Ceva 04

3.4K 666 70
                                    

Saya membayar taksi sesuai argo yang tertera. Memberikan kembalian pada si supir taksi yang terlihat kelelahan di usia nya yang tak lagi muda.

"Mas, iki kebanyakan tenan uang nya. Saya kembalikan saja ya sisa nya?"

Saya menggeleng dan tersenyum. "Buat bapak aja. Saya ikhlas Pak. Hadiah buat bapak karena sudah bawa saya sampai rumah dengan selamat." supir tersebut tak henti berterima kasih pada saya hanya karena sejumlah uang yang bagi saya sangat mudah di cari. Nominal tersebut bahkan lebih sering saya acuhkan, namun ternyata begitu berarti bagi sebagian besar orang yang kehidupan nya tidak seberuntung saya.

Saya segera menuju ke gerbang rumah kekasih saya yang dijaga oleh seorang keamanan bernama Pak Ali. Pak Ali menyambut saya ramah dan segera membukakan gerbang.

"Lho Mas, mana mobilnya? Mas Ceva jalan kaki?" tanya nya bingung.

Saya terbahak dan menggeleng. "Nggak, Pak. Saya naik taksi tadi. Mayang nya ada?"

"Walah, kalo mbak Mayang ya pasti ada Mas. Emang nya sejak kapan tuan besar kasih izin mbak Mayang buat keluar malam?"

Saya dan Pak Ali terkekeh mendengar kebenaran yang dipaparkan. Calon Papa mertua saya memang sangat protektif pada putri semata wayang nya. Katanya, semenjak ada insiden yang membahayakan Mayang sewaktu di dalam kandungan, calon Papa mertua saya itu lantas selalu membatasi gerak gerik Mayang. Tak jarang Papa akan terus memantau melalui GPS ke mana Mayang pergi.

Saya lantas berjalan memasuki kawasan rumah dan mengetuk pintu setelah sebelumnya berpamitan pada Pak Ali.

Mata saya di sambut oleh Papa yang kebetulan membukakan pintu untuk saya. Dengan takzim, saya menyalim tangannya.

"Malam Pa."

"Lho, kamu nggak pulang? Bukannya tadi siang habis ada acara proyek layar lebar itu?" tanya Papa bingung.

Saya menggeleng dan menggaruk tengkuk salah tingkah. "Ceva...kangen Mayang, Pa. Makanya Ceva langsung ke sini."

Saya dihadiahi dengusan oleh Papa. Tapi walaupun gestur nya seolah mengejek ke cheesy an saya, namun saya tidak bisa di bohongi oleh binar mata Papa yang terlihat bahagia dan lega. Sudah saya bilang kan kalau Papa itu begitu protektif pada Mayang? Papa akan memastikan keselamatan diri dan hati putrinya dari para lelaki tak bertanggung jawab. Namun, saya bukanlah salah satu dari golongan lelaki tersebut. Saya seratus persen sayang dan cinta pada Mayang.

"Mayang ada Pa?"

"Ada. Di kamar." pandangan mata Papa seketika menajam. "Di kamar Mayang ada cctv, jadi kalo kamu berniat macam-macam ke Mayang, nggak butuh waktu lama buat Papa untuk nangkap dan hajar kamu detik itu juga."

Saya terbahak dan menggeleng. "Pa, Ceva nggak mungkin merusak Mayang. Ceva cinta sama dia. Dan cinta itu menjaga, Pa."

Papa tampak mengangguk puas dan segera mempersilakan saya masuk ke dalam. Papa melangkah ke ruang kerja nya, sedangkan saya menuju ke ruang tengah, dan bertemu Mama di sana.

Mama menoleh dan menatap saya kaget sekaligus senang. "Ehh Ceva nya Mama dateng."

Saya tersenyum dan segera memeluk Mama yang mengecup kedua pipi saya serta mengusap lembut punggung saya yang letih.

"Capek ya? Mau Mama buatin teh madu? Mama masak ayam lengkuas. Nanti makan ya? Mayang juga dari tadi belum turun dari kamar."

Saya mengangguk penuh binar ketika mendengar Mama menyebutkan nama masakannya. Untuk sekedar info, masakan Mama adalah yang terbaik yang pernah lidah saya cecap selama tiga puluh lima tahun saya hidup. Masakannya masakan rumahan yang sederhana, tapi entah kenapa, ada cita rasa khas yang membuat saya selalu ketagihan dengan rasa dari masakan yang Mama buat.

"Ceva mau, Ma. Kebetulan Ceva belum makan. Langsung ke sini waktu acara nya selesai."

Mama mengangguk senang dan menepuk pipi saya lembut. "Mayang ada di kamar. Kamu sekalian ajak dia buat makan ya nak."

Saya mengangguk paham dan segera berpamitan menuju kamar pujaan hati saya.

Mayang, tunggu saya.

🎇🎇🎇🎇

Buat yang bingung gimana cara baca namanya Ceva, aku nggak mematok kok harus Ceva atau Keva😆😆 seenaknya kalian aja gimana bacanya. Kalo aku sih bacanya tetap Ceva😍😍

Karena hari ini cuma ada satu mata kuliah, kemungkinan besar aku bisa up 2x sehari. Makanya, ayo dongggg ramaikan lapak ini dear😢 aku sedih banget waktu tau kalo vote cerita ini menurun drastis dari kedua cerita sebelumnya. Apa cerita ini nggak bagus ya? Atau malah ada yang nggak suka?

06 Oktober 2020

Dear MayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang