Kasus kembali di buka🦋

26.2K 4.2K 617
                                    

Sebelum mulai membaca, beri vote dulu.
Agar aku lebih semangat melanjutkan cerita ini.

Siapa nih, yang mengharapkan cerita ini happy ending?

~LIBRA~

"Temenin aku, yah," ujar Embun sambil berjalan keluar kelas bersama Retha.

"Oke," sahut Retha.

_______

Siti sudah menunggu kedatangan Melva sedari tadi di gerbang belakang sekolah. Tampak dari kejauhan, Melva sedang berjalan menghampiri Siti.

"Ngapain lo ngajak gua ke sini?" tanya Melva ketus.

"Gue gak akan biarin lo rusak hubungan antara Embun sama kak Libra. Mending lo batalin niat lo buat dapetin kak Libra sebelum gue buat lo menderita," jelas Siti serius.

Melva menyambut perkataan Siti dengan tawa jahatnya lalu menatap Siti sinis.

"Kenapa gue harus ikutin kemauan lo? Lo pikir gue takut dengan ancaman lo?" tanya Melva.

"Terserah lo aja sih. Tapi jangan nyesel kalau satu sekolah tau gimana lo kalau di luar rumah, apalagi kalau malam," ujar Siti santai.

Mata Melva melotot hebat mendengar perkataan Siti barusan. Apa yang sedang ia bicarakan padanya.

"Apa maksud lo?" tanya Melva.

"Jangan pura-pura gak paham. Lo pikir gue gak tau kalau semalem lo datang ke club bareng Dirga? Bukan hanya semalem, tapi sering," ujar Siti.

"Jangan pernah main-main sama gue!" ujar Melva penuh penekanan.

Siti hanya tertawa lalu membelakangi Melva yang sedang marah padanya. Melva pikir dirinya hanya seorang cewek bodoh.

"Lo pacaran sama Dirga 'kan? Tapi kenapa lo mau kak Libra jadi pacar lo?" tanya Siti.

Bagaimana mungkin Siti mengetahui segalanya tentang hubungannya dengan Dirga. Ia tidak menyangka bahwa Siti mengetahui semua tentang dirinya.

"Lo tau semuanya dari mana?" tanya Melva.

"Gak penting. Intinya, batalin rencana gila yang udah lo rancang. Lo harus milih salah satunya, jangan milih keduanya," ujar Siti.

"Kalau gue mau keduanya, masalah lo apa? Jangan pernah ikut campur dengan kehidupan gue. Jangan lo pikir gue bakal takut sama ancaman lo tadi," sahut Melva.

Siti membalikkan tubuhnya menghadap Melva yang menatapnya tajam. Tangannya ia kepal dengan kuat, seakan ingin meninju wajah Siti yang cantik.

"Gue 'kan udah bilang, semua keputusan ada di tangan lo. Tapi gue gak akan pernah berhenti buat cari semua kebusukan lo," ujar Siti lalu pergi meninggalkan Melva.

Sepeninggalan Siti, Melva berteriak seperti orang yang kehilangan akal sehat. Dia sangat membenci Siti. Siapapun yang berusaha untuk membuatnya dalam masalah, dia akan melenyapkan orang tersebut.

"Gue bakal kasih lo pelajaran yang bakal lo ingat seumur hidup," ujar Melva sambil tersenyum sinis.

*****

Sekarang Retha dan Embun sedang berada di kantor polisi. Entah apa yang akan di lakukan oleh Embun di kantor polisi ini. Retha hanya bisa patuh, menemani sahabatnya satu ini.

"Buruan masuk," ujar Retha.

Kemudian Embun dan Retha berjalan masuk ke dalam salah satu ruangan. Di dalam ruangan tersebut sudah ada pak polisi yang sedang duduk, menunggu mereka.

𝐋𝐈𝐁𝐑𝐀 [End]Kde žijí příběhy. Začni objevovat