Bab 19: Saat Merelakan ✔

7 1 0
                                    

16 Juli 2016

Usai salat Magrib, Rire berdoa sambil menangis. Ia benar-benar tidak tenang selama ia dan Randi masih saja terus berkomunikasi. Untuk itu ia benar-benar berdoa, meminta petunjuk pada Allah, meminta dikuatkan hati agar mampu merelakan.

Sekali lagi, Rire yakin benar-benar akan meninggalkan laki-laki itu. Diambilnya ponsel kemudian mengirim chat. "Assalamu'alaikum, Ran. Kalau kamu benar-benar sayang sama aku, setelah ini jangan pernah kamu ganggu aku lagi." Usai mengirim chat itu, Rire merasa lega. Ia berharap Randi tidak lagi mengganggunya. Kontak Randi pun kini telah dihapus.

[]

Randi terkejut mendapat pesan dari Rire, meminta untuk tidak lagi mengganggunya. Randi hanya bisa pasrah, tidak bisa lagi memaksa.

Meski begitu, Randi ada kalanya berusaha menghubungi. Seperti waktu ia mengirimkan video ucapan ulang tahun untuk Rire. Randi memberi doa yang terbaik kemudian memainkan lagu yang ia ciptakan sendiri. Namun, Rire tidak membalas apa pun. Gadis itu benar-benar menjauh.

Di saat yang sama, Randi sudah naik kelas XII. Berbagai pandangan masa depan mulai disusun satu per satu. Randi ingin kuliah di kota lain, namun Azran tidak mengizinkan. "Kamu mau kuliah di sini atau tidak sama sekali?" ucapnya tegas, "kuliah sejauh itu biayanya tidak murah, Ran." Mendengar itu Randi pasrah, maka kelak ia akan kuliah di tempatnya tinggal saat ini.

[]

Agustus 2016

Pernah satu waktu, Mitha menyinggung soal Randi pada Rire. Terlihat bahwa ia masih tidak senang dengan laki-laki itu. Mitha mengira Rire masih menjalin hubungan dengan Randi. "Udah nggak lagi, Ma," ucapnya. Setelah itu, Mitha tidak pernah lagi membahas tentang Randi. Barangkali ia pun lega bahwa anaknya sudah tidak lagi berpacaran.

Kuliah semester tiga, di sinilah awal mula Rire merasa aku ingin berubah. Ia senang melihat mahasiswi di kampusnya yang menggunakan gamis dan kerudung panjang. Sangat tertutup, semakin cantik menurutnya

"Tapi kan panas, Re," jawab Yuza sewaktu Rire bercerita padanya.

"Mau panas di mana? Di dunia atau di akhirat?" candanya. Yuza terkekeh pelan.

Rire bersyukur Allah memberi kesempatan untuknya berubah. Pelan-pelan ia mulai menggunakan gamis. Mitha juga senang melihat perubahannya itu, hingga ia mulai terbiasa.

[]

Oktober 2016

Rire menggunakan pakaiannya kini lebih panjang dan tertutup. Namun, hal lain justru terjadi. Perlahan, satu per satu temannya mulai menjauh, apalagi Yuza. Meski begitu, Rire tetap berhusnuzan, Allah hendak menguatkannya agar tidak lagi kembali pada pergaulannya yang dahulu. Rire pun berusaha menjaga jarak pada laki-laki yang bukan mahramnya.

Tentang Randi, perlahan Rire mulai mengikhlaskan. Kadang-kadang masih teringat olehnya tentang kenangan masa lalu. Namun, ia berusaha menjadikan itu sebagai pelajaran, agar tidak terulang di masa yang akan datang.

[]

Randi masih belum rela, itu yang ia rasakan. Sudah sekian bulan Rire menjauh darinya, saat-saat itu pula banyak perempuan lain yang mendekatinya. Seakan mudah, Randi selalu merespon baik pada setiap perempuan itu. Barangkali dengan itu, ia bisa sembuh dari patah hati, tetapi tetap saja ia tidak bisa melupakan Rire.

Salahku Menempatkan Cinta [TAMAT]Where stories live. Discover now