14 - 365 hari

62 16 0
                                    

Satu tahun itu 365 hari dan lagu 365 hari dinyanyikan oleh Tiara Andini

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Satu tahun itu 365 hari dan lagu 365 hari dinyanyikan oleh Tiara Andini. Lalu dimana masalahnya?

Dahlia juga tidak paham. Yang ia rasakan saat ini adalah khawatir dengan keadaan Garuda setelah mendengarkan dari Arsen.

"Dahlia ini makanan apa sih saya nggak suka!" teriak Resa dari dapur dengan segera Dahlia menghampiri sebelum sang Tante benar-benar marah lalu mengamuk layaknya banteng lepas.

"Itu sayur Tante, di kulkas cuma ada sayur jadi..."

"Ah banyak alasan kamu, harusnya kamu belanja daging kek atau apa yang enak, ini malah sayur apaan ini saya ingin muntah melihatnya," potong Resa kesal.

Dahlia menunduk kemudian Resa pergi begitu saja dari hadapannya. Resa kesal, marah dan sangat-sangat marah harusnya Dahlia menyajikan makanan yang lebih enak di pandang kemudian di perutnya terasa kenyang ini malah sayur tanpa bentuk membuat Resa kehilangan nafsu makan saja.

Dahlia membereskan makanan yang tidak sempat tantenya makan itu lalu memilih memakannya daripada mubasir. Sayur yang Dahlia buat tidak terlalu buruk rasanya cuma tampilannya saja yang menipu namun Resa malah mengatakan hal yang tidak-tidak sebelum mencobanya.

Dahlia kembali membersihkan semua lalu kembali ke kamar untuk mengerjakan tugas menggambarnya lumayan sekarang ada seorang pelanggan katanya akan membayar malah jika Dahlia membuatnya terpesona oleh karyanya bukan wajahnya Dahlia lho...

"Dahlia kamu nggak masak lagi?" tanya Resa kembali ke dapur.

"Nggak Tante di kulkas gak ada apa-apa," jawab Dahlia.

"Halah alasan kamu, belanja kek sana pergi!" usir Resa.

"Tapi Dahlia gak ada uang,"

"Pembohong kamu!" sentak Resa tak percaya setahunya Dahlia punya uang namun entah dipakai apa.

"Dahlia beneran gak ada uang Tante." Dahlia menjawab dengan sungguh-sungguh.

Resa berdecak. "Ini cepetan beliin saya makanan enak, no tapi-tapi lagi bosan saya dengerinnya." Ia menyerahkan dua lembar lima puluh ribuan kepada Dahlia.

Dahlia menerimanya lalu secepatnya keluar dari rumah mencari makanan enak sesuai permintaan tantenya namun yang jadi masalah adalah ini sudah malam hari sehingga Dahlia agak ragu untuk mencari makanan di malam-malam begini. Ia menarik napas lalu mulai berjalan mencari pedagang kaki lima yang mangkal entah dimana.

Di pikiran Dahlia saat ini makanan enak untuk tantenya adalah sate ayam. Kemudian membeli roti beberapa bungkus untuk dirinya mengganjal perut tengah malam nanti dan semoga ia bisa pulang tanpa kurang satu apapun.

Akhirnya setelah lelah berjalan tukang sate mangkal di depan mata dengan segera Dahlia menghampiri lalu memesan setelah selesai ia membeli roti kemudian pulang.

***

Garuda sangat malas pergi ke kafe Doni namun SMS serta panggilan lewat telepon terus berdering dan Doni juga mengancam akan menjemput dirinya secara paksa kalau tidak juga datang sehingga dengan amat terpaksa Garuda datang.

Sekilas ia melihat seorang cewek yang tidak asing di penglihatannya tapi apakah benar atau hanya imajinasinya yang sedang berlari?

Setelah benar-benar memastikan memang benar cewek itu adalah orang yang ia kenal siapa lagi kalau bukan Dahlia, adik kelasnya. Untuk apa anak itu di malam-malam begini keluar rumah apa tidak takut?

Garuda ingin mengabaikannya tapi tindakannya memilih sebaliknya hingga motornya berhenti di depan Dahlia yang sedang ketakutan.

"Ampun bang! saya miskin, saya gak punya duit, kalau Abang mau palak salah orang abang–"

"Siapa yang mau palak lo?" tanya Garuda sudah turun dari motornya memperhatikan Dahlia aneh.

Dahlia mematung sesaat suara itu begitu familiar di telinganya.

Apakah ini suara Garuda tapi dengan versi wajah abang-abang tukang palak?

Garuda membuka helmnya membuat Dahlia berkali lipat syok. Untung tidak sampai pingsan.

"Kak Garuda," gumam Dahlia.

"Iya lo kenapa malam-malam begini keluyuran?" tanyanya.

"Habis jajan kak hehehe. Sekarang mau pulang kok kalau gitu aku–"

"Naik cepetan!" potong Garuda mengintruksi.

"Naik kemana?"

"Motor."

"Oh motor?" Dahlia menganggukkan kepalanya belum paham maksud ucapan Garuda.

"Lo gak mau gue anterin?" tanya Garuda mulai sedikit kesal.

"Mau kak, tapi beneran kan ini bukan prank atau sejenisnya?" tanya Dahlia waspada siapa tahu hanya kejailan Garuda yang lagi gabut.

"Kebanyakan nonton berita gak bermutu sih lo jadi otak lo agak kurang waras."

"Enak aja otak aku pinter tau ah jadi nolak deh tawaran kakak," sahut Dahlia ngambek.

"Kenapa?"

"Kakak nyebelin mending aku jalan kaki aja, sehat iya, jauh dari berbagai penyakit," jawab Dahlia melangkahkan kakinya.

"Lo yakin jalan sendirian di gelap malam begini apalagi di tikungan sana suka ada putih-putih lewat," ujar Garuda menakut-nakuti.

Dahlia mendadak merinding oleh ucapan Garuda. Membahas putih-putih di malam-malam adalah hal yang sangat menggangu ketenangan.

"Kak Garuda jangan bohong!" peringat Dahlia takut.

"Gue gak bohong kalau gak percaya lo bisa pergi sekarang." Garuda terkekeh pelan.

Dahlia jadi terdiam maju takut, mundur mau kemana?

Dan keputusan yang terbaik adalah menerima tawaran Garuda untuk pulang bareng tapi ...

"Lo banyak pertimbangan banget tinggal naik aja," ucap Garuda gemas.

"Nggak!" Dahlia kekeuh menolak.

"Gak usah bayar gue bukan tukang ojek dan ini bukan modus," ucap Garuda meyakinkan.

Dahlia mengangguk paham dan dengan ragu-ragu naik ke atas motor setelah siap motor pun melaju.

Akhirnya sampailah di tujuan Dahlia turun lalu menoleh kepada Garuda

"Makasih kak!" kata Dahlia tersenyum.

Garuda berdeham. "Lo masih suka sama gue kan?"

"Hah maksud kakak?" tanya Dahlia kurang fokus.

"Waktu itu gue marah sama lo, sorry banget dan ternyata gue suka sama lo," ungkap Garuda jujur.

Suka?

"Kakak serius?" tanya Dahlia memastikan lagi bahwa ini real bukan imajinasi.

Garuda berdeham lagi."Lo mau gak jadi pacar gue?"

"Dahlia kamu ngapain di depan saya sudah lapar!" panggil Resa.

"Maaf kak aku masuk ya terima kasih udah mau nganter pulang, hati-hati!" Dahlia melambaikan tangannya kemudian senyum-senyum sendiri menuju rumah.

"Eh Dahlia lo-" Garuda berdecak kesal Dahlia tidak memberikan jawaban lebih baik ia tancap gas pergi ke cafe sesuai permintaan Doni.

***

Aku tahu ini part terabsurd🙈

See you next chapter 👋🏻

Kertas Cinta [OPEN PRE-ORDER]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora