Surat Untuk Libra🦋

47K 6.6K 360
                                    

Vote sebelum membaca.
Biasakan untuk selalu menghargai kerja keras author dengan cara terus mendukungnya.

Embun menghempaskan tubuhnya ke atas kasur empuk miliknya. Tatapannya lurus ke depan, menatap langit-langit kamarnya.

Di pikirannya selalu terbayang wajah Libra yang tega mempermalukan dirinya di cafe kemarin.

Saat mata Embun mulai terpejam, handphone miliknya berbunyi menandakan adanya notifikasi yang masuk.

Dia mulai membaca setiap kata yang berada di layar handphone miliknya.

Tiba-tiba pintu kamar Embun terbuka memperlihatkan Pricilla yang berjalan menghampiri Embun.

"Loh, bunda kok gak liat kamu tadi." ujar Pricilla.

"Yah, bunda. Masa tadi gak liat aku?" tanya Embun.

Pricilla memang tidak melihat Embun masuk ke dalam rumah. Biasanya Embun akan berteriak jika sudah menginjakkan kakinya di tengah pintu.

Tapi tumben sekali Embun tidak bertingkah hari ini. Inilah yang membuat Pricilla bingung dan keheranan.

"Kamu ada masalah?" tanya Pricilla.

Embun menggeleng pelan. "Enggak kok. Bubu gak ada masalah." jawab Embun.

Dia tidak ingin mengatakan yang sebenarnya pada Pricilla tentang Libra.

"Bener?" tanya Pricilla lagi. Pricilla masih tidak percaya dengan perkataan Embun.

"Iya, bunda." jawab Embun sambil tersenyum manis.

Pricilla juga tersenyum, dia mengecup kening Embun dan mengelus rambut putrinya.

"Lusa ayah pulang," ujar Pricilla.

"Beneran? Yee, ayah pulang!" teriak Embun.

Dia benar-benar merindukan ayahnya dan lusa dia akan bertemu dengan sosok tersebut.

"Tadi ayah nanya kamu mau oleh-oleh apa," jelas Pricilla.

"Aku gak mau oleh-oleh. Aku cuma mau ayah pulang dengan selamat." ujar Embun.

Lagi-lagi Pricilla tersenyum melihat tingkah putri semata wayangnya. Embun selalu begitu, dia tidak menginginkan oleh-oleh, melainkan kehadiran ayahnya.

Kesehatan ayahnya lebih penting daripada oleh-oleh yang tak seberapa.

"Yaudah, sekarang kamu ganti baju terus makan." ujar Pricilla.

Embun hanya mengangguk patuh. Kemudian Pricilla keluar dari kamar Embun dan menutup pintunya.

Saat sudah memastikan bahwa ibunya sudah benar-benar pergi, Embun mengeluarkan sebuah note kecil dan menuliskan sesuatu di sana.

Kemudian dia merobek kertas tersebut dan memasukannya dalam amplop yang beragam hati di bagian depan. Lalu menyimpannya dan berjalan menuju kamar mandi.

***

"Bun, habis ini aku mau pergi bentar." jelas Embun.

Pricilla menoleh ke arah Embun dengan tatapan bingung. Sejak dulu Embun tidak pernah ingin keluar malam kecuali bersama keluarganya.

"Mau kemana? Kok malem perginya?" tanya Pricilla.

Embun terdiam. Dia bingung harus jujur atau tidak dengan sang bunda kalau dia akan pergi ke markas Libra. Kalau dia jujur, pasti Pricilla tidak mengizinkannya pergi.

"Mau ke rumah Retha," jawab Embun berbohong.

"Tapi hati-hati, yah." ujar Pricilla.

Ada rasa senang karena Pricilla langsung percaya pada dirinya. Jadi dia tidak usah banyak berbohong lagi pada Pricilla.

𝐋𝐈𝐁𝐑𝐀 [End]Where stories live. Discover now