28. Still Waiting, Astilbe

757 92 8
                                    

The flower is also known as false spirea, false goat's beard, or feather flower and they are said to have the meaning of "I will be waiting for you' or 'I'll still be waiting," symbolizing patience and dedication to a loved one

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

The flower is also known as false spirea, false goat's beard, or feather flower and they are said to have the meaning of "I will be waiting for you' or 'I'll still be waiting," symbolizing patience and dedication to a loved one. 



Setelah 2 jam lamanya Jeno berada di tempat itu, lelaki itu mau tidak mau harus menyudahi kunjungannya karena harus bekerja. Sebetulnya, ia masih ingin berada di sini. Meski sebanyak apapun ia datang, selalu ada hal yang ingin ia bicarakan.

Jeno pun menjalankan kakinya keluar. Hatinya terasa begitu berat karena harus puas hanya dengan berbicara saja. Tanpa sadar, Jeno yang kesal itu kedua tangannya itu mulai mengepal. Sungguh, diperdaya oleh keadaan rasanya begitu buruk.

"Sudah selesai, nak?"

Wanita tua yang tengah menyusun beberapa bunga itu menyapa Jeno yang baru saja keluar. Ekspresinya menunjukan rasa khawatir, Jeno pun tahu tapi hanya inilah yang bisa ia lakukan. Sebagai balasan, ia pun perlahan menganggukan kepalanya kemudian tersenyum.

"Ya, sudah," balasnya. Mata lelaki itu yang tadinya membalas tatapan wanita itu kini tampak lari kesana kemari, Jeno entah kenapa terlihat ragu akan sesuatu. Wanita tua yang Jeno juga panggil eommoni itu mulai sadar akan gelagat Jeno yang aneh. Ia pun memutuskan untuk bertanya lebih lanjut.

"Ada apa, nak? Wajahmu terlihat ingin mengatakan sesuatu," tebak wanita itu.

"Hmm, apa malam ini aku boleh menginap? Hanya malam ini saja," pinta Jeno pada akhirnya.

Wanita tua yang tadinya merasa khawatir itu semakin meredupkan ekspresinya, ia pun terlihat menghela nafasnya dalam-dalam. Tapi tak lama kemudia, kepalanya mengangguk sebagai persetujuaan untuk menyanggupi permintaan Jeno itu.

"Iya, tidak apa-apa. Datanglah. Kalau bisa sebelum makan malam, kita makan bersama."

Jeno tersenyum senang, "Boleh, saya akan datang sebelum jam makan malam."

"Kalau begitu saya pergi dulu," pamitnya.

Wanita itu hanya menatap Jeno yang pergi dengan tatapannya yang sedih. Tangannya berjalan menyentuh sebuah syal berwarna merah milik putrinya lalu ia peluk dengan erat.

Sepertinya keputusannya beberapa bulan lalu untuk meminta putrinya berkencan adalah keputusan yang baik sekaligus buruk. Ia senang melihat anaknya jatuh hati, tapi kalau tahu ia akan pergi secepat itu dan hal yang akan terjadi pada Jeno, ia tidak tahu itu adalah keputusan yang tepat.

Padahal sudah tiga bulan lamanya.

Dari hal ini, ia belajar satu hal.

Ternyata yang paling menderita ketika seseorang pergi adalah orang yang ditinggalkan.

***

Jaemin menunggu Jeno di rumahnya. Si manis itu mendudukan dirinya pada sofa ruang tamunya sembari membaca buku yang barusan ia beli. Ia buka halaman demi halaman, berusaha mengisi waktu menunggu kedatangan Jeno ke rumahnya.

il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]Where stories live. Discover now