25. Not Ready, Valerian

840 107 11
                                    

Though some of us know this herb for its calming properties, this bloom has a more active meaning: readiness

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Though some of us know this herb for its calming properties, this bloom has a more active meaning: readiness. If you've got valerian in your wildflower bouquet, you're prepared for anything.



"Jeno-ya...."

"Hei," ucap Jeno kemudian mengecup dahi Jaemin dengan lembut.

"Mau makan malam dulu?"

Pertanyaan Jaemin itu dibalas gelengan oleh Jeno. "Aku sudah makan," jawabnya. Jaemin pun hanya me ngangguk kemudian berjalan menuju kamarnya yang diikuti oleh Jeno.

Seperti biasanya, setelah toko bunganya tutup, Jeno selalu datang ke rumah Jaemin. Kebanyakan mereka akan berakhir dengan pergumulan panas, tapi dari kelihatannya Jeno sedang tidak dalam mood yang bagus.

"Aku mandi dulu," ucap Jeno kemudian masuk ke dalam kamar mandi pada kamar Jaemin. Si manis yang ditinggal sejenak itu pun mengganti pakaiannya dengan piyama merah muda sebelum ia menyemprotkan parfum pada seluruh tubuhnya.

Jeno memang tidak pernah, komplain apapun tentang dirinya. Tapi, tetap saja Jaemin ingin menampilkan dirinya versi terbaik pada pria itu. Meski sedikit, setidaknya Jaemin ingin berusaha.

Ketika Jaemin membaringkan dirinya pada ranjang sembari membaca buku yang ia beli tempo hari, ia bisa merasakan sebuah tangan melingkar pada perutnya. Jaemin pun tersenyum. Perlakuan manis dari Jeno selalu bisa melelehkan hatinya.

"Jeno-ya?"

"Hmm?"

"Kita.... Ayo kita jalan-jalan," ucap Jaemin ragu-ragu.

Sejujurnya Jaemin tidak tahu pemikiran itu datang dari mana. Hanya, ia tiba-tiba ingin menghabiskan waktu berdua dengan Jeno lebih lama. Rasa-rasanya Jaemin sudah kecanduan Jeno sepertinya.

Bayangan dirinya dan Jeno pergi bersama-sama dan menghabiskan waktu berdua saja terasa begitu indah. Jaemin akan punya banyak daftar hal yang ingin ia lakukan bersama Jeno. Sungguh, ia sudah tidak sabar.

"Kenapa?" tanya Jeno singkat.

"Entahlah, hanya ingin saja."

"Karena itulah, kenapa? Hal yang seperti itu tidak terlalu penting."

Jaemin membulatkan matanya. Ia tidak mengira respon Jeno akan seperti ini. Dalam bayangannya Jeno tentu akan menyetujuinya dan ingin cepat-cepat menentukan tanggal keberangkatan mereka.

Tapi, Jeno tidak mau, kah?

"Kau tidak mau?"

"Kita tak butuh hal seperti itu," balas Jeno kemudian memeluk Jaemin lebih erat. Tak lama Jaemin pun bisa merasakan kalau lelaki itu sudah jatuh pada alam bawah sadarnya. Padahal, Jaemin masih ingin bertanya lebih banyak.

il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang