12

90 67 19
                                    


Tok tok tok

"Assalamualaikum nenek."

Pintu pun terbuka, memperlihatkan seorang Nenek wajah khas asia dengan celemek yang masih melekat dipinggang, semua orang mengira kalau Neneknya ini adalah Mamanya saking masih awet muda nya, padahal umur udah berkepala 6 tapi masih saja terlihat umur 30 an

dan langsung saja Alsha mencium tangan nenek disusul dengan Naya.

"Walaikum salam, Alsha eh ini.." ucap sang nenek yang mecoba menigingat.

Dengan memegang bahu Naya "Ini Naya sahabat Alsha nek, masa nenek lupa? padahal Naya sering main ke sini."

Nenek menyipitkan kedua matanya meneliti muka Naya bak seperti gaun yang mau dijahit

"Ohh ini Naya, hauduh maaf in nenek ya, nenek udah tua suka lupa." ucapnya yang merrasa ingatannya sudah pulih

"Gapapa nek hehe" jawab Naya sembari tersenyum

"Ayo masuk." ajak Nenek dengan meggandeng tangan kanan Naya untuk menggiring masuk kedalam rumah

Naya pun sontak mencekal tangan Nenek Alsha "Maaf nek, saya mau pulang dulu soalnya ada sesuatu yang saya kerjakan." dengan suara lembut dan sopan Naya menolak ajakan nenek Alsha.

"Nenek, Naya ini mau pulang duluan soalnya dia mau stalking pangeran hood hmmp...." sahut Alsha yang sekarang mulutnya terbungkam karena tangan Naya

"Sha!, hehe ndak kok nek, agak nya Alsha hari ini kekurangan asupan gizi makanya dia mulai ngawur." ucap Naya dengan teta membekap mulut Alsha dengan tangannya.

Alsha yang mendengar itu pun melototkan kedua matanya dengan mencoba melepaskan bekapan tangan Naya "YA KAN sha." ucap Naya dengan penekanan.

Dan alhasil Alsha bisa melepaskan tangan Naya dari mulutnya, dan menahan sekuat mungkin untuk tidak tersenyum.

Seakan tahu dengan pembicaraan kedua gadis remaja ini "Ehh gausah malu, cerita sama nenek pasti aman kok." dengan mengelus bahu Naya.

"Pfft......, aman kok nay tenang aja" Alsha pun mengacungkan jempolnya dengan menahan tawa.

Terlintas Naya mempunyai ide "Eh tapi nek, cucu nenek ini tadi disekolah ketemuan diam diam sama cowo lo , benarkan aku sha." kata Naya yang tidak mau kalah itu.

Spontan Alsha memanas mengingat kejadian itu, sebelum neneknya menanyai macam macam

"Ndak kok nek, Nay katanya mau pulang silahkan keburu tuh cowo diambil orang lain, bye Naya. Ayo nek." Alsha pun menarik neneknya masuk ke dalam kemudian menutup pintunya.

Naya yang melihat Alsha salting sendiri tadi langsung tertawa berbahak bahak.

"Alsha apa bener yang dikatakan nay..." Alsha yang sudah tau maksud pembicaraan neneknya itu langsung saja ia. "Nenek, Alsha mau beol dulu yaa, babay nenek" dengan jalan cepat ia pergi ke kamar meninggalkan neneknya.

Dan sang nenek hanya bisa terheran heran melihat tingkah Alsha itu.

Dikamar, Alsha duduk dikursi meja belajar, bayangan kejadian tadi langsung menusuk dipikirannya.

"Aduhh kenapa sih dengan hari ini. Hari Alsha berantakan gara gara cowo ngeselin ituu, selalu aja bila dekat dengan cowo ngeselin itu, hari hari Alsha selalu tidak tenang, HUAAAAA." Alsha teriak frustasi dengan mengusap muka nya.

Nenek yang mendengar cucu nya teriak dengan kencangnya langsung saja ia berlari ke kamar Alsha.

TOK TOK

"Alsha, ada apa sayang kamu kok teriak." tanya sang nenek dengan khawatir.

Alsha pun mengerjapkan matanya dan "Ehh ndak nek, ini tadi ada kecoa di tempat tidur makanya Alsha teriak." jawab Alsha dari dalam kamar. karena memang Alsha sangat takut dengan namanya serangga apalagi kecoa, pernah suatu kejadian dia waktu mandi tiba tiba aja ada kecoa dirambutnya yang penuh busa itu, dan Alsha teriak bukan main karena bukan hanya takut tapi juga geli apalagi bau nya itu.

"Yaudah sini, nenek aja yang mengusirnya."

Alsha membukakan pintu dan "Gausah nek, sudah pergi hehe, oh ya nek hari ini nenek gausah nyiapin makan buat Alsha ya."

"Loh piye toh, arep dimasakno kok ora mangan." (loh ya apa sih, mau dimasakan kok ga makan) medok jawa nenek pun keluar.

"Nenek, alsha sampun dhahar kale Naya, Alsha saiki tilem nggeh." (nenek, Alsha tadi sudah makan sama Naya, Alsha sekarang mau tidur) jawab Alsha berbahasa jawa dengan memgang kedua bahu nenek

"Dadah nenek." dengan mengecup pipi Neneknya singkat

"Al-"

"jebb"

belum sempat nenek menuntaskan pembicaraanya, Alsha sudah terlebih dahulu menutup pintu kamarnya.

"Baiklah kalau kamu lapar, panggil nenek ya."

"Iya nek." sahut Alsha dari dalam

"Cah iki, mesti angel lak mangan toh yo yo." (anak ini, kalau disuruh makan sulit sekali) gumam nenek

***

Hari ini, pagi membangunkannya seperti biasa. memaksanya untuk segera memberi salam kepada sang mentari.

Matanya perlahan terbuka. Ketika sinar mentari menembus telebih dahulu melalui jendela tanpa gorden. Sedikit silau, tapi hangat. Tubuhnya masih belum siap untuk dipaksa bangun. Matanya lagi-lagi enggan terbuka. "Ah, tidur lima menit lagi." Dengan senang hati tubuhnya kembali bermimpi.

Tapi suara Pak Ayub yang tergiang ditelinga nya seolah membangunkan dari mimpinya.

"TIDAKK, hari ini ada ujian praktik dari Pak Ayub, Alsha gaboleh terlambat, GABOLEH." ia pun berlari menuju kamar mandi.

Tak lama Neneknya sudah ada di depan kamar Alsha berniat membanggunkan cucu kesayangannya "ALSHA, kamu sudah bangun apa belum?" karna tida ada respon dari dalam, akhirnya nenek membuka knop pintu dan tidak melihat keberadaan cucunya itu.

"Byur byur"

Sang nenek yang tahu sumber suara itu berasal, dan bergumam "mandi toh tupanya". saat mau melangkah pergi, pandangan sang nenek tidak sengaja melihat bingkai foto itu. Dengan hati yang sedih sang nenek mengambil foto tersebut. terlintas sang nenek tahu apa yang dirasakan cucu kesayangannya itu, nenek tahu betul apa yang dirasakan cucunya ini, memang tidak mudah untuk Alsha melalui ini semua, tapi sang nenek berusaha menjadi nenek sekaligus kedua orang tua bagi Alsha dengan sebaik-baik nya.

"Maafkan nenek, Alsha...." lirih sang nenek dengan air mata yang lolos begitu saja membasahi kedua pipi.

"Maaf untuk apa nek?"

Jangan lupa tinggalkan vote ya!



Incident 2003Where stories live. Discover now