8 - Pertandingan voli

65 18 0
                                    

SMA Rajawana sudah menunggu hal ini tiba yaitu mengalahkan SMA One High school dalam pertandingan voli

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

SMA Rajawana sudah menunggu hal ini tiba yaitu mengalahkan SMA One High school dalam pertandingan voli. Mereka ingin mencetak sejarah sehingga SMA One High school tak lagi menganggap remeh SMA Rajawana kembali seperti tahun-tahun sebelumnya. Tim SMA One High school sudah datang namun sosok yang menjadi fokus hilang entah kemana. Mereka mencari sosok Garuda di dalam tim itu.

Teriakan para murid cewek mendominasi saat keduanya saling berjabat tangan lalu pertandingan dimulai. Babak pertama sangat seru Hanif berkali-kali melakukan smash tapi berhasil di kembalikan ke kubunya sementara Arsen dan Arsan si kembar nan ganteng selalu melakukan passing yang tepat sehingga bola tak masuk ataupun fault.

Satu kosong untuk SMA One High school karena smash cukup kencang berasal dari Doni. Awalnya Arnold mengoper bola, tak percaya Doni akan melakukan smash atas tapi setelah di coba ternyata Doni memanglah hebat.

Doni menyugar rambutnya pertanda menyombongkan diri. Kemudian pertandingan semakin memanas dan seru saja, apalagi pemainnya yang ganteng cocok untuk mengusir rasa bosan terutama untuk para kaum hawa dari tadi teriak-teriak tidak jelas karena Hanif, Doni, Arnold, duo kembar dan Raja semuanya bikin mata langsung melek seketika.

Dan pertandingan di menangkan oleh SMA One High school membuat SMA Rajawana menggeram marah tidak terima. Tadinya mereka pikir dengan tidak adanya sosok Garuda semua akan terasa lebih mudah ternyata dugaan mereka salah besar, hingga kalah lagi berturut-turut di kandang sendiri.

"Mereka curang," kata Robi membanting botol minuman sembarangan.

"Iya gue yakin mereka curang apalagi cowok yang selalu melakukan smash dia pasti bayaran SMA One High school," lanjut Tio.

"Kita akan lihat nanti," timpal Robi menyeringai.

---

Garuda tersenyum tipis melihat postingan kemenangan SMA One High school di SMA Rajawana. Ia yakin SMA Rajawana pasti makin terpuruk saja setelah ini.

"Gar!" Nadine memanggil Garuda yang tengah memainkan ponsel.

"Apa?" jawab Garuda ketus sama sekali tak melirik sedikitpun dari ponselnya.

"Kok jutek sih? gue kan cuma mau ucapin selamat atas kemenangan tim voli lo," ucap Nadine tersenyum malu-malu.

Garuda menoleh membuat Nadine senang. "Gue gak main hari ini, jadi lo ucapin pas Arnold datang," ujar Garuda pergi begitu saja melewati Nadine.

Nadine cemberut, padahal dia mau modus sedikit dengan menjabat tangan Garuda tapi malah penolakan yang didapatkan. Ia hanya menghentakkan kakinya kesal bukan main oleh sikap Garuda lebih baik sekarang ia mengerjakan tugas daripada meladeni Garuda yang tak pernah peka terhadap perasaannya.

Garuda meninggalkan kelasnya dan ingin berjalan-jalan sebentar. Kebetulan ia melihat Dahlia sedang berjalan ke arahnya. Entah karena gabut atau apa Garuda menyapa adik kelasnya itu.

"Lo yang namanya Dahlia kan?" tanya Garuda memperhatikan Dahlia yang menunduk malu.

Dahlia tersentak ketika sosok Garuda menyapanya apa dirinya tak salah dengar barusan Garuda menanyakan namanya? apakah ini sebuah keajaiban sedang datang menghampirinya?

"Iya kak," jawab Dahlia menunduk tak tahan jika melihat wajah tampan Garuda.

"Dari kemarin lo iya-iya mulu gak bisa ngomong yang lain?" tanyanya.

Akhirnya Dahlia mendongak. "Bisa kak, ada apa ya?"

"Mau kemana?" Garuda kembali bertanya.

"Ke..." mendadak otak Dahlia blank sehingga tak tahu akan kemana tujuannya sekarang. "Ke kelas," lanjutnya cepat.

"Kelas? ini kelas 12 lo mau nemuin seseorang?" Garuda entah kenapa penasaran apa yang sedang Dahlia cari ke kelas 12.

"Aduh gue jalan ke sini mau kemana ya? kenapa mendadak lupa begini sih?" Dahlia merutuki dirinya dalam hati.

"Jalan-jalan, iya aku cuma jalan-jalan." Dahlia menggaruk pipinya bingung mau ngobrol apalagi. Rasanya kalau sudah berada di dekat orang yang kita suka serasa gugup gimana gitu?

Dahlia mendadak bingung, kaku, dan tidak tahu harus berbuat apa?

"Kok lo jadi pendiem, biasanya nyerocos kalau sama si Hanif. Dia pacar lo?"

Dahlia menggeleng. "Bukan, nggak, cuma teman kak. Kalau gitu aku eh saya pamit ya kak!" pamitnya.

Dahlia buru-buru balik badan untuk kabur dari Garuda. Sebenarnya ada apa dengannya sekarang? bukannya sudah kebelet banget berduaan sama Garuda eh pas ada momennya malah ingin kabur, aneh bukan?

----

Hanif dkk. sudah sampai di SMA One High School langsung dibanjiri ucapan selamat dari seluruh murid. Ini termasuk kemenangan yang sangat dinanti.

"Gimana bro, keren kan gue?" ucap Doni pede padahal cuma sekali saja dia mencetak angka.

"Kerenan juga si Upin Ipin," sahut Arnold diangguki oleh Hanif dan Raja.

"Kita bukan anak kartun!" kompak Upin-maksudnya Arsan dan Arsen mengangguk tidak terima.

"Kompak bener, cocok lah kalian jadi kembar," ujar Doni takjub kemudian Raja sudah tak tahan ingin menjambak hanya bisa pergi saja daripada emosi jiwa.

Arsan dan Arsen menghela napas panjang, gerah juga dipanggil nama kartun padahal keduanya tidak memiliki kepala botak tapi tetap saja di juluki Upin Ipin.

"Perbedaan kalian berdua apa nih, kok gue rasa muka kalian sama aja?" heran Doni memperhatikan wajah Arsan dan Arsen bergantian.

"Beda!" lagi-lagi Arsan dan Arsen berujar membuat keduanya saling pandang sesaat.

"Apanya? coba Nif, lo bisa bedain mana si Upin, mana si Ipin?" tanya Doni pada Hanif yang masih setia di sisinya kalau Arnold sudah pergi entah kemana.

"Tingginya," balas Hanif cepat.

"Kok dimata gue mereka tingginya sama, apa mata gue minus?" Doni menggaruk kepalanya memikirkan apa perbedaan Arsan dan Arsen tapi ketika ia menoleh ke sekelilingnya sudah tak ada siapapun.

"Woy kalian! malah ninggalin lagi, woy!" teriak Doni berlari menyusul teman-temannya.

***

Vote dan komentar jangan lupa!

See you next chapter 👋

Kertas Cinta [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now