10. Suara Bayi Tokek-tokek

59 19 15
                                    

Hari Minggu telah tiba. Tentu saja hari yang paling malas ditemui oleh seluruh murid Delusion. Kenapa? Jelas karena besok adalah hari Senin. Pelajaran sihir. Eugh, malas sekali!

Di sebuah taman luas tempat dimana para Delusion bayi, balita, dan remaja dapat bertemu. Bayi Delusion yang berumur 1-5 tahun, anak Delusion berumur 6-10 tahun, dan sisanya adalah yang berusia 11-25 tahun. Mereka semua dipisahkan. Jika sudah berusia 26 tahun, maka Delusion itu akan dipindahkan ke tempat orang tua, ya, Parent Delusion. Disana ia bebas mencari pasangan, menikah dan memiliki anak. Lalu berlanjut disana sampai tua dan meninggal. Para parent Delusion juga bekerja seperti manusia pada umumnya, mereka memiliki profesi bermacam-macam sama seperti dunia manusia.

Beralih pada hari yang cerah ini. Para Delusion berkumpul bersama untuk bermain. Ada anak bayi, balita, remaja, intinya bermacam anak. Tidak ada orang tua kecuali para pengawas. Ah ya, para pengawas bayi Delusion berasal dari demigod. Ya, demigod adalah manusia setengah dewa. Mereka dipilih dan diperintahkan untuk menjaga setiap bayi dan anak Delusion yang masih memerlukan orang tua untuk dirawat dan dijaga, seperti orang tua angkat. Mengapa ada peraturan seperti ini? Mengapa tidak orang tua kandung yang merasa anak mereka? Itu dikarenakan Zeus menginginkan anak Delusion mandiri sejak dini. Juga agar para orang tua dapat fokus bekerja memajukan Delusion menjadi lebih baik. Itulah alasannya.

Saat tengah bermain bersama para bayi, Achi tiba-tiba bertanya pada Kaka yang ada disampingnya. "Apa kita akan saling melupakan jika sudah tinggal parent Delusion?"

Kaka menoleh ketika Achi melemparkan pertanyaan padanya. Ia berpikir sejenak sebelum akhirnya menjawab, "Kurasa tidak. Menurut penjelasan yang sering Tuan River sampaikan. Kita tidak akan lupa walau sudah menjadi parent Delusion. Kita tetap akan saling mengingat dan bisa bersama disana, kok."

"Benarkah? Aku takut akan melupakan semua teman sekelas. Aku menyayangi mereka semua."

"Aku juga."

Achi mengernyit. "Kau yakin, Ka?"

"Ada apa? Apa yang yakin?" tanya Vie tiba-tiba datang dengan sebotol susu di genggamannya. Kaka dan Achi melirik botol yang dibawa Vie. Menyadari tatapan temannya, Vie melanjutkan, "Ini untuk Den-O. Dia haus, itu kata perawatnya."

Den-O adalah bayi yang tengah diajak bermain oleh Achi, Vie dan Kaka. Mereka semua membentuk sebuah kelompok dengan satu bayi yang dijaga masing-masing kelompok. Dan Den-O adalah bayi yang dijaga sementara oleh ketiga gadis itu. Ia adalah bayi laki-laki yang berusia 2 tahun. Cukup besar dan paham mengenai dunia, sih. Namun tetap butuh perawatan orang tua.

Achi mengangguk ketika mendengar pernyataan Vie. Benar juga, sih. Den-O sedari tadi bermain saja, pasti dia haus, batinnya. Segera ia memberikan Den-O susu tersebut. "Den-O, kau harus cepat dewasa agar bisa jadi suami Kaka, ya?"

Ucapan Achi membuat Kaka terkejut. Pasalnya temannya yang satu itu semena-mena sekali mengutarakan sebuah pernyataan. Untungnya Kaka tidak jantungan. "Apa? Kenapa aku? Mana mungkin aku mau bersuami dengan bayi."

Vie terkekeh kecil. "Saat dia sudah besar. Siapa yang tahu jodohmu siapa, Ka."

Menyadari bahwa Vie berada di pihak Achi, Kaka mendengus sebal, ia menyilangkan tangan di bawah dada. "Ck. Ada banyak pria di Delusion. Dan aku tidak akan menunggu satu pria untuk dinikahi karena usianya jauh di bawahku. Paham?"

Ok, iya 'kan saja pernyataan Kaka. Berpindah kelain sisi, dimana ke-tujuh pria tengah sibuk menertawakan bayi yang tengah mereka asuh. Oh bayi yang malang. Pasalnya Claude tengah menggendong bayi itu dengan gaya aneh, kakinya ditarik hingga kepala sang bayi berada di bawah. Bukannya menangis, bayi perempuan itu justru tertawa riang. Tentu saja kekonyolannya mengundang gelak tawa pada beberapa teman pria yang ikut merawat hari ini.

The Tale of CynoenixDove le storie prendono vita. Scoprilo ora