chapter 34👟

31 4 2
                                    


"Hallo Dit,lo gak papa kan?"

Kakinya tak pernah berhenti untuk bergerak karna ternyata kakinya terus saja berjalan kesana kemari di depan tempat tidur, lalu ditengah gerakan jalannya lagi dan lagi ia kembali membuka suara untuk menyapa pada seseorang di sebrang sana

"Dittt?.. Hallo"

Hanya kalimat itu saja yang terus ia ucapkan dengan kening mengkerut pertanda ia sedang heran karna seseorang disebrang sana kini tidak menjawabnya

"Kok gak di jawab perasaan ni telpon masih nyambung" Ia bergumam heran dengan sorot mata tertuju pada handphone

"Dan gue gak salah denger, tadi ada suara gelas jatuh" Ia mulai menduga duga

"Aduhhh tuh anak kenapa lagih" Gumamnya lagi seraya terduduk di tepi kasur

Dia kembali mengkerutkan keningnya karna sambungan masih terhubung namun tetap saja Dita tidak menjawab ucapannya sama sekali, ada apa ini? Kenapa dia merasa khawatir dan tidak di herankan lagi tadi ia mendengar jelas suara pecahan kaca iyaa, ini pasti ada hubungannya dengan Dita itulah pikirnya

"Gue harus kesana" Gumamnya dengan nada sedikit cemas

"Iya gue harus samperin dia" Gumamnya lagi lalu setelah itu dia mematikan sambungan telepon nya dan memasukan benda itu kedalam saku lantas ia beranjak dan pergi dari sana menuju ke rumah Dita untuk melihat keadaannya sekarang.

***

Selama di perjalanan Eric tak henti hentinya mengkhawatirkan Dita dia terus saja teringat gadis itu..

Prangg!!

"Hallo Dit?, lo kenapa?" Tanya nya

"Dit? Lo gak papa kan, hallo?" Tanya nya lagi

"Dittt.. Gelasnya jatoh?"

"Ditttaa..?" Dia mulai bertanya dengan intonasi yang panik

Eric kembali teringat tentang percakapannya dengan Dita awalnya ia merasa terkejut karna suara pecahan kaca itu sangat menggema di speker handphone milik nya lalu setelah itu dia merasa khawatir dan terus saja memanggil Dita dalam sambungan telpon namun kalian juga tau kan, Dita tidak menjawabnya sama sekali dan hal tersebut mampu membuat dia merasa khawatir pasalnya ia tau Indah pasti sedang bekerja dan keadaan Dita, dia pasti sedang sendiri di rumahnya

Maka dari itu ia harus mendatangi Dita kesana karna dia tidak ingin terjadi apa apa pada gadisnya.

Kini tak membutuhkan waktu yang lama ia pun sudah sampai dikediaman rumah sederhana milik Dita lalu dengan gerakan cepat ia turun dari motor itu dan berjalan menuju pintu untuk mengetuknya

Tokk tokk

Tokkk tokkk

Rautnya terlihat masih cemas ditambah kaki yang ia hentakkan pelan diatas lantai lalu ia pun kembali mengetuk benda itu karna ternyata di ketukan awal Dita tidak membukanya

Tokk tokkk

Tokk tokkk

Kali ini kesabaran dia sudah habis karna mampu tergantikan oleh rasa khawatir yang melanda dirinya lalu ia pun memegang gagang pintu itu untuk ia putar dengan perlahan

Ceklekk

Untungnya pintu tidak terkunci dan sekarang benda itu sudah terbuka lalu ia mulai mendorong pintu itu lebih lebar lagi

"Hiks.. Papahhh papahh"

"Hiks..PAPAHHHHHH AAAA GAK MUNGKINNN hiks.. Hiksss"

Langkahnya terhenti lalu jantungnya berdebar dengan seketika bersamaan dengan mata yang ia buat menjadi melotot akibat teriakan dari dalam yang mampu membuatnya terkejut

Viona & Anggara Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora