2 - List

97 20 0
                                    

Insiden pelemparan kertas membuat Dahlia senang bukan kepalang dan awet sampai pulang ke rumah diantar Hanif seperti biasa

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

Insiden pelemparan kertas membuat Dahlia senang bukan kepalang dan awet sampai pulang ke rumah diantar Hanif seperti biasa. Walaupun Hanif bertanya disepanjang jalan Dahlia hanya cengar-cengir saja menjawabnya.

"Dia kenapa sebenarnya?" batin Hanif tidak mengerti oleh tingkah laku Dahlia kemudian melajukan motornya pergi.

Dahlia masih tersenyum senang namun senyuman itu luntur seketika begitu sang Tante membuka pintu, namanya Resa.

"Nih cuci baju Tante!" Resa melempar satu baju tepat ke wajah Dahlia.

"Tapi-"

"Gak ada alasan, sana cuci saya mau pake dan ingat baju itu harus kering besok saya tidak mau tahu caranya gimana," ucap Resa tak peduli berlalu pergi.

Dahlia mengangguk bergegas ke belakang untuk mencuci sebelum itu ia perhatikan baju sang Tante ternyata tidak kotor sama sekali jadi untuk apa dicuci? Ah iya, Dahlia lupa Tante Resa menjadikan apapun sebuah pekerjaan untuk Dahlia.

Dahlia akhirnya punya ide yang sangat cemerlang dituangkannya deterjen plus pewangi agak banyak lalu ia rendam baju itu sekitar 10 menit. Setelah itu dijemur dibawah terik matahari kemudian ia masuk ke dalam rumah untuk mandi. Kamar adalah salah satu tempat paling aman di rumah ini.

Tinggal bersama Tante Resa ternyata bukan pilihan yang tepat dulu sewaktu umurnya 10 tahun Tante Resa begitu peduli padanya dan selalu menawarkan untuk tinggal bersamanya karena Tante Resa kesepian tak memiliki suami namun setelah Dahlia berumur 17 tahun lalu tinggal bersama Tante Resa malah mendapatkan perlakuan buruk disuruh ini dan itu hingga Dahlia merasa ingin kabur saja. Tapi kalau pun kabur akan pergi kemana?

Pertama, Dahlia tak tahu keberadaan kedua orang tuanya karena dulu Dahlia dititipkan kepada sang nenek.

Kedua, uang pun Dahlia tidak punya lalu mau tinggal dimana nantinya?

Dahlia menghela napas saat mengingat saat tantenya itu marah besar karena Dahlia hanya berdiam diri di kamar saja tanpa melakukan apa-apa padahal Dahlia sudah menyapu, mengepel bahkan melakukan apa yang tantenya katakan namun tetap saja ada kesalahan dimatanya.

Dasar tidak berguna!

Kata-kata itu membuat Dahlia sedih bukan main. Tantenya seperti tak suka atas kehadirannya disini namun Dahlia tak boleh menangis ia harus kuat dan tahan kemudian percaya akan meraih sukses suatu saat nanti. Membahagiakan tantenya lalu mencari keberadaan kedua orang tuanya menjadi list dari Dahlia.

Ia baru ingat kertas buru-buru mencari baju seragamnya dan lega begitu kertas itu masih utuh di dalam sakunya.

"Kertas cinta ku jangan pergi ya, aku gak bisa hidup tanpamu," ungkap Dahlia seolah si kertas punya cinta dan bernyawa. Ia kembali membuka isinya dan masih sama tulisannya 'jodoh' tanpa berubah sedikitpun. Cowok yang melemparnya kertas ini adalah cowok ganteng di mata Dahlia hingga keinginan untuk menggambar wajahnya pun menggebu-gebu. Ia mulai mengambil peralatan menggambar yang hanya bermodal buku gambar dan pensil saja lalu menggambar apapun yang melintas di kepalanya hingga jadilah wajah si cowok sedang tersenyum.

Kertas Cinta [OPEN PRE-ORDER]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora