35. Confusing Dahlia

925 109 0
                                    

Generally, these summer-blooming and vivid flowers symbolize elegance, inner strength, change, creativity, and dignity

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Generally, these summer-blooming and vivid flowers symbolize elegance, inner strength, change, creativity, and dignity. Though most of the many symbolism is positive, dahlias still carry a few negative connotations, including betrayal, dishonesty, and instability.



Pada sebuah ruang kamar, kini dua mata tengah bertatapan dengan sengit. Aura yang kedua lelaki itu pancarkan begitu gelap dan tak satu pun dari mereka yang terlihat mau mengalah dari egonya.

"Oh, akhirnya aku bertemu dengan boneka istriku. Sayang sekali kita baru bertatap muka sekarang, seharusnya kita bertemu lebih cepat, ya?"

Jeno tersenyum sinis mendengar omong kosong dari pria yang bernama Johnny itu. Tangannya yang menggantung itu sudah mengepal erat, menahan amarahnya sekuat mungkin. Bahkan sebelum lelaki itu mengeluarkan suaranya, Jeno sudah merasa mendidih hanya dengan melihat wajahnya itu.

"Kau pikun atau apa? Kau dan Jaemin sudah bercerai 1 tahun lalu dan kau tidak pantas memanggilnya dengan panggilan itu sekarang," balasnya.

Tawa kencang Johnny yang pecah setelah itu membuat Jeno semakin geram. Rasanya ia ingin segera memukulinya tanpa belas kasihan. Tapi, Jeno menahannya. Tidak berguna baginya membuang-buang energi untuk orang macam itu.

"Oke, oke, serius sekali kau ini. Aku tidak sedang dalam mood untuk berkelahi. Bagaimana kalau aku ceritakan saja betapa nakalnya Jaemin di ranjang? Kau tahulah, aku juga dulu hampir setiap hari melakukannya dengannya. Hmm? Bagaimana? Penasaran, kan?"

Sebentar, bagaimana Johnny tahu kalau ia dan Jaemin terlibat hubungan seperti itu? Apa pria itu stalker gila? Bahkan setelah mereka bercerai selama 1 tahun ia masih menguntit kegiatan Jaemin?

"Wah, ternyata kau lebih gila dari yang aku kira."

Johnny yang tengah duduk di atas ranjang itu kembali tertawa. Dengan santainya pria itu pun menjawab, "Kenapa? Karena aku menggunakannya setiap hari? Kau kan juga sama," ucapnya enteng.

Jeno menggeleng, "Tidak. Kau menguntit Jaemin, kan?"

"Aku sudah mengatakannya padahal pada Jaemin kalau aku memasang kamera di rumahnya. Dia tidak bilang tadi?"

Jeno yang mendengar jawaban seperti itu dari Johnny sudah tidak bisa lagi menahannya. Bisa bisanya ia menganggap sepele hal seperti itu! Apa otak pria itu sudah hilang?

"Dasar gila!"

Jeno pun berlari menuju Johnny dan langsung membanting tubuhnya. Ia pun melayangkan tinjuan pertamanya pada pipi kanan Johnny, lalu pipi kirinya dan begitu seterusnya. Tapi anehnya, lelaki dibawahnya ini tidak sedikit pun mengelak. Johnny membiarkan saja Jeno memukulinya.

Kesal. Jeno entah mengapa merasa semakin kesal ketika melihat Johnny yang sama sekali tidak menolak pukulannya. Bukankah dia itu polisi? Pasti dia diajari untuk berkelahi, kan? Tapi mengapa bahkan sekadar melawan saja tidak Johnny lakukan?

il mio fiore [NOMIN ; Lee Jeno x Na Jaemin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang