Chapter 45👟

31 4 2
                                    

Keesokan harinya..

Hansaplast tertera jelas di kening milik Dita akibat kejadian kemarin tentang Eric yang membuatnya terjatuh. Dan pagi hari ini tak seperti biasanya.

Tadi Dita sempat menunggu Eric menjemputnya untuk pergi bersama, namun harapan tinggalan harapan rupanya Eric benar-benar memutuskan hubungan dengannya, miris memang. Dan terpaksa Dita pun menggunakan angkutan umum untuk menuju sekolah.

Hingga setelah bel istirahat berbunyi, disinilah Dita berada. Sebuah taman kecil di belakang sekolah. Kalian ingat? Sewaktu Eric menembak Dita hanya karena Dita melempar bola dan mengenai kepala Eric. Iyaa, tepat sekali disinilah tempat nya.

Sekarang Dita melamun karena kejadian kemarin, menurutnya ini semua terlalu cepat berubah. Baru saja kemarin lusa ia dan Eric bermain dan bersenang-senang di pasar malam, tapi sekarang. Bahkan tak ada satupun kata dari Eric untuk sekedar menyapanya.

"Lohh.. Dita, lo disini? Gue cariin kemana mana ternyata disini" Itu Riska yang tiba-tiba datang dan terduduk di samping Dita

Dita menoleh lalu tersenyum "lo gak ke kantin ris? " Tanya Dita

"Lebih baik gue temenin sahabat gue disini, dari pada gue makan sendiri di kantin" Jawab Riska spontan

"Makasih ya Ris, lo emang sahabat gue yang paling baik" Ucap Dita tersenyum

"Lo santai aja Dit" Jawab Riska. Lalu hening.

"Ris.. Tentang kemarin" Ucap Dita tiba-tiba memecahkan keheningan. Riska menoleh lalu mengkerut kan keningnya.

"Kemarin? Ouh iya Dit luka lo udah baikan?, Dit udah lah lo jangan pikirin Eric dulu-

"Waktu itu sebelum gue berangkat ke pasar malem bareng Eric, gue sempet pecahin celengan gue Ris"kata Dita memotong ucapan Riska. Lalu Riska pun langsung terdiam dan menunggu Dita berbicara kembali.

"Saat itu juga kak Indah bilang kalo Eric dateng ke rumah, otomatis gue langsung beresin semua uang nya dan gue simpen di lemari terus gue samperin Eric dan kita pergi ke pasar malem" Lanjut Dita dengan mata menatap lurus kedepan.

"Dan lo tau Ris? Setelah gue pulang Uang itu belum sempet gue hitung lagi karna mata gue ngantuk banget, alhasil kemarin gue gak bawa uang itu karna belum gue hitung ulang dan gue niatnya mau di bayarin hari ini"

"Tapi entah kenapa kemarin gue harus lewatin kejadian besar yang gak pernah gue duga sebelumnya" Dita mulai menunduk lalu memejamkan matanya. Riska yang melihat itu juga ikut merasakan kesedihan.

"Dit,udah Dit-

Dita langsung menoleh "gue emang miskin Ris, gue emang gak punya apa apa, gue bahkan gak seperti mereka yang suka belanja ke tempat mewah.. Hiks" Air matanya mulai mengalir

"Dit.. Gue paham-

"Tapi satu Ris, walaupun gue miskin tapi gue juga manusia gue punya hati dan gue juga punya harga diri, gak mungkin gue lakuin hal itu Ris lo percaya kan sama gue.. Hiks" Lagi dan lagi ucapan Riska harus terpotong oleh Dita yang sudah menangis. Lalu Riska pun membawa Dita kedalam dekapannya. Ia percaya pada sahabatnya ini, tak mungkin Dita berani melakukan itu.

***

Suasana kantin hari ini berbeda jauh dari sebelumnya, karena ternyata semua murid di SMA ini terlihat memenuhi kantin yang alhasil kantin menjadi sangat ramai.

Jika kantin tampak ramai, maka tak salah kalau ada Amanda dan Mitha yang sedang berbincang manis dengan satu porsi makanan di hadapan mereka masing-masing.

"Eh Man"

"Apaan?" Amanda menoleh kearah Mitha

"Lo liat deh, banyak banget orang orang yang bilang kalo pangeran pelita bangsa ulang tahun hari ini" Kata Mitha sambil terus menatap handphone nya

Viona & Anggara Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang