31. I Need a Gladiolus

801 106 25
                                    

The Gladiolus also sports spikes of flowers, and it lends a name to the Roman Gladiators who fought fiercely for their freedom

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

The Gladiolus also sports spikes of flowers, and it lends a name to the Roman Gladiators who fought fiercely for their freedom. This flower is the perfect gift for anyone fighting through something difficult, from divorce to illness




Jaemin mengeratkan genggaman pada kedua tangannya. Rasa takut mulai menyelimuti hatinya. Meski ia berharap kalau ini bukanlah sesuatu yang serius, tatapan wanita di depannya begitu mendalam.

Gugup, ia pun menelan ludah saat melihat bibir ibu itu mulai terbuka lagi. Hatinya tidak siap. Meski ia tahu tentang kenyataan bahwa Jeno mencintainya, tapi tetap saja hal ini memunculkan kekhawatiran dalam dirinya.

"Aku tahu kalau kau dan Jeno sedang memulai sesuatu. Hmm... Aku berbicara begini karena aku adalah ibunya dan kau Jaemin, aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri. Aku tidak mau kalian-tidak, Jaemin ada sesuatu yang tak kau ketahui," jelas wanita itu ragu-ragu.

"Apa itu?" tanya Jaemin hati-hati.

"Jaemin-ah, meskipun aku ibunya aku tidak mau anakku melakukan hal seperti ini-justru, karena aku adalah ibunya aku harus mengatakannya. Apa kau tahu kalau setiap minggu Jeno selalu berkunjung ke sini? Aku juga baru tahu-"

"Apa?" potong Jaemin tiba-tiba. "Setiap minggu Jeno mengunjungi Miu? Tapi....kenapa? Lalu... lalu bagaimana dengan kemeja ini?" Jaemin meletakan kemeja Jeno yang tadi ia temukan di dalam kamar itu ke atas meja.

"Semalam Jeno menginap di sini, nak. Sebelumnya aku membiarkan saja ketika Jeno datang setiap minggu, aku pikir anak itu pasti hanya sedih dan akan berhenti dalam satu atau dua bulan, tapi sampai bulan ketiga ini ia belum juga berhenti dan semalam ia meminta menginap, maka itu aku bicara dengan ibunya," ujar ibu dari Miu.

"Kami tahu kalian sudah besar dan tidak seharusnya ikut campur urusan kalian. Hanya saja, aku tidak mau melihat hal yang sama terjadi padamu, Jaemin-ah. Sudah cukup itu terjadi pada anakku saja, aku tidak bisa membiarkan anakku sekarang justru jadi pelakunya."

Jaemin yang mendengar kesalahan masa lalunya itu diungkit kembali hanya bisa menundukan kepalanya. Hatinya begitu kacau, ada terlalu banyak perasaan yang bercampur aduk menjadi satu. Ia bahkan tidak bisa menguraikannya, ini semua terlalu rumit.

"Maaf."

Hanya satu kata itu yang bisa ia ucapkan dalam keadaan kacau ini. Awalnya Jaemin ke sini hanya berniat untuk mengunjungi mendiang sahabatnya, tapi tiba-tiba semuanya berada di luar kendali.

Jaemin sudah kehabisan kata-kata.

Mau tidak mau ia harus dihadapkan dengan kenyataan pahit lain yang harus ia terima lagi. Ia kira kisah cintanya yang satu ini akan begitu lancar dan tanpa masalah. Tidak mengira kalau bahkan yang menunggunya sebesar ini.

"Jaemin-ah, cobalah bicara pada Jeno, ok? Aku yakin kalian akan menemukan jalan keluarnya."

***

il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang