Semua ada di tangan Tuhan🦋

31.6K 3.8K 121
                                    

Hallo, guys! Apa kabar? Harus baik-baik, dong.

Ada yang kangen sama cerita ini, tidak? Ah, sudahlah tidak ada yang kangen.
Aku update-nya lama, yah? Tapi nggak lama-lama amat juga.

Sedikit lagi, kita semua bakal berpisah dengan tokoh-tokoh yang ada di cerita ini.
Loh, kenapa? Ya, iyalah. Cerita ini menuju ending.
Ending cerita ini udah kelihatan, loh.
Berharap happy ending atau sad ending, nih? Haha.

Oke deh. Sebelum membaca, jangan lupa vote dan komen. Si Sitoy katanya kangen sama kalian semua. Dan kalian dapat salam dari babang Lintang yang cakep tapi sinting.

Selamat Membaca 🦋

Retha dan Siti nampak sedang memikirkan sesuatu yang sangat serius. Mereka bingung tentang keberadaan Embun sekarang. Ke rumah Embun, rumahnya kosong. Tanya pada Libra, Libra juga menghilang. Mereka mencoba menghubungi keluarga Embun, tapi tak ada informasi yang mereka dapatkan. Lebih anehnya, para sahabat Libra juga tidak tau di mana keberadaan Libra ataupun Embun. Bunda Embun juga seakan menghilang selama 2 hari belakangan ini.

"Kok perasaan gue nggak enak, yah?" tanya Retha.

Siti tak menjawab. Dia tetap beradu dengan otaknya di dalam sana. Hingga Retha memukul lengannya pelan agar Siti bisa tersadar dari lamunannya. Siti tersentak kaget, ketika Retha memukul lengannya pelan.

"Apa sih?" tanya Siti kesal.

"Perasaan gue nggak enak," jawab Retha. Wajahnya nampak ketakutan. Ia takut terjadi sesuatu pada sahabatnya, Embun.

"Lo pengen berak, kali," celetuk Siti santai. Biasanya orang yang perasaannya tidak enak ingin mengeluarkan sesuatu, pikirnya.

"Bukan itu! Gue takut terjadi apa-apa sama Embun," ujar Retha, lalu menundukkan kepalanya.

"Udah, nggak usah kahwatir. 'Kan masih ada gue," ujar Siti lalu memeluk Retha. Mereka jarang berkelahi semenjak Embun menghilang entah ke mana, bahkan mereka sudah tak pernah berkelahi lagi. Mereka menjadi akur untuk sementara waktu dan fokus kepada keberadaan Embun.

"Apa mungkin Embun pindah?" tanya Siti.

Mendengar pertanyaan itu, Retha melepaskan pelukan Siti darinya dan menatap Siti serius.

"Kalau dia pindah, pasti dia ngabarin kita, Siti," ujar Retha mencoba untuk tetap tenang. Umpatan kasar tak lagi ia lontarkan ketika berbicara dengan Siti. Begitupun dengan Siti yang berbicara lembut pada Retha. Mereka tau kondisi sekarang.

"Siapa tau mereka pindah mendadak. Soalnya rumahnya sepi terus," ujar Siti.

Retha terdiam. Mencoba menyimpulkan semua kejadian terakhir saat Embun masih bersamanya. Hubungan Embun dan Libra baik-baik saja sebelumnya. Tak ada masalah sedikit saja. Lalu apa yang menyebabkan Embun pindah mendadak seperti ini. Apalagi dia tidak mengabari dirinya.

Kepalanya hampir pecah memikirkan semua hal tentang Embun yang menghilang. Ingin melapor ke polisi juga tidak enak.

"Woi, ada pr, nggak?!" tanya Beni dengan keras membuat semua murid di kelasnya berbalik.

"Kereta, pinjem tipe-x, dong!" seru Didit.

"Nggak mau. Lo kalau minjem suka nggak di balikin," ujar Retha ketus. Dari banyaknya murid di kelas ini, hanya Retha yang memiliki tipe-x. Kadang ia harus beli yang baru karena yang lama sudah menghilang entah ke mana. Kali ini dia tidak mau meminjamkannya lagi pada teman sekelasnya.

𝐋𝐈𝐁𝐑𝐀 [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang