03. Kebakaran Janggut Dan ABS

128 37 15
                                    

Hephaestus sudah lelah dengan laporan keganasan anak kelas 1A. Membully, dan membuat kericuhan adalah keunggulan kelas itu. Zeus yang mengamuk di bilang keren. Dunia bawah tanah dibilang cantik, padahal ada banyak mayat disana. Griffin seram, dibilang tampan. Duh, apa mereka semua benar-benar tidak punya outack?

Ok, lupakan. Setelah beberapa hari yang lalu Shirera hadir sebagai murid baru di kelas 1A. Juga kisah cinta ehem si Zean dan Venus. Kelas tetap berjalan seperti biasa. Sherira mendapatkan banyak afeksi dari sekitar. Well, walau terdiri dari 70 anak (kurang/lebih), kelas 1A adalah kelas yang menjunjung tinggi kekeluargaan. Walau ... ada beberapa yang suka membuat kericuhan. Namun tetap saja, semua adalah keluarga, itulah slogan kelas ini. Kami keluarga! Sekiranya jika ada lomba, mereka akan berteriak demikian sembari goyang geboy mujair ala ala artis Indonesia, Syahrini.

Pagi yang cerah di hari Minggu mengawali. Terik yang mentari pancarkan, juga semilir angin yang berhempus seperti tengah membisik adalah kenikmatan yang sempurna. Tentu banyak yang memilih tidur untuk mengisi daya otak kecil mereka. Namun tidak sedikit pula yang bermain ke sana-kemari dengan wajah gembira. Contohnya bermain lompat kodok seperti yang tengah di lakukan Venus, Jesi, Acha, Yuni (mereka berempat memiliki kekuatan sama, dapat berubah bentuk).

Dengan wajah berseri, Aster berjalan membawa dua kotak susu untuk beruang peliharannya. Jangan lupakan jika gadis ini mampu berbicara dengan hewan, itulah yang membuatnya amat sangat menyukai hewan. Mereka lucu! Seperti Aster, ew.

Saat tengah berjalan santai dengan wajah ceria. Tubuh Aster mendadak menegang tatkala ia melihat satu sosok tengah berjalan kearahnya dengan ... dua manusia aneh di belakangnya. Oh sial, itu adalah Odite! Si penggila susu! Aster menggigit bibir bawah karena panik akan nasib susunya beberapa sekon ke depan. Namun, alih-alih menyapa Odite yang semakin dekat, Aster justru membanting haluan memasuki kamar asrama dengan nuansa simplenya. Kamar mana lagi jika bukan kamar 3728 yang dihuni oleh lima belas gadis cantik. Kendati aman dan terkendali. Saat sudah masuk ke dalam kamar tersebut, Aster justru mendapatkan tatapan tajam dari kelima belas gadis yang menempati kamar ini.

"Oh, hei! Maafkan aku. Namun aku har-"

"Aster! Kau di dalam?!" Sial, Odite menemukanku. Dengan perasaan gelisah, Aster berusaha keras berpikir untuk keluar dari kamar ini tanpa melewati pintu utama.

"Apa yang kau lakukan, Aster? Mengapa Odite berisik sekali di depan sana?" tanya salah satu gadis bernama Thania.

Miya ikut bertanya, "Kenapa kau masuk kamar kami tanpa permisi?"

Rara mengangguk kecil. "Singkirkan tubuhmu, aku akan membukakan pintu untuk Odite."

"Tidak! Tunggu, tunggu." Aster mengusap kasar wajahnya.

"Kenapa?" San bertanya dengan wajah bingung, begitupun yang lainnya.

"Oh baiklah. Jadi begini teman-teman. Aku harus melindungi kotak susu ini dari penggila susu di luar sana." Aster benar-benar panik bukan main.

"Depan sana itu siapa?" Chaca bersuara.

Kaila mendesah singkat. "Tentu saja Odite."

"Odite siapa?" tanya Alin.

Oh, tolong keluarkan Aster dari gerombolan gadis lemot ini! Aster mengigit bibir bawahnya. Saat gerombolan gadis itu juga suara Odite ribut dan semakin bising, ada satu celah yang membuat Aster bernapas lega. Dengan secepat kilat, gadis itu berlari menuju jendela yang berada di kamar ini.

"Hey, Aster! Kenapa pergi lewat jendela?"

Karena sudah terburu-buru, Aster tidak menjawab pertanyaan Olivia. Aster langsung melompat turun setelah berteriak keras menyerukan nama Griffin. "Griffin! Darurat!" Aster berteriak sepenuh tenaga dan detik itu juga Griffin datang dengan gagahnya. Gadis ini melompat menaiki Griffin untuk dijadikan tumpangan sejenak. Seperti ojek online jika di dunia manusia.

The Tale of CynoenixTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon