bisa melayang ke muka lo."

"HAHAHA, bercanda ya gaes .makanya kasih tau." ucap Randi yang masih mengelanjut kekepoan nya itu.

Tangan yang masih ngelanjut ngedribel "Dadi uwong kepo an, noh urus cewe bakso kemarin." ucap Aska dengan sedikit logat jawa, maklum Aska masih berapa bulan di Surabaya, jadi masih sedikit sedikit bisa.

"Nah untung, awakmu ngilingno karo arek wedok iku, aku ape crito ndek awakmu, mumpung iling iki." (nah untung, kamu ngingetin cewe itu, aku mau cerita, berhubung masi ingat) Randi yang ingat dengan kata kata cewe itu waktu pagi tadi langsung saja ia cerita ke Aska.

"Apaan?"

"Nah kan tadi gue ke kopsis, eh tiba tiba dia nyamperin, ya awalnya gue ngira dia mau nagih bakso nya, ternyata dia itu nanyain lo, untung uang gue masih aman." ucap Randi yang lega karna uangnya masih utuh.

"Kok gue?" Aska yang masih sama ngedrible bola itu berulang ulang

(aelah drible hatiku dong kaa, jangan bolanya terus, maap ya ada iklan dari author hehe. Selamat membaca)

"Buset ka, dimana dimana ya orang kalau ada yang nanyain tentang kita pasti seneng, lah ini malah dingin kek es, ga ngerti lagi dah." Randi sampai heran dengan Aska yang dinginnya minta ampun

"Kan cuma nanyain. yaudah masalahnya apa sama gue." ucapnya singkat

Aska yang dirasa sudah cukup pemanasannya, ia pun kembali duduk dan mengambil botolnya

"Bukan masalah sih, tapi sepertinya cewe itu suka sama lo." kata Randi yang seakan tahu segalanya.

"lo bukan hanya rempong tapi, tapi kek dukun." ucap Aska dengan  meneguk air minumnya  sampai ludes.

"Woy kutil dugong, sembarangan kalo ngomong. gue ini bicara sesuai insting naluri, biasanya naluri gue ini selalu benar kalo nebak." ucap Randi sambil memegang dadanya.

"Naluri apaan, dulu katanya Bella lo ramal jadi pacarlo, tapi ternyata jatuh ke pelukan orang lain, ternyata bukan Bella aja yang mengecewakan, naluri lo juga HAHAHA." Aska tertawa dengan jahatnya.

"Kalau bukan temen, tangan ini udah gatel mau gampar daritadi ka." bukannya berhenti, Aska justru menjadi jadi ketawa nya. yang melihat Randi dengan muka bete nya itu.

"Oh iya, rencana lo buat si goblok Kelvin tu gimana." ucap Randi dengan mengingat kejadian kemarin, Kelvin dan geng nya kalah dan lari begitu saja seperti pengecut. dengan sok sok an dia menantang tapi dia sendiri yang hilang begitu aja.

"Sementara ini kita diam aja, karena kalau tidak. kita dalam masalah nanti." 

Aska bukannya takut dengan ancaman BK tapi ia malas bila disangkutpaukan dengan papa nya.

Randi yang heran pun berkata "Ka tapi dia yang membuat kita seperti gini, dan gue tau pasti dia yang menyebarkan berita disekolah ini tentang tawuran kita."

"Masalah itu biar ku urus sendiri, pengecut seperti dia tidak akan gue diamkan begitu saja." jawab Aska, sambil melakukan gerakan push up.

Mendengarkan Aska berkata seperti itu membuat Randi bertepuk tangan dengan bangga.

"Tepuk tangan segala, lo kira gue burung." dengan melanjutkan Gerakan sit up

"Njay , ini tepuk tangan bangga aelah."

Mereka pun melanjutkan latihan Bersama pelatih dan anggota nya.


humor juga kau bang Aska nih  :)


Jangan lupa tinggalkan vote ya!

Incident 2003Where stories live. Discover now