~ Jaehyun ~ (17)

2.2K 440 64
                                    

Eh, coba pencet gambar bintang yang ada di pojok kiri. Keren tau bisa berubah warna😳

.

.

.

.

.

.

.

Datar.

Kebanyakan orang bilang kalau kehidupan pekerja itu datar datar saja. Membosankan, kadang merasa jenuh, dan hidupnya seperti kaset yang diputar ulang terus menerus.

Tapi sepertinya kata datar tidak sesuai dengan opinimu. Menurutmu, kehidupan bekerja itu seperti melewati lembah dan gunung. Naik turun naik turun terus.

Maksudnya naik turun terus itu adalah emosimu.

Hampir sering kesabaranmu diuji, bahkan pernah lepas kendali jika berhadapan dengan seseorang yang begitu menyebalkan, yang parahnya lagi ia berada satu ruangan denganmu.

Itu adalah rekan kerjamu, yang padahal lebih lama bekerja dari padamu. Tapi sayang otaknya masih lemot dan malas untuk berpikir maju.

Jadi setiap hari, kamu harus siap mendapat panggilan atau tepukannya.

Sebagai junior, memang kamu sudah dikatakan cukup mahir dan bahkan siap untuk meraih gelar senior. Berkat keenceran otakmu, dan mampu berpikir kritis, memang semuanya bisa diselesaikan.

Beda dengannya, kerjanya hanya nyolek sana sini, meminta bantuan kepada siapapun, berisik dan lain lain. Semuanya berkumpul jadi satu dan menciptakan kata yang mampu mendefinisikannya.

Si hama.

Seperti saat ini. Kamu sedang mengecek ribuan kode yang kamu yakini sebentar lagi akan siap untuk pembaruan progam khusus perol. Namun sebelum merasa bangga, kamu harus meneliti terlebih dahulu agar tidak ada kesalahan.

Tapi tiba tiba, kefokusanmu buyar karena dikagetkan dengan seseorang yang menepuk pundakmu tidak selow. Kesal bukan main, kamu menatap sang pembuat ulah dengan tajam.


"Apasih?"

"Dari tadi aku panggilin gak nyaut nyaut."

Kebiasannya juga, ia berbicara dengan informal dan terkesan ketus. Bahkan kepada yang lebih tua pun begitu.

"Kenapa?"


Dia, atau kita panggil saja Gojila, menarik tanganmu untuk mengampiri meja khususnya. Ia pun duduk di kursinya, disusul kamu yang ikut menatap dua layar komputernya.



"Ini gimana sih supaya copy yang ini ke sini?"

Kamu menganga lebar. Super lebar sampai nyamuk pun bisa masuk ke dalam goa hangat berbau aneh itu.

Kalau misalnya kamu membantu orang yang tidak mengerti sama sekali, maka dengan iklhas dan sabar kamu mengajarinya dari awal. Tapi ini benar benar berlebihan.

Gojila sudah sering bertanya ini itu, kamu juga menerangkannya sampai mulutmu berbusa. Tapi sayang, apa yang selalu kamu jelaskan dengan mudah ia lupakan seolah ia sudah pro dalam hal itu.

Beberapa kali kamu bilang ke dia untuk mencatat apa yang kamu ucapkan. Tapi ia selalu menolak, atau berdalih alasan. Seperti "aku dah ngerti", "ahh gak usah lah" atau yang paling menyebalkan "ini gampang kok."

Heran kok ada aja ya orang kayak begitu.

"kan aku pernah kasih tau kak. Gini caranya-!"

Dari ulang, kamu menjelaskannya lagi dan lagi, sampai kamu mendapati dirinya mengangguk paham. Entah sih, itu tanda ia paham atau hanya mengangguk lagi dugem.

Our Baby!《 Jaehyun x You 》Where stories live. Discover now