Ancaman yang terbukti🦋

31.4K 4.2K 806
                                    

"Part dihapus untuk kepentingan penerbitan."
















































Tapi boong





















"Jika memang tidak bisa ... jangan dipaksa, jangan memaksa dan jangan terpaksa."

___________________


Di chapter ini, konflik mulai datang. Entah itu konflik ringan atau konflik berat. Aku harap kalian semua tetap stay hingga cerita ini selesai.

•Jangan lupa buat vote dan komen. Karena itu sangat berarti buat aku, sang author kentang.

"Om tau, kan, kalau aku cinta sama Libra! Tapi kenapa Om biarin Libra pacaran dengan cewek lain?" tanya Melva dengan terisak.

Dia mengadukan tentang hubungan antara Libra dan Embun pada Aditama. Mendengar berita tersebut, Adhitama sangat marah terhadap Libra.

"Siapa cewek itu?" tanya Adhitama.

"Embun. Aku gak terima dengan semua ini. Aku sayang sama Libra. Aku mau milikin dia seutuhnya," ujar Melva.

Rinai berjalan menghampiri Adhitama dan Melva yang sedang berbincang dengan serius.

"Loh, Melva kenapa?" tanya Rinai.

"Tante, Libra pacaran sama cewek lain," ujar Melva lalu memeluk Rinai.

"Saran Tante, mendingan kamu sama Dirga aja. Sebesar apapun cinta kamu ke Libra, kalau dia gak cinta sama kamu percuma, sayang," jelas Rinai.

Sebenarnya Rinai tidak suka dengan sifat Melva yang memaksa Libra untuk mencintainya. Libra sudah menolaknya dengan baik, tetapi Melva tidak juga mengerti.

Seketika Melva melepaskan pelukannya terhadap Rinai dan menatapnya aneh.

"Tante seharusnya larang Libra pacaran sama cewek itu. Bukannya malah ngomong kayak gitu," ujar Melva dengan nada sedikit emosi.

"Kamu gak bisa terus-terusan maksa Libra untuk mencintai kamu. Cinta gak bisa di paksakan," ujar Rinai.

"Rinai, kenapa kamu berbicara seperti itu pada Melva? Seharusnya kamu nasehati Libra untuk memutuskan pacarnya," ujar Adhitama.

Rinai menatap wajah Adhitama. Demi bisnis, Adhitama rela mengorbankan Libra. Dia selalu menjodohkan Libra dengan wanita yang tidak ia cintai.

"Jika Libra bahagia dengan pilihannya sendiri, aku akan terus dukung dia. Aku gak mau Libra merasa tertekan dengan cinta kamu, Melva," ujar Rinai lalu meninggalkan Adhitama dan Melva.

Hati Melva sedikit sakit mendengar perkataan yang keluar dari mulut Rinai. Mengapa Rinai tega mengatakan itu padanya. Bukankah dulu Rinai selalu mendukung Melva bersama Libra. Dia membenci Embun.

"Om, aku mau Libra. Aku mohon lakuin sesuatu supaya Libra sama Embun putus," ujar Melva memohon pada Adhitama. Melva menghalalkan segala cara agar mendapatkan cinta Libra.

"Tenang, Om sudah punya rencana yang akan membuat mereka berdua putus," ujar Adhitama.

Senyuman Melva terukir jelas di bibir Melva. Akhirnya apa yang dia inginkan sebentar lagi akan terjadi.

"Bener, Om?" tanya Melva memastikan.

Adhitama mengangguk seraya tersenyum ke arah Melva yang menatapnya serius.

𝐋𝐈𝐁𝐑𝐀 [End]Where stories live. Discover now