chapter 12👟

65 8 1
                                    

Cekitttttt

"Dah sampe"

"Heh busett gila lo nge rem biasa ajah kali ampe bunyi gitu ban lo kan gue kaget"ucap Dita memegang dadanya yang naik turun lalu setelahnya ia turun dari motor besar milik Eric dengan perlahan

"Makasih ric, maaf ngerepotin mulu"

Eric terkekeh mendengarnya"Sans ajah lagian gue kan pacar lo"jawabnya seraya mengedipkan mata

"Ishh apaan si lo btw makasih ya traktiran nya gue jadi gak perlu masak bareng ka indah"

"Iya iyaa bosen gue makasih mulu dari tadi"

"Ishh dasar"

"Yaudah dit gue pulang dulu"

"Eh Iyah hati hati di jalan, awas suka banyak semut lewat ntar lo geleng mereka lagi kan kasian mereka lagi cari makan"

"Hahaha ada ada ajah lo"

"lucu"batin Eric seraya tersenyum

"Ya udah bayy"

"Iya ric, awas hati hati" Ucap Dita sedikit meninggikan suaranya

Setelahnya Eric langsung menstater motor dan pergi dari sana menuju ke apartement karna jujur saja hari ini ia sangat kelelahan dan yang ada dibenaknya sekarang adalah cepat bertemu dengan mpuk nya kasur dikamar

Melihat Eric sudah hilang dari penglihatannya tidak disadari Dita tiba-tiba tersenyum etahlah rasanya jika dekat dengn Eric ia selalu teringat gio

"Hmm Eric, kok gue mulai suka ya sama lo" Batinnya berucap

"Ehhhhhh aduh apaan si dit masa iya lo suka sama cowo nyebelin kek balok es itu mana maksa lagi gue jadi pacarnya" Gumamnya entah pada siapa sambil menggelengkan kepala dan menepuknya berupaya mengenyahkan pikiran tentang Eric barusan

"Ouhhh... Jadi yang tadi di kafe itu bukan temen yaa tapi ehem ehem nya ouh berani ya ni anak ga cerita sama kakaknya"

Dita terkejut dari lamunannya lantas saja ia menoleh kesamping melihat indah yang menyilangkan tangannya di depan dada dengan alis yang naik turun

"Ishhhh kak indah apaan si enggak itu loh dia tuu ih.. Udah ah Dita mau masuk mau mandii gerahh" Jawab nya dan berlalu dari sana meninggalkan indah yang terkekeh melihat tingkah adik angkat nya itu

"Dasar anak jaman sekarang mainnya rahasia rahasiaan ajah"gumamnya sambil menggelengkan kepala dan berlalu masuk kerumah sederhana nya karna langit sudah gelap.

***

Drtttt drttttt..

Suara itu berasal dari handphone Eric yang tak berhenti berdering namun sayang tidak ada yang mengangkat nya sama sekali lalu setelah itu handphone nya mati dan sepersekian detik kemudian benda itu kembali berdering

Drttttt drrrtttt

"Aduhhh siapa si tuh yang telpon ganggu ajah gak tau apah gue baru selesei mandi"

Eric terlihat mengerutkan keningnya seraya mengusap rambutnya yang masih basah dengan handuk kecil lantas ia melihat dengan raut kesal pada handphone yang tak ada hentinya berdering

Langsung saja ia menempelkan benda pipih itu pada telinganya tanpa menghiraukan kontak siapa yang tertera disana

"Hallo?" Ucapnya setelah tersambung

"Eric ini papah nak"

"Ouh papah toh, Eric kira siapa"

"Kamu apa kabar?"

Viona & Anggara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang