Chapter 23

1.5K 243 1
                                    

Chapter 23
————————————————————

Pei Ying menghentikan langkahnya.

Pria itu masih mengenakan jas hitam dan sepatu kets putih. Di bawah matanya, ada lingkaran hitam yang sangat jelas.

Pei Ying berdiri diam selama beberapa detik sebelum berbalik dan berjalan ke arah yang berlawanan. Dan, seperti yang diharapkan, pria di bawah pohon itu mengikutinya.

Langit masih menyala dan dia berada di jalan yang besar dan sibuk, jadi Pei Ying merasa dia tidak akan berani bertindak sembarangan. Dengan kakinya yang terluka, dia perlahan berjalan ke depan.

Ada kantor polisi setempat tidak terlalu jauh. Dia benar-benar ingin melihat apakah orang ini akan mengikutinya sampai ke sana.

Setelah berbelok di tikungan, Pei Ying bisa melihat tanda ke kantor polisi. Dia biasanya melewati tempat itu tanpa banyak perhatian, tetapi sekarang, tanda biru tua itu benar-benar sedikit menenangkannya.

Pria itu mengikutinya hingga ke persimpangan sebelum berhenti. Pei Ying tidak berani berbalik dan segera bergegas ke kantor polisi. Petugas di pintu masuk menghentikannya dan menanyakan alasan kedatangannya. Setelah menjelaskan situasinya, petugas membawanya masuk.

Di dalam, ada beberapa petugas yang sedang bekerja. Ketika mereka mendengar dia ingin mengajukan laporan, mereka menyuruhnya duduk.

"Apa yang ingin kamu laporkan?" petugas di seberangnya bertanya.

Pei Ying menjawab, "Ada orang asing yang mengikutiku. Sudah tiga hari. Setiap hari, ketika aku sekesai kerja dan pulang, dia berdiri di dekat pintu masuk kompleks apartemenku. Kemudian dia mengikutiku sampai ke gedung apartment ku."

"Dia hanya mengikutimu? Apakah dia melakukan sesuatu padamu?"

"Tidak, tapi ini sudah sangat menakutkan. Dia bahkan mengikutiku sekarang."

Petugas itu memandangnya dan berkata, "Kalau hanya itu saja yang terjadi, kami tidak dapat mengajukan laporan."

Pei Ying mengerutkan kening. "Lalu apa yang diperlukan untuk mengajukan laporan? Haruskah aku menunggu sampai dia melakukan sesuatu yang lebih kepadaku?"

"Nona, tolong jangan marah. Aku mengerti perasaanmu, tapi kita juga harus mengikuti aturan dan regulasi."

Pei Ying sedikit mengerutkan bibirnya. Dengan nada yang lebih tenang, dia berkata, "Lalu apa yang harus aku lakukan sekarang? Biarkan dia terus mengikutiku? Aku bahkan tidak berani pulang sekarang."

Petugas menjawab, "Saat ini, dalam situasi seperti ini, kami hanya dapat meningkatkan patroli di daerah tersebut. Jika kami melihat pria yang kamu bicarakan, kami pasti akan memperingatkan dan memberi tahu dia."

Mendengar kata-kata ini, Pei Ying merasa sedikit putus asa. Petugas di seberangnya memeriksanya sejenak, lalu tiba-tiba berkata, "Kamu seorang selebriti, kan? Bernama Pei Ying?"

"...Iya." Pei Ying tidak yakin bagaimana harus menghadapinya. Siapa yang mengira akan ada hari ketika polisi mengenalinya?

"Jika itu masalahnya, mungkinkah orang yang mengikutimu adalah paparazzi?"

Pei Ying menggelengkan kepalanya. Dia telah mempertimbangkan kemungkinan sebelumnya, tetapi orang ini tidak membawa peralatan kamera apa pun, dan dia tidak pernah mencoba menyembunyikan kehadirannya saat menunggunya. Tidak peduli bagaimana dia memikirkannya, tidak mungkin dia paparazzi. Dia menjelaskan pikirannya kepada petugas, yang bertanya lagi, "Kalau begitu menurutmu mereka mungkin penggemar berat?"

(END) Just Blame Me For Being Blind in the BeginningWhere stories live. Discover now