SATU | RAKA BAGI ALMA

1.9K 135 36
                                    

Selamat Membaca

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat Membaca

Seberapa besar pertumbuhanmu bertambah

Tetap saja kamu hanya seorang anak-anak yang memerlukan uluran tangan orang dewasa.

****

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happh birthday to you

Alma tersenyum sambil terus menyanyikan lagu selamat ulang tahun untuk Raka. Adiknya itu hari ini tepat berusia 11 tahun. Sejak pagi Raka selalu menagih hadiah kepada Alma. Namun yang Alma berikan hanya omong kosong berisi sumpah serapah. Karena pagi Alma benar-benar rusak tadi.

Yang Alma dengar dari gurunya Raka. Sepanjang hari Raka jadi anak yang pendiam. Biasanya jika jam istirahat telah datang Raka akan berlari kencang kelapangan untuk bermain bola. Namun hari ini Raka benar-benar berbeda.

Mata Raka berbinar saat melihat kue berukuran sedang dengan hiasan lilin di atasnya. Kue ini Alma beli berkat mengumpulkan uang jajannya selama berbulan-bulan. Walaupun tak bisa memberikan hadiah yang mewah, setidaknya Raka masih bisa tersenyum mendapat kejutan kecil ini dari sang Kakak.

"Teteh ingat?" ucap Raka dengan ekspresi yang sangat menggemaskan.

Mata Alma memincing ke arah Raka, menatap Raka lekat-lekat.

"Mana bisa teteh lupa, dari pagi kan kamu udah minta hadiah terus sama teteh," ledek Alma dengan tawa yang terpancar.

"Tiup dulu lilinya," kata Alma kepada Raka.

Namun saat sang adik ingin meniupnya Alma menyela, "Eits. Berdoa dulu. Siapa tahu do'a tahun ini bisa dikabulkan."

Raka menurut, sebenarnya Alma tak terlalu memumpuni budaya barat yang satu itu. Bagi Alma ulang tahun hanya pemambahan umur tanpa perlu perayaan apapun. Toh sejak kecil Alma memang tak pernah dapat perayaan ulang tahun. Tapi, karena Raka mungkin belum begitu mengerti, sesekali membuat perayaan seperti ini tak masalah bukan?

Raka mulai menyatukan kedua tangannya, telapak tangannya dia tadahkan layaknya seperti meminta kepada sang maha kuasa. Matanya terpejam kuat.

"Yallah, semoga teteh bahagia."

Alma menyerit, ini kan ulang tahunya, mengapa Raka tidak meminta kebaikan untuk dirinya sendiri?

"Kenapa teteh? Raka dong harusnya."

Raka tak menghiraukan ucapaan Alma. Bocah itu masih terus memejamkan matanya.

"Selama ini teteh selalu kena omelan Papa kalau telat jemput Raka. Selama ini teteh juga gapernah dapat hadiah ulang tahun dari papa. Teteh sibuk sekolah. Belajar, sama cari Mama. Raka gatau mau do'a apa. Yang penting teteh bisa selalu di samping Raka aja Raka udah seneng. Raka sedih kalau lihat teteh nangis dikamar tiap malam. Tapi Raka gabisa apa-apa."

Without Me [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang