Part 13 : Kamu Solimi

53 20 1
                                    

Jika kamu sedang dihadang oleh suatu hal yang dapat membuat dirimu rapuh, lemah, bingung, stress, gelisah atau takut. Apa yang akan kamu lakukan? Menyerah atau terus melangkah maju? Tentu saja para pecundang akan memilih menyerah, mengeluh lelah. Mengaku saja pada dirimu sendiri, wahai pengecut.

Hey, hidup itu penuh ujian. Jika tidak ingin ada ujian dalam hidupmu, mati saja sana. Toh, tidak ada yang rugi jika kau mati. Paling hanya dirimu yang rugi karena telah menyia-nyiakan kesempatan hidup. Kau pikir tidak banyak roh di luar sana yang ingin hidup kembali? Menembus dosa yang telah mereka lakukan. Sekiranya, mengurangi sedikit beban di alam setelah kematian.

Well, tinggal beberapa hari lagi upacara pengorbanan akan segera dilangsungkan. Mempertaruhkan nyawa demi kelangsungan hidup. Tidak ada teman, tidak ada keluarga. Sendiri, bersama sunyi. Terkadang, seorang Delusion perlu berpikir lagi, apakah mereka pantas untuk hidup dengan jiwa lemah? Atau tidak? Apakah alam mengijinkan? Atau tidak? Sedikit menohok. Namun, bagaimana mungkin seorang yang lemah dapat bertahan dibandingkan dengan yang kuat? Konyol sekali. Bahkan angin tahu mana pohon lemah yang mampu ia dorong hingga bergoyang. Ia tidak mungkin mendorong paksa pohon kokoh, karena angin tahu itu mustahil, menyia-nyiakan tenaga. Begitu pula nasib.

Zeus tidak main-main mengenai upacara pengorbanan. Bukti? Tentu buktinya ada di tahun-tahun sebelumnya. Ya, tepatnya saat beberapa Delusion yang kalah harus mati di atas api panas demi sebuah pengorbanan. Merasa hebat hanya karena kekuatanmu keren? Ck, di Delusion semua setara. Akal dan keahlian yang digunakan. Itulah mengapa ekstrakurikuler diadakan saat upacara pengorbanan akan segera berlangsung. Ya, untuk melatih ketangkasan mereka akan kekuatan yang masing-masing dari mereka miliki. Akal, kecerdikan dan ketangkasan yang diperlukan. Tidak ada teman, keluarga, apalagi kekasih yang dapat membantu sepenuhnya.

Saat ini hari Jum'at sudah kembali hadir menyapa. Semilir angin pun datang menambah suasana. Ellen, dan Arrany. Kedua wanita itulah yang akan mengajar di kelas gabungan saat ini. Jum'at ini, seluruh ekstrakurikuler disatukan. Kenapa? Untuk melatih kemampuan mereka, menunjukkan bahwa mereka telah berkembang menjadi lebih baik lagi. Para pemilik kekuatan lari cepat, teleportasi, transparan, menghilang, memindahkan benda dan mengendalikan pikiran, yang seharusnya berasa di ruang B kini dicampur dengan pemilik kekuatan yang ada di ruang E. Di ruang E adalah para pemilik kekuatan berubah wujud, ahli dalam tanaman dan mengubah sesuatu menjadi nyata.

Kini, kesembilan belas anak tersebut telah berkumpul di lapangan atas. Walau tingkat gedung ini sangat tinggi hingga mencapai lantai kurang lebih 400 lantai, lapangan di atap gedung terlihat biasa saja. Itu dikarenakan sihir yang ada di sekeliling lapangan. Jadi, jika dari atap melihat ke dasar, maka sama saja seperti tengah berdiri di lantai 5. Ya, tidak terlalu jauh. Walau aslinya sangat jauh sekali. Dasar sihir.

Setelah berkumpul dan mengobrol sedikit mengenai banyak hal, kedua wanita yang menjadi guru itu mulai menyuruh anak didik mereka untuk bertanding. Ruang B melawan ruang E. Namun, siapakah yang akan menang?

Venus dan Fira mulai bersiap untuk menjatuhkan lawan dari belakang, tentu dengan kekuatan teleportasi mereka. Untunglah kekuatan mereka berguna. Berbeda halnya dengan Gibran, Nina, dan Rizka, ketiga bocah itu telah berusaha mengendalikan pikiran lawan di depan mereka. Keterampilan bermain kekuatan ruang B membuat anak-anak di ruang E sedikit gugup dan tidak percaya diri dengan kekuatan yang mereka miliki. Kerja sama team yang kuat dari ruang B membuat nyali mereka menciut seketika.

"Mulai!" seru Ellen dan Arrany bersamaan. Tentu saja kata itu langsung membuat kesembilan belas anak ini memulai aksi mereka.

Ada yang mulai menggunakan kekuatan tanamannya, seperti Sherira. Ia mulai membangkitkan sebuah tanaman besar untuk melilit tubuh Gibran. Tentu saja karena Gibran tengah mengendalikan pikirannya. Berusaha fokus untuk menghilangkan kendali Gibran dalam dirinya. Namun, Sherira gagal karena ia sama sekali tidak bisa fokus. Apa kalian ingat bahwa Gibran merupakan first love Sherira? Ya, itulah salah satu alasan Sherira tidak bisa fokus untuk saat ini.

The Tale of CynoenixWhere stories live. Discover now