05. Bencong, Warteg, Bekicot!

96 28 18
                                    

Satu, dua, tiga, empat.
Lima, enam, tujuh, delapan.
Cuma mau ngitung aja. Gak usah dibaca pake nada pantun. Hehe.

Jika kalian berpikir bahwa hidup di dunia Delusion akan sangat damai, sejahtera, makmur, dan sentosa. Kalian salah. Kami para Delusion juga memiliki lika-liku hidup selayaknya manusia biasa. Ahay. Namun bedanya, kami lebih mengenaskan. Sekali salah, hukuman para dewa akan langsung menerjang dengan sekali hantam. Sungguh mengerikan. Jangan coba-coba melanggar, walau sudah bosan hidup. Karena hukumannya akan sangat berbeda dengan duniamu. Ingat itu baik-baik.

Sudah bisa melihat dunia saja seharusnya kau bersyukur. Intinya, hidup itu patut disyukuri.

Jangan banyak mengeluh.

Paham?

Okelah.

Derap langkah bising nan lantunan suara cempreng khas pemuda yang tengah jatuh cinta menggema di sepanjang jalan. Kali ini, beberapa anak-anak tengil dari kelas 1A akan mengadakan liburan bersama.

Em. Liburan atau bukan, ya? Pasalnya ini sama saja seperti libur hari Sabtu dan Minggu biasa. Namun bedanya, Senin ikut libur karena para guru di Academy Mi Casa World harus berdiskusi ke Gunung Olimpus (tempat para dewa).

Ini adalah hari minggu cerah dengan mentari menyinari dunia. Tatkala semua sibuk memejamkan mata guna menunggu hari berikutnya. Segerombolan bocah tengil yang terdiri dari para pria dan gadis tengah berjalan menuju pintu portal penghubung dunia manusia dan Delusion. Portal itu adalah pintu khusus yang digunakan oleh para Delusion untuk pergi kemanapun mereka mau (termasuk dunia manusia). Sebut saja portal agar lebih mudah. Saat berada di dunia manusia, portal Delusion akan mudah kau temukan. Caranya? hanya dengan memanggilnya saja, 'Delusion' maka portal itu akan datang padamu.

Namun jangan coba-coba jika kau adalah manusia biasa. Karena biasanya anak-anak Delusion saja yang bisa memanggil portal tersebut, tentu anak-anak dengan kemampuan khusus yang mampu memanggil pintu itu dengan mudah. Seperti memiliki kekuatan yang langka. Ya, semacam itu.

"Hey! Kita akan ke dunia manusia? Namun ke negara mana?" tanya seorang pria dengan wajah tampan dan mulut bawelnya, Heidan.

Sona menoleh saat satu perkutut itu berbunyi. "Tadi 'kan kita sudah bicarakan. Kita mau ke Indonesia, pertama ke Bali."

"Bali? Bali bukannya bahasa Jawa, ya?" Jesi bertanya dengan tampang tak berdosa. Oh ayolah. Jesi itu suka mempelajari berbagai bahasa di dunia manusia. Jadi ... maklumi saja, ya.

"Beda lagi, Jesi. Bali dalam bahasa Jawa artinya apa?" Flo bersuara.

Jesi sedikit menggaruk rambutnya. "Pulang."

"Yap! Kalau Bali yang Sona bicarakan tadi adalah nama dari salah satu kota di Indonesia," ujar Venus menambahkan.

Tidak, tidak. Mereka tidak berhenti hanya untuk berganti argumen tidak penting itu. Mereka terus berjalan sembari mengoceh ria untuk menghilangkan bosan, tentu saja. Coba kau bayangkan, jalan kaki dengan jarak jauh, lalu kalian semua diam seperti kambing cengo. Siapa yang tidak bosan? Tentu para Delusion juga bosan, tau.

Minggu ini adalah hari spesial untuk---sebut saja untuk dua puluh dua anak. Berbeda kamar asrama tidak membuat mereka jauh dan bermusuhan walau sekelas. Semua anak 1A tetap kompak dan selalu bersama seperti keluarga (walau terkadang beberapa anak ada yang menyebalkan). Setelah bosan berguling-guling di kasur setiap libur pada hari Sabtu dan Minggu. Dengan otak cerdasnya Claude mengajak beberapa temannya untuk ikut bermain bersama ke dunia manusia. Mereka sering bermain dan bolak-balik pergi ke sana, namun hanya dengan teman sekamar masing-masing.

The Tale of CynoenixHikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin