Terima Kasih dan Mari Diskusi

25 1 0
                                    

4/11/2020

Bismillah. Terima kasih untuk semua pembaca SMC yang sudah membaca hingga tamat.

Tentang ending-nya terkesan gantung, ya. Sangat gantung. Entahlah, saya justru senang menuliskan novel dengan ending yang gantung seperti itu. Adakah dari kita punya kesukaan yang sama? Tos dulu.

Memang menjadi banyak tanda tanya tentang apa yang selanjutnya akan terjadi. Sama seperti hidup. Besok kita tidak tahu apa yang akan kita temui, bahkan lima menit ke depan di saat ini pun kita tidak tahu akan terjadi apa.

Tidak hanya SMC, novel saya dengan judul Travelprim misalnya. Itu juga endingnya gantung. Yang penasaran, baca, ya. Cek profil.

Eh, kok malah promosi, Nda? Hehehe. Sekalian.

Tentang cover SMC, kenapa gambar kaktus? Baik saya jelaskan.

Mulanya saya cek di Google. Ini yang saya dapat.

Baik, kita bahas satu-satu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Baik, kita bahas satu-satu. Ini dari persepsi saya, ya. Saya dengan senang hati kalau teman-teman mau ikut diskusi soal ini.

1. Kaktus melambangkan kekuatan bagi seseorang yang sedang mengalami masa-masa sulit. Jika dikaitkan dengan SMC, tentu saja cocok. Apalagi ketika dua tokoh di sana, yakni Rire dan Randi pasca putus, sudah bisa dibayangkan seperti apa kegalauan mereka masing-masing? Yang satu kesal, yang satu menyesal. Untuk itu, harus kuat dan berusaha untuk tidak bersedih lagi, bahkan menyadari bahwa mereka sudah terlalu larut dalam kesalahan. Hingga Allah berikan petunjuk untuk kembali pada jalan-Nya.

2. Kaktus melambangkan dua arti dan makna yang berlawanan dalam satu tanaman. Kalau ini menurut saya karena duri kaktus itu. Arti pertama, kaktus itu tanaman yang indah, unik, bahkan banyak orang yang suka. Betul? Sedang arti kedua, kaktus itu tanaman yang agak "berbahaya" karena duri yang dia punya.

Sama seperti cinta. Semua orang pasti pernah merasakan itu. Namun, bila salah penempatannya, maka bisa berujung luka, sakit, juga kecewa.

Salah memegang kaktus saja bisa membuat jari luka karena durinya, apalagi salah "memegang" cinta, bisa begitu hancur.

Sudah mengerti? Lanjut bagian ketiga.

3. Kaktus dianggap simbol kesucian. Menurut saya, ini bisa dikaitkan dengan kehormatan seseorang, terlebih perempuan. Perempuan harus terjaga kehormatan dirinya. Jangan mau disentuh dengan mudahnya. Perempuan harus bisa menjaga kehormatan dirinya dengan memiliki "duri" yaitu iman. Iman yang kuat akan menjaganya agar tidak melangkah pada jalan yang salah.

Baiklah, sejauh ini sepertinya saya mulai ketularan Kak gadisturatea Barakallah, Kak, atas segala tulisan yang telah Kakak tulis, baik di buku cetak maupun di sosial media yang Kakak punya. Bila Allah berkehendak, siapapun bisa menulis sebagai pesan untuk diri sendiri dan juga untuk orang lain.

"Ushikum wa nafsiy bitaqwallah," artinya aku menasehati anda semua dan diriku sendiri untuk bertakwa kepada Allah. Ini juga menjadi pengingat bahwa untuk mengubah sikap harus dimulai dari diri sendiri, sebab kita tidak bisa mengubah orang lain. Masing-masing harus berusaha mengubah diri menjadi lebih baik.

Cintai manusia secukupnya, cintai Allah di atas segalanya. Itulah kata kunci dari novel ini. Jangan lagi salah menempatkan cinta, sebab percayalah, cepat atau lambat akan berujung kecewa.

Yakinlah bahwa laki-laki baik untuk perempuan yang baik. Begitu pula sebaliknya. Tugas manusia adalah terus memperbaiki diri. Doa, ikhtiar, dan tawakal adalah paket komplit yang harus ada pada diri setiap manusia.

Panjang juga ya, pembahasan tentang cover kaktus.

Sekian dari saya. Sekali lagi, barakallahu fiikum. Terima kasih atas kesediaan teman-teman yang sudah membaca SMC.

Salam, Relianda.
4/11/2020

Salahku Menempatkan Cinta [TAMAT]Where stories live. Discover now