00. Epilog : Kebahagiaan adalah omong kosong

19 3 0
                                    

Semesta terlampau sukar. Bahkan saat mereka mengharapkan kebahagiaan, tidak ada yang terjadi. Kebinasaan sudah terjadi. Kehancuran membuat diri menjadi semakin tenggelam dalam duka.

Di hadapan mereka, kedua gadis yang merupakan teman baik sudah berbaring tanpa tanda kehidupan. Seluruh jagat runtuh dalam sekejab beriringan dengan darah yang menyebar ke mana-mana. Dua ratus hari telah berlalu sangat cepat. Dua puluh tujuh anak penghuni kelas 1A sudah menjadi guru abadi yang mengabdi mengajarkan para Delusion. Mereka diberikan hadiah sebab keberanian telah berhasil membuat seluruh makhluk kuat saat upacara pengorbanan binasa. Pun karena pengorbanan Odite dan Aster, mereka mendapatkan hadiah ini.

Claude berdiri di depan kelas, di kelas ini sudah berkumpul Sona, Tara, Jesi, Venus, Lita, Arsya, Agha, Arai, Gibran dan Zelenova. Sisanya sibuk mengajar, mungkin nanti akan mampir sejemang.

"Teman-teman, ini adalah surat yang ditulis oleh Odite dan Aster. Mereka meletakkannya di bawah bantal masing-masing. Setelah dua ratus hari kasur dua gadis ini diabaikan untuk menghormati, teman-teman sekamar mereka menemukan ini." Claude menghela napas, menariknya sejenak. "Baiklah, aku akan membagikannya satu per satu pada kalian. Karena ini sudah aku fotocopy. Yang asli telah diberikan pada Zeus sebagai pertimbangan ketika mereka bangun, mereka tidak dihukum, semoga saja."

"Ya, semoga," jawab mereka serempak.

Perlahan, masing-masing mulai membaca surat ini. Sedikit pilu melihat tulisan teman mereka. Koma dalam waktu yang lama, terus berbaring tanpa ada tanda kehidupan. Aster dan Odite sudah berbaring di ruang khusus yang berada di pusat Delusion sejak dia ratus hari yang lalu, sejak kebinasaan itu terjadi. Ares mendapatkan hukuman dari Zeus, entah apa hukumannya, yang jelas Ares mendapatkan hukuman yang cocok untuk dirinya.

Odite dan Aster tidak dapat terbangun sebab kekuatan mereka terkuras hebat setelah melindungi Callisto dan Aphrodite saat itu. Dua gadis ini sebenarnya memiliki kekuatan yang hampir mirip dengan Ares, Callisto, Aphrodite, dan Zeus. Sebab mereka adalah keturunan dari dewa dewi tersebut. Karena tidak pernah memakai kekuatan mereka sejak kecil, tatkala keluar, keduanya tidak dapat mengendalikan hingga energi tubuh mereka ikut terserap dan mereka akhirnya jatuh koma dalam waktu yang tidak dapat ditentukan.

Teman-teman yang lain sudah mulai mengikhlaskan jikalau dia gadis itu harus tewas. Toh setelah membaca surat ini, mereka paham benar apa yang terjadi pada dua temannya tersebut.

From Odite dan Aster
To All

Odite; Guys, i wanna tell you something. Aku sebenarnya adalah keturunan dari Dewi Aphrodite. Aku mengetahuinya sejak kecil, tapi ingatanku dikunci oleh Tuan Ares sejak aku sering berkunjung ke tempatnya.

Aster; Aku adalah keturunan Dewi Callisto. Sama seperti Odite, ingatan kami sudah dikunci sejak kecil oleh Tuan Ares.

Sebenarnya, kami diperintahkan untuk membunuh kalian semua di dalam hutan tephritidie kemarin. Namun, karena kami lebih menyayangi kalian dibanding diri kami sendiri, kami tidak melakukannya. Jika kalian bertanya-tanya, bagaimana bisa kami mengambil Bunga Cynoenix dan memberikannya kepada Tuan Ares, jawabannya adalah, sebelum upacara pengorbanan.

Kala itu Tuan Hephaestus sangat sibuk mengobrol banyak hal dengan Tuan Zeus di Gunung Olimpus. Dengan celah tersebut, kami akhirnya pergi menuju pusat Delusion untuk mengambil bunga tersebut.

Dengan menyatukan kekuatan seperti yang Tuan Ares ajarkan pada kami, kami akhirnya berhasil melewati hutan tephritidie tanpa harus membuang banyak waktu. Kami mengaku bahwa kami salah sebab melakukan hal ini.

The Tale of CynoenixWhere stories live. Discover now