Ceva 20

3K 581 41
                                    

Saya menatap sebuket bunga dan juga beberapa kotak makanan di hadapan saya dengan perasaan membuncah bahagia. Setelah saya dan Mayang resmi berbaikan, saya memang selalu over lebay tiap harinya dengan mengirimi buket-buket bunga dan makanan kesukaan Mayang yang di masak langsung oleh koki dari restoran saya. Saya sangat beruntung dan merasa bersyukur karena ide iseng saya dulu dengan membangun bisnis makanan rupanya menjadi tombak penyangga kehidupan saya setelah lepas dari dunia entertain. Walaupun saya berhenti menjadi aktor, tapi job pemotretan yang sekira nya aman dan tidak berhubungan dengan Serena akan saya ambil untuk menambah tabungan menikahi Mayang kelak.

Saya baru saja hendak masuk ke mobil setelah seluruh buket dan makanan saya pindahkan ke mobil, namun teriakan seseorang menahan saya. Di sana, di ujung trotoar dekat resto saya, Manda tengah berjalan cepat menghampiri saya.

Jujur, saya cukup kaget melihat Manda yang biasanya seolah enggan berinteraksi dengan saya, saat ini justru memanggil saya dan seolah ingin membicarakan sesuatu.

"Manda? Ada apa?" Tanya saya bingung. Raut wajah Manda terlihat kesal.

"Heh, bilangin gih sama mantan manajer lo, jadi laki tuh jangan banci, berani nya nindas cewek! Casing doang laki, eh jiwa nya bencong!" Semprotnya berapi-api.

Saya yang tidak paham apa maksudnya jelas saja bingung. "Manda, tunggu tunggu, ini sebenernya ada apa? Maksud kamu Rey kan? Kenapa sama Rey?"

Manda mendengus dan bersedekap kesal. "Ya siapapun lah namanya gue nggak peduli." Ucapnya sambil mengibaskan tangan. "Yang jelas, tolong kasih tau dia buat berhenti menghina dan nyudutin Mayang! Gue nggak ngerti ya ada masalah apa dia ke Mayang, karena yang gue tau, Mayang itu nggak pernah cari masalah sama orang, tapi gue nggak suka sama kelakuannya yang sok anggep Mayang itu kaya sampah. Hell, padahal justru dia yang kaya sampah."

Rahang saya kaku mendengar ucapan Manda. Apakah ada kejadian diantara Mayang dan Rey yang saya tidak ketahui sebelumnya?

"Kapan?" Tanya saya dengan suara mengetat.

"Seminggu lalu."

Napas saya tercekat. Itu artinya, tepat ketika saya dan Mayang berbaikan. Dan Mayang sama sekali tidak mengadu apapun pada saya. Ya Tuhan, apa yang sudah Rey katakan pada kekasih tercinta saya? Apakah itu menyakiti Mayang?

"Gue mohon, jagain Mayang. Karena sejelek apapun tubuh nya, Mayang juga cewek yang punya perasaan. Sediem apapun dia, tapi dalem hatinya selalu sedih, selalu ngerasa minder. Gue nggak bakal diem kalo si bajingan itu sampe nyakitin Mayang lebih jauh."

Saya masih memikirkan tiap ucapan Manda, bahkan ketika saya sudah sampai di depan rumah Mayang. Kedatangan saya disambut ceria oleh Mayang yang melonjak senang ketika mendapati ada makanan kesukaannya yang saya bawakan untuknya.

Mayang sangat ceria. Dia jarang sedih, namun saya sadar kalau kebersamaan kami membuat intensitas kesedihannya makin meningkat. Saya sedih, kenapa orang sebaik Mayang mesti dipandang sebelah mata hanya karena kondisi fisiknya yang berlebih. Gemuk sama sekali bukan dosa dan bukan tindak kriminal, namun di negara ini, semua orang seolah terganggu dan merasa menjadi orang paling indah hingga berani menghina fisik seseorang. Padahal mereka sendiri bukanlah sosok yang melahirkan, membesarkan, dan memberikan makan pada sosok yang mereka bully.

Saya sedikit kaget ketika Mayang mengasongkan sepotong makanan di depan bibir saya. Wajah lugu nya tersenyum cerah yang otomatis meleburkan emosi saya sejak tadi.

"Suka?" Tanya saya lembut.

Mayang mengangguk senang. "Ini enak banget. Koki kamu ya yang masak?"

"Iya. Spesial buat orang yang spesial di hidupku."

Saya terkekeh melihat pipi Mayang yang menggembung penuh rona. Tangan saya refleks mengusap di kelembutan kulit pipinya.

"Gombal." Bisiknya malu.

"Aku serius." Saya menatap mata Mayang penuh kesungguhan. "Kamu spesial buat aku, May."

Mayang tertunduk, sesekali melirik saya malu. "Ceva juga spesial buat aku."

Saya tersenyum. "Kalo aku spesial buat kamu, kenapa kamu nggak jujur ke aku kalo Rey lagi-lagi menghina kamu?"

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

Kaya nya mulai sekarang aku bakal lebih fokus ke novel dewasa aja daripada ke YA atau teenfic. Fokus ke teenfic dan YA itu makan hati dan kurang menghargai effort penulis, lain kalo sama penikmat novel dewasa.

Aku tau aku labil, tapi aku rasa aku juga berhak ya menyelamatkan mood dan juga hati dari rasa sakit yang nggak perlu😬

Jadi kalo yang masih mau terus menikmati karyaku, bakal ada satu karya baru yang bakal aku publish nanti. Tema nya jelas nggak cocok buat dibawah umur, cerita incest juga. Jadi, kalo ada yang merasa jijik, jangan mampir ke sana dan ujung2nya menghujat ya.

18 November 2020

Dear MayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang