Ceva 18

2.7K 542 34
                                    

Saya menunduk, tidak berani menatap mata Papa dan Mama yang kini menatap saya penuh spekulasi. Terlebih Papa. Beliau tampak sangat terpukul sekaligus marah ketika mengetahui bagaimana kehidupan saya di masa lalu.

Saya datang di waktu yang tepat, karena nyatanya Mayang sedang tidak berada di rumah untuk saat ini. Hal ini jelas memudahkan saya untuk bicara dari hati ke hati bersama Papa dan Mama.

"Saya nggak habis pikir sama kamu, Va. Kenapa kamu nggak pernah jujur dari awal sama kita semua? Kamu itu sekarang nggak lebih dari seorang penipu yang tega menipu putri saya yang masih polos dan lugu!"

Saya jelas ingin mengubah masa lalu, tapi mau berusaha sekuat apapun, masa lalu saya tetaplah akan seperti itu. Ceva, si gigolo. Tapi saya juga tidak berhak melarang kemarahan dari Papa yang kecewa dengan track record saya. Semua orangtua pasti ingin pasangan yang terbaik bagi putra putrinya.

"Aku takut, Pa. Aku pendosa. Aku jelas nggak akan berani membuka aib kalau konsekuensi nya adalah kehilangan Mayang. Mayang hidupku, Pa. Aku cinta sama Mayang, dengan segenap jiwa. Jangan pisahkan kami." Pinta saya dengan bersimpuh di hadapan Papa dan Mama. Membuang segala harga diri yang saya miliki demi Mayang.

Mama terisak dan segera meminta saya untuk kembali duduk dengan baik. Mugkin Mama tidak sampai hati melihat saya memelas sampai seperti ini.

"Nak, duduk ya. Mama nggak suka kalo cara kamu meminta sampe kaya gini. Duduk ya nak." Bujuk Mama sambil menggamit lengan kanan saya. Saya otomatis menurut. Tidak tega rasanya melihat Mama sampai menangisi lelaki hina seperti saya.

Papa masih menatap saya tajam dengan bersedekap angkuh. Gestur seorang Ayah yang ikut terluka karena anaknya yang tersakiti.

"Kamu boleh minta ke saya untuk nggak pisahin kamu dan juga Mayang. Tapi pertanyaannya adalah, apa Mayang anak saya masih sudi buat berhubungan sama kamu?"

Pertanyaan Papa sederhana, namun efeknya jelas begitu rumit di hati saya. Tubuh saya dingin seketika. Merasakan hujaman kesadaran yang dilontarkan Papa tanpa ampun.

Apakah Mayang masih sudi menjadi kekasih saya? Apakah Mayang masih sudi memaafkan kesalahan saya?

"Papa! Papa nggak boleh ngomong gitu. Itu semua tergantung keputusan Mayang!"

"Lho, bener kan apa yang Papa bilang? Kita nggak bisa tau gimana kelanjutan hubungan mereka ke depannya kan?"

Saya menarik napas berat. Kenapa semua terasa rumit untuk saya? Bahkan hanya untuk mengejar kebahagiaan pun harus begitu banyak liku yang menanti di hadapan saya.

"Aku nggak tau seperti apa keputusan Mayang nanti, Pa, Ma. Tapi, aku akan terus coba mempertahankan hubungan kami berdua. Mayang hidup saya. Saya nggak butuh apapun kalau Mayang sudah ada di sisi saya."

Papa terlihat mendengkus penuh cibiran. "Nggak heran kenapa Mayang sampe bisa ketipu sama kamu. Modusanmu bikin anak gadis kelojotan."

Mama memelototi Papa dengan galak. Mama lantas tersenyum dan bangkit untuk duduk di sisi kanan saya. Menggenggam jemari saya seolah memberikan kekuatan untuk saya memperjuangkan Mayang.

"Meskipun Mama nggak bisa membenarkan pekerjaan kamu di masa lalu, tapi Mama mau kasih kamu kesempatan kedua, sayang. Semua manusia nggak bisa lepas dari yang nama nya masa lalu. Semua pasti punya, nggak peduli itu baik atau buruk. Yang terpenting buat Mama adalah, gimana sikap dan juga perbuatan kamu di masa sekarang. Yang terpenting kamu bekerja dengan cara yang benar dan juga mau berubah. Mama percaya kalo kamu cinta sama anak Mama. Dan Mama juga percaya kalo kamu bisa mrmbahagiakan dan menjaga anak Mama. Yang Mama minta sekarang, apa kamu bisa jaga amanat dan kepercayaan dari Mama untuk tetap menjaga Mayang sampai seterusnya?"

Beban saya seolah terangkat separuh detik itu juga. Ucapan Mama memberikan saya angin segar kalau saya masih memiliki kesempatan kedua untuk memperjuangkan hubungan saya dengan Mayang.

Dengan mantap, saya lantas menatap Mama dan mengangguk. "Pasti, Ma. Kalau Ceva dikasih kesempatan itu, Ceva nggak akan mengecewakan Mama dan juga Papa."

🌼🌼🌼🌼🌼🌼

05 November 2020

Dear MayangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang