Bab 3: Kegiatan MOS di SMA ✔

20 2 1
                                    

Bismillah. Halo teman-teman. Terima kasih sudah membaca SMC.

Mengingat tentang MOS, pernah naksir sama senior?

[]

Saat kegiatan MOS, siswa baru menggunakan seragam batik SMP masing-masing, sehingga menimbulkan kesan warna-warni. Mereka juga menggunakan atribut topi dari kertas manila dan papan nama yang terbuat dari kardus.

Randi masuk ke ruangannya, lalu duduk di kursi depan. Para senior dengan kuasanya meminta mereka untuk duduk berpasangan, laki-laki dan perempuan. Seorang siswi berkerudung pun duduk di samping Randi. Selanjutnya, senior meminta mereka agar berkenalan. Karena malu, Randi awalnya diam saja. Namun, demi menghindari galaknya senior, ia pun menyapa dulu. "Aku Randi. Nama kamu siapa?"

"Okta," jawab siswi itu. Mereka berjabat tangan sekejap lalu berdiam kembali.

Randi bicara lagi setelah melihat lambang SMP di lengan baju Okta, "Hm, kamu asal SMP Negeri, ya?" tanyanya menyebut nama salah satu SMP terbaik di kota itu.

Lagi-lagi Okta hanya menjawab singkat, "Iya."

Melihat cueknya gadis itu membuat Randi tidak lagi bicara. Setidaknya ia sudah mengetahui siapa yang duduk bersamanya sampai tiga hari ke depan.

Hari pertama MOS dimulai dari upacara penyambutan, pengenalan visi-misi sekolah, serta pengenalan guru dan anggota OSIS. Randi heran melihat siswa baru tampak begitu bersemangat, berbeda dengannya yang merasa tidak nyaman duduk dengan siswi super cuek, menuruti perintah senior yang banyak maunya, dan menerima segala bentuk keramah-tamahan para guru. Satu kata baginya hari itu: membosankan.

[]

Tiba hari kedua MOS, Randi berharap tidak lagi membosankan seperti sebelumnya. Jadwal MOS diisi dengan kegiatan penyuluhan di masing-masing ruangan. Artinya, siswa baru hanya diminta untuk mendengarkan apa yang disampaikan oleh para penyuluh. Lalu tibalah dua orang masuk ke ruangan itu, seorang laki-laki dan perempuan.

Laki-laki itu mengenakan kemeja merah dan celana jins, sedangkan yang perempuan mengenakan kerudung segi empat berwarna merah muda, baju kaos berwarna senada dan rok bermotif. Bros bunga biru terpasang di kerudungnya yang menutupi dada.

Perempuan itu mengetahui bahwa suasana ruangan tampak begitu tegang, bahkan atribut berupa topi dan papan nama juga masih terpasang pada setiap siswa. Perempuan itu tersenyum, mulai menyapa. Terlebih dulu ia mengucap salam dan meminta siswa di dalam ruangan itu untuk lebih rileks dan melepas atribut.

Benar saja, setelah itu mereka tampak tersenyum lega.

Perempuan itu siap mengenalkan diri, sedang laki-laki di belakangnya masih menyalakan laptop dan menghubungkannya dengan proyektor.

"Sudah bisa kita mulai?" tanyanya.

"Bisa, Kak!" jawab mereka kompak.

"Yang lagi puasa, masih semangat, kan?"

"Masiiih!"

"Oke, kita kenalan dulu, ya," perempuan itu lalu memanggil temannya dan kini keduanya berdiri bersebelahan, "mau kenalan sama yang mana dulu, nih? Yang cantik atau yang ganteng?" tanya perempuan itu dengan percaya diri. Keramahan tampak jelas di wajahnya.

Salahku Menempatkan Cinta [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang