(𝐇𝐈𝐀𝐓𝐔𝐒!)
Dia, yang dikenal dunia sihir sebagai The Boy Who Lived karena berhasil membunuh Pangeran Kegelapan ketika masih berumur 18 Bulan.
Dia, yang dielu-elukan sebagai Juruselamet dunia sihir karena berkatnya dunia kembali damai.
Dia, ya...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Pagi ini agak membingungkan dan mengejutkan ketika tiba-tiba saja dari arah pintu masuk Great Hall, semua murid-murid asrama Slytherin masuk dengan persatuan yang teratur dan dengan aura bangsawan dan keanggunan yang begitu kental. Disaksikan oleh tiga Asrama lain dan para Profesor serta kepala sekolah, Slytherin masuk tahun demi tahun dan duduk berdasarkan peringkat juga tahun mereka. Yang pertama masuk ke Great Hall adalah sekelompok tahun pertama dengan Harry Potter yang memimpin jalan, Theo dan Alexis mengikuti dibelakangnya dan dibelakang Theo dan Alexis, sisa tahun pertama mengikuti lalu mengambil tempat duduk mereka di bangku dan meja masing-masing. Tahun kedua lalu masuk dengan dipimpin oleh seorang anak laki-laki berambut coklat madu seleher, kulit kecoklatan, mata coklat kehitaman, wajah tampan yang tampak tegas dan tubuh tinggi. Lalu Tahun ketiga masuk, di pimpin oleh Draco Malfoy dengan Blaise Zabini dibelakangnya tepat di sisi kanannya dan Slytherin tahun ketiga lainnya mengikuti. Tahun keempat masuk, di pimpin oleh seorang perempuan bertubuh tinggi dan ramping, berwajah cantik, kulit seputih susu, rambut coklat kepirangan dan mata biru sebiru laut. Disusul oleh Tahun kelima yang dipimpin oleh Adrian Pucey yang juga merupakan kapten Quidditch. Kemudian Tahun ke-enam yang dipimpin oleh Graham Montague yang melangkah dengan angkuh dan seringai khas di wajah tampannya. Dan yang terakhir masuk adalah Tahun ke-tujuh, di pimpin oleh remaja laki-laki tampan berambut hitam agak keriting, bermata abu-abu bulan, berkulit putih pucat, dan juga merupakan seorang Prefek tahun ketujuh.
Tahun pertama mengambil tempat duduk dimeja paling dekat dengan pintu keluar, disusul oleh tahun kedua, lalu tahun ke-tiga, tahun ke-empat, tahun ke-lima, tahun ke-enam dan tahun ke-tujuh. Mereka semua duduk dengan teratur dan anggun, dan tak lupa memberi jarak untuk Harry dan lima Slytherin lainnya yang duduk agak berjarak dari mereka dan menempati tempat duduk khusus mereka yang hanya bisa ditempati mereka. Harry tentu saja duduk di meja kepala yang merupakan tempat paling dekat dengan Head Table, lalu Draco duduk dihadapannya, Theo duduk disebelah kiri Harry, lalu Alexis di sebelah Theo. Sedangkan Graham duduk disebelah kanan Draco dan Blaise di sebelah Graham. Berdasarkan cara duduk mereka, sebagian orang tentu dapat menilai jika ke-enam Slytherin tersebut adalah inti dari Slytherin dan orang-orang yang sangat dihormati dengan Harry sebagai puncak kehormatan, dan tentu saja hal itu tidak dapat diganggu gugat.
Dari meja Head Table, sebagain besar Profesor yang tidak mengerti apa yang dilakukan Slytherin tentu saja kebingungan. Namun berbeda dengan Profesor Snape selaku kepala asrama mereka, dia merasa bangga dengan apa yang telah dilakukan Asramanya meskipun ekspresi bangga tersebut tidak terlihat karena wajah minim ekspresinya. Profesor Quirrell nampak agak terkejut, lalu berhasil mengendalikan diri dan menyeringai, ia nampak senang apalagi ketika matanya melirik Harry. Profesor McGonagall dan beberapa lainnya juga terkejut karena sebelumnya mereka pernah menyaksikan hal ini terjadi pada Slytherin puluhan tahun yang lalu saat mereka masihlah seorang Murid di Hogwarts. Sedangkan Profesor Dumbledore agak memucat, ia mengingat dengan jelas jika 50 tahun yang lalu hal seperti ini pernah terjadi, dan ia tidak mengharapkan hal ini terjadi lagi, apalagi dengan Harry Potter sebagai sumbernya. Terlebih lagi Harry masihlah 11 tahun, masih sangat muda untuk mengumpulkan penghormatan dari seluruh murid Slytherin. Ia sangat berharap jika dugaannya salah sekarang.
