21 - Balasan

100 15 2
                                    

Sudah dua hari Dahlia memikirkan apa yang harus ditulis untuk membalas surat dari Garuda dan masih belum menemukan kata apa yang cocok buat dituliskan

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

Sudah dua hari Dahlia memikirkan apa yang harus ditulis untuk membalas surat dari Garuda dan masih belum menemukan kata apa yang cocok buat dituliskan. Sementara masalah tantenya sudah beres karena Resa sudah siuman lalu memeluk Dahlia penuh sayang.

"Maafin Tante ya, nak!" kata Resa memeluk erat Dahlia yang memegang kertas kosong.

Dahlia tersenyum membalas pelukan tantenya. "Iya Tante Dahlia udah maafin kok karena cuma Tante yang Dahlia punya."

Resa melepaskan pelukannya. "Kamu anak baik Dahlia. Oh iya, soal orang yang nagih hutang sama kamu jangan pikirkan lagi ya, nak."

"Kenapa? Dahlia mau bantu kok Tante bahkan aku sudah punya lima juta," ujar Dahlia ingin membantu.

"Nggak usah nak, dia pembohong mana ada Tante hutang sama dia," kata Resa jujur.

"Tapi dia–"

"Biarkan saja dia memang begitu, kamu sudah makan?" tanya Resa mengalihkan topik lagipula masalah hutang piutang itu memang benar-benar tidak ada antara dirinya dan Agra–pria asing yang Dahlia temui di rumah.

"Sudah, Tante mau makan?" tanya Dahlia balik.

"Nggak Tante masih kenyang," jawabnya. "Kamu menulis apa?" tanya Resa memperhatikan Dahlia memainkan pulpen dan kertas.

"Cuma tulis-tulisan iseng, Tan." Dahlia menyimpan kembali pulpen dan kertas ke dalam tas.

"Kamu mau pergi ke sekolah kan? buruan nanti telat!" suruh Resa lagipula dirinya sudah membaik.

"Aku mau disini jagain Tante aja," tolak Dahlia.

"Tante baik-baik saja kok, kamu sekolah yang rajin supaya jadi orang sukses," ucapnya penuh harap.

"Kalau begitu Dahlia pamit Tante dan Tante hati-hati, kalau butuh apapun panggil Suster atau Dahlia," pesan Dahlia lalu keluar dari ruangan.

Setelah memastikan Dahlia pergi Agra datang ke ruangan Resa matanya menyorot tajam dan menyiratkan rasa tidak suka.

"Apa-apaan kamu, hah?" Agra langsung mendatangi Resa dengan emosi.

"Agra saya sudah bilang, tidak ada hutang diantara kita," ujar Resa.

"Kamu sudah memiliki rumah itu sedangkan saya–"

"Rumah itu punya Dahlia bukan milik saya jadi kamu jangan pernah ganggu kehidupan saya lagipula kamu bukan pacar saya lagi," kali ini Resa sangat membenci Agra.

"Tapi saya ingin uang yang kamu janjikan waktu itu."

"Kamu tidak puas saya ditusuk sama kamu sekarang kamu malah minta uang, kamu memang manusia kejam!" ucap Resa berapi-api.

"Saya kejam? yang ada kamu yang kejam rumah bukan punya kamu malah merasa rumah sendiri," cibir Agra.

"Berhenti bicara dan pergi sekarang juga jangan pernah kembali lagi!" usir Resa kesal sampai perutnya terasa sakit.

"Baiklah, saya juga muak sama kamu." Agra meninggalkan Resa yang meringis sakit.

Sementara Dahlia mengintip dari pintu sebenarnya ia belum jauh dari koridor rumah sakit lalu kembali karena pulpennya ketinggalan. Setelah mendengar itu semua Dahlia tercengang dan ia punya rumah dan rumah itu yang sudah ia tinggali dari kecil.

Kenapa tantenya bohong kalau Dahlia tidak punya apa-apa?

Dahlia melangkah kakinya ke sekolahnya untung hari ini guru-gurunya sedang tidak bisa masuk sehingga hanya tugas saja yang harus dikerjakan. Ia juga masih memikirkan kenapa tantenya ... Dahlia sangat tidak bisa mengerti.

***

Tim voli putra SMA One High School meraih kemenangan walaupun harus jatuh bangun mempertahankan. Hanif dan Doni menjadi korban, keduanya kelelahan sehingga harus dibawa ke rumah sakit untungnya tidak memperburuk keadaan.

Garuda dkk. sudah ditunggu kedatangannya oleh seluruh murid SMA One High School dan saat mereka tiba pujian dan sorakan menggema di seluruh penjuru menyambut.

"Gue kayak presiden lewat dah di sambut meriah gini," cetus Doni bahagia.

"Gaya lo belum sampe ke sana Don," ujar Arnold.

Setelah disambut sedemikian rupa akhirnya Garuda bisa beristirahat di kelasnya dan memikirkan jawaban Dahlia nanti tapi saat ini ia belum juga menemukan keberadaan Dahlia dimana pun padahal jam-jam begini Dahlia suka berkeliaran mencari Hanif melewati kelasnya.

"Kok gue deg-degan ya padahal belum baca suratnya?" gumam Garuda.

Garuda pergi keluar kelas barangkali ada Dahlia tidak sengaja lewat atau menemuinya dengan tiba-tiba. Ternyata harapan tinggal harapan Dahlia sama sekali tidak ditemukan dimana-mana. Pencarian terakhir adalah kelasnya tapi ... sudah kosong bahkan tidak ada seorang pun yang bisa Garuda tanyai kemana perginya Dahlia.

"Lo pergi kemana Lia?" tanya Garuda putus asa.

Garuda masih tidak menyerah mencari ke perpustakaan sampai kantin namun tetap saja orang yang dicarinya belum juga ditemukan.

Apakah ia memiliki salah sehingga Dahlia tidak mau menemuinya?

Setidaknya Dahlia mengucapkan sesuatu kepada Garuda tapi ini sama sekali tidak ada.

***

Dahlia enggan pulang ke rumah ia berada di taman yang jauh dari keramaian orang. Hatinya sedikit sakit setelah mendengar sebuah kenyataan padahal seperti terdengar biasa namun untuk Dahlia hal itu cukup mengganggu. Berubahnya Resa, ia pikir sudah menyadari apa yang telah di perbuat tapi masih ada kebohongan yang belum di beritahu ya minimal Resa dari awal tidak mengatakan hal yang membuat Dahlia seolah tak punya apapun bahkan hidup pun sepertinya tak layak.

Dahlia pikir semua akan membaik dan ternyata salah semuanya malah terlihat menyedihkan. Mungkin sebaiknya surat balasan untuk Garuda tidak akan ia balas lalu ia berikan saja. Iya itu adalah keputusan yang terbaik.

*****

Hmm gimana readers, masih semangat lanjut bacanya?

See you next chapter 👋🏻

Kertas Cinta [OPEN PRE-ORDER]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ