Bab 5: Obrolan Kaku Pertama Kalinya ✔

23 3 3
                                    

Bismillah. Halo teman-teman. Terima kasih sudah membaca SMC.

Selamat membaca

[]

Hari Senin dilaksanakan upacara bendera. Kali itu, kelas Randi bertugas sebagai pengurus upacara. Ada yang menjadi pasukan pengibar bendera, pemimpin upacara, pembaca Undang-undang, dan tim aubade. Randi memilih menjadi tim aubade. Lagipula tugasnya mudah saja, hanya mengeluarkan suara.

Randi berdiri di sebelah Angga. Mereka berbaris di tengah, tidak ingin berdiri paling depan, sebab sebagai celah untuk bisa saling mengobrol saat upacara berlangsung.

"Ssst," ia memanggil Angga, "lihat Rire nggak?"

Angga lalu mengedarkan pandangannya. Dalam sekali pantau, Angga justru berhasil menemui Rire yang berbaris paling depan di barisan kelasnya. Randi kesulitan untuk melihatnya, sebab di barisan lain ada siswa yang berdiri tepat menghalangi pandangan. Lalu ia pun meminta Angga bertukar posisi.

"Makanya jangan pendek, Ren," ledek Angga. Randi mendecak. Dibanding Angga, tubuhnya memang sedikit lebih kecil. Yang terpenting bagi Randi, selama upacara berlangsung ia bisa mengamati Rire di barisan kelasnya.

[]

4 September 2014

Di hari Kamis pagi saat jam olahraga, Randi dan kawan-kawannya sedang berolahraga di lapangan basket. Saat jam olahraga berakhir, Rire yang juga memiliki jadwal pelajaran sama sedang berjalan melewati lapangan basket.

Melihat adanya Rire, Randi tentu ingin sekali menyapa. Karena malu, ia hanya bisa memberi senyum. Jarak keduanya terhitung cukup dekat saat itu. Rire memandangnya, lalu membalas senyum.

[]

Rire kembali ke kelas, hendak berganti pakaian. Sesaat ia teringat dengan juniornya yang baru saja tersenyum padanya.

Itu tadi siapa, ya? batinnya. Ia tidak ingat siapa laki-laki tadi. Saat ia keluar kelas, terlihat di halaman sekolah ada beberapa junior yang sedang bermain bola, termasuk laki-laki itu. Rire berdiri sejenak di sana sambil terus memandanginya. Ia justru penasaran sendiri. Aneh, cuma dikasih senyum aja penasarannya sampai begini, rutuknya sendiri.

Sampai beberapa hari ke depan, Rire hanya bisa memendam rasa penasaran terhadap juniornya yang satu itu. Tidak berhenti sampai di situ, tibalah satu kesempatan bagus. Hari itu adalah hari Jumat, sudah menjadi rutinitas pagi hari biasanya anggota OSIS akan berkeliling kelas untuk mengumpulkan infak Jumat dari para siswa.

Faiz, teman Rire dari kelas XII IPA 2 sedang berjalan melewati kelas Rire. Di tangannya terpegang sebuah kotak kardus bertuliskan 'Kotak Infak'. Rire lalu menghampirinya, ada sebuah ide yang ingin Rire lakukan. "Faiz! Mau kumpulin infak?"

"Iya, Re. Mau keliling, nih."

"Boleh ikut?"

"Boleh, kok. Ayo."

Setelah itu, Rire meminta izin pada guru di kelasnya. Lagipula ia adalah anggota OSIS, maka mudah baginya melakukan itu. Setelah mendapat izin, Rire pun menemani Faiz melakukan tugasnya.

Sebenarnya Rire punya alasan lain untuk itu, ia ingin bertemu dengan juniornya yang membuatnya penasaran tempo hari. Ia ingin tahu di mana kelasnya.

Salahku Menempatkan Cinta [TAMAT]Место, где живут истории. Откройте их для себя