Prolog

205 24 0
                                    

"Garuda!"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Garuda!"

Yang dipanggil namanya hanya berdeham singkat sambil melanjutkan pekerjaan menulis contekan di buku catatannya dengan santai.

"Garuda! jangan sampe buku paket gue melayang ke kepala lo, balikin buku gue!" pinta seorang Gadis bernama Nandine pemilik buku yang dicuri Garuda saat ini.

Garuda menoleh sekilas. "Berisik banget sih lo? gue kan cuma minjem," ujarnya.

Nadine semakin melotot tajam. "Minjem pala lo! darimana namanya minjem kalau ngambil buku tanpa yang punya tau?" tekan Nadine tak terima.

Garuda menghela napas lalu menoleh pada Nadine dan tersenyum tipis. "Sekarang lo tau kan? jadi diem, oke!" ucapnya lembut dan berhasil, Nadine tak lagi marah-marah.

Untung ganteng, batin Nadine bersorak bahagia mendapatkan senyuman dari Garuda.

"Gar, gawat!" Seruan dari seorang laki-laki lagi-lagi membuat pekerjaan Garuda menyalin pr harus terhenti mana gurunya galak lagi.

"Apaan?" jawab Garuda malas.

"Ikut gue dan ini buat lo." Kata si cowok bernama Arnold lalu menyimpan kertas lecek di samping Garuda

"Apaan nih kertas lecek dikasih gue?" bingung Garuda memandang jijik apa yang Arnold berikan.

"Gak usah banyak tanya simpen aja di saku, siapa tahu berguna." Arnold memasukan kertas itu secara paksa ke dalam saku Garuda yang dihadiahi lirikan tajam dari sang empunya. "Yok ngumpul malah sok rajin disini lo!" cibir Arnold menutup buku Garuda.

"Gue gak ikutan aliran sesat," timpal Garuda namun berkebalikan dengan apa yang diucapkannya, Garuda mengikuti Arnold keluar dari kelas. Keduanya tak luput dari pandangan para cewek tak sengaja berpapasan di sepanjang koridor. Garuda Albiansyah, siapa yang tak kenal dengannya bahkan guru-guru tahu dari perawakannya. Dia kapten voli dan sering meraih kemenangan. Arnold tiba-tiba berhenti membuat Garuda ikut terhenti.

"Lo mau kemana? ini bukan tempat kita ngumpul," ujar Garuda heran dengan Arnold malah masuk ke kelas 11.

Arnold nyengir. "Gue mau sapa dulu yayang sebentar."

Garuda berdecak dan memilih diam di depan kelas 11-D namun setelah beberapa menit si Arnold tak juga menunjukkan batang hidungnya membuat Garuda semakin kesal saja lalu pandangannya fokus pada seorang cewek sedang melamun di kelas sebelah, sendirian lagi. Lantas sebuah ide usil muncul di kepala Garuda untuk melemparnya sebuah kertas lecek pemberian Arnold tadi.

Setelah target terkunci Garuda melempar gulungan kertas lecek itu dan tepat mengenai kepala sasaran.

Cewek itu menoleh ke arah jendela menemukan seorang cowok sedang terkekeh dan yakin yang melemparnya barusan adalah si cowok.

"Dasar ku–eh kok ganteng ya?"  Dahlia tak jadi mengumpat tapi malah terpesona diam-diam lalu mengambil gulungan kertas lecek bin lusuh itu kemudian membukanya untuk mengetahui apa isinya.

Jodoh

Seketika ia menjerit dalam hati lalu mencium kertas itu dengan bahagia. Kata-katanya itu lho... bikin hatinya berbunga-bunga. Sementara di luar jendela Garuda memandang heran dengan si cewek yang telah ia lempar kertas bukannya marah malah senyam-senyum sendiri kemudian Garuda melengos pergi tak peduli dengan tingkah si cewek yang mulai kerasukan roh jahat.

----

Bagaimana dengan prolognya?
Ada yang penasaran sama Garuda atau Dahlia, mungkin?

Semoga suka dan betah membaca cerita Kertas Cinta.

Jangan lupa tambahin ke perpustakaan biar gak ketinggalan update cerita ini

Vote dan komentarnya juga

See you next chapter 👋💕

Kertas Cinta [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now