4 - Membalas

77 17 0
                                    

Garuda mengumpat dalam hati dan hampir menjatuhkan mangkok mie ayam di genggamannya saat melihat cewek yang paling dihindari di seluruh sekolah SMA One High School setelah kejadian pelemparan kertas lecek ada di kantin paling atas. Padahal ia yakin gadis itu kelas 11 namun kenapa sampai bisa masuk ke kantin tempat senior-seniornya jajan? Garuda menarik napas dalam-dalam menetralkan rasa kesalnya lalu berjalan ke arah teman-temannya berkumpul dan kebetulan ada Nadine di sana.

Kesempatan itu ia manfaatkan dengan duduk di sebelah Nadine walaupun dihatinya mengatakan jangan dan melalui sudut ekor mata gadis itu sedang terkejut melihatnya. Diam-diam Garuda tersenyum tipis idenya berhasil dijalankan dan sang target sepertinya akan berhenti mengejar.

Semoga cewek itu berhenti natap gue, batinnya.

"Napa lo Gar nempel amat sama si Nadine?" tanya Arnold heran memperhatikan gelagat aneh dari Garuda namun yang ditanya malah acuh dan menyuapi Nadine makan.

Nadine tentu saja bersorak bahagia dalam hati namun wajahnya diperlihatkan biasa saja supaya tak mencolok bahwa suka dengan perlakuan sosok Garuda saat ini karena rasanya seperti di dalam mimpi saja.

"Gue pengen duduk di sini emang salah?" jawab Garuda akhirnya kesal dan sesekali mengecek ekspresi cewek di belakangnya melalui sudut mata dan benar-benar berhasil.

***

Mendadak Dahlia sudah tidak lapar lagi melainkan kenyang melihat Garuda bermesraan. Apa maksudnya coba? belum juga Dahlia maju eh malah sudah mencari gebetan baru. Hanif akhirnya muncul dengan dua mangkok mie ayam bakso spesial untuk Dahlia, seorang.

"Nih nyai!" Hanif meletakkan mie ayam bakso di depan Dahlia yang masih misuh-misuh menatap Garuda.

"Gak laper!" tolaknya dan enggan melihat mie ayam menggiurkan di mejanya.

Hanif menghela napas. "Lihat dulu nanti juga lo jadi berubah pikiran," katanya dan setelah mendengar itu Dahlia tertarik melihat apa yang Hanif berikan di depannya.

"Wah ini seriusan?" tanya Dahlia berbinar dengan pesona mie ayam bakso super jumbo.

Hanif berdeham. "Jangan sampai lo pingsan dan gue harus gendong lo," peringatnya namun tersirat rasa khawatir di wajahnya.

"Thank you!" Dahlia mencubit kedua pipi Hanif sembari tersenyum lebar.

Hanif menepis tangan Dahlia. "Bisa gak tangannya gak nyentuh muka gue dulu nanti gantengnya gue luntur," ujarnya tak suka wajahnya di sentuh.

Dahlia membenarkan posisi duduknya lalu menatap Hanif gemas. "Gue selalu gemes tau kalau lo berbuat baik sama gue."

Hanif menggeleng tak paham apa yang Dahlia katakan beralih menyantap makanannya sedangkan Dahlia juga mulai makan dan sudah habis setengah.

Garuda tak menangkap gerak-gerik aneh dari cewek di belakangnya pun menarik napas lega. Kemudian pindah tempat duduk disebelah Doni dan melirik Hanif tengah bersama si cewek aneh itu.

"Don!" Garuda memanggil Doni yang asyik makan kuaci bersama Arnold sampai berebut siapa yang makan kuaci terbanyak tanpa menyisakan kulitnya.

"Apaan?" Doni menoleh lalu Arnold diam-diam curang dibelakangnya.

"Lo kenal cewek yang duduk bareng dia?" Garuda menunjuk ke arah Hanif menggunakan dagunya.

Doni mengikuti arah tunjukkan Garuda berusaha mengingat cewek di sebelah Hanif. "Kamboja," ujarnya tapi sedikit tidak yakin.

"Hah? serem amat namanya." Garuda bergidik.

"Anggrek woy!" timpal Arnold dan kuaci yang telah ludes menyisakan kulit di simpan di dekat Doni.

Kertas Cinta [OPEN PRE-ORDER]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang