11 - Bingung

58 17 2
                                    

Garuda membanting tasnya asal lalu minum air putih sebanyak dua gelas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Garuda membanting tasnya asal lalu minum air putih sebanyak dua gelas. Dirinya mendadak gerah sendiri melihat kebersamaan antara Dahlia dengan Hanif tadi di lapangan tadi, sebenarnya ada apa dengan dirinya saat ini?

Di rumahnya terlihat sepi karena kedua orang tuanya belum pulang dari pekerjaan masing-masing sehingga kalau pun pulang itupun larut malam. Garuda tak tahu harus berbuat apa lalu menelpon Arnold dan Doni untuk datang ke rumahnya kalau Hanif entahlah Garuda sedang malas melihat anak itu.

"Ada manusia di home? aku datang!" teriak Doni tak tahu malu diikuti Arnold yang menjinjing martabak untuk di makan ketiganya nanti.

"Berisik lo!" ujar Arnold menutup kupingnya.

"Justru kalau gak berisik si Garuda gak akan keluar," balas Doni. "Man-eh sejak kapan lo ada di sana?" tanya Doni terkejut dengan kehadiran Garuda sudah menjulang di depannya.

"Kapan-kapan, sini kalian!" ujar Garuda sambil duduk di sofa.

"Lo sih!" bisik Doni pada Arnold.

"Kok gue?" Arnold bingung saat Doni balik menyalahkan.

"Gar kenapa si Hanif gak diajak atau–" Arnold menjeda ucapannya.

"Atau apaan?" tanya Garuda heran.

"Lo cemburu lihat Dahlia sama si Hanif terus?" timpal Doni.

"Mau gue usir atau tendang?" ujar Garuda galak.

"Ampun bang jago!" kata Arnold dan Doni bersamaan.

Di jam satu malam Doni asyik bolak-balik ke dapur untuk memakan kue puding buatan ibu Garuda–Mia namanya. Sedangkan Arnold sudah tidur di sofa dengan santainya tanpa terganggu suara televisi yang sedang menyiarkan bola.

Garuda sesekali melihat televisi kemudian memainkan ponselnya malas. Arnold bukannya ikut menonton bola malah tidur sedangkan Doni asyik di dapur memakan isi kulkasnya.

"Don sini lo!" panggil Garuda.

"Apaan? padahal gue masih pengen makan," jawabnya tapi tetap melangkah ke arah Garuda.

"Kulkas gue lama-lama di gadein kalau lo ngambil makanan terus dari sana," ujar Garuda.

"Ampun! kenapa gue dipanggil si–astaga ni anak kenapa mabok?" bingung Doni terkejut melihat Arnold sudah tidur dengan nyenyak.

"Biarin, lo mau nonton bola gak? dia malah ngorok duluan," sahut Garuda.

"Oke boss! tapi gue ambil minuman dulu bentar," kata Doni pergi lagi ke dapur.

Akhirnya Doni dan Garuda menonton bola kemudian tertidur tanpa mematikan saluran.

----

Dahlia hari ini tidak menemukan tantenya dimana pun sehingga ia bisa terbebas dari pekerjaan yang sebenarnya tidak terlalu perlu dikerjakan. Ia memilih mengerjakan PR kemudian ingat dengan selembar kertas yang Garuda berikan kepadanya.

Garuda memang aneh, kenapa sampai bisa membuat Dahlia merasa baper walaupun dilihat dari sikapnya seperti tidak menyukai kehadiran dirinya?

Selembar kertas itu Dahlia balikan ada tulisan huruf 'G' disana. Itu berarti kertas ini dibuat Garuda sendiri. Biasanya Dahlia akan merasa senang tapi haruskah dia merasakan senang dan jelas-jelas ah sudahlah Dahlia sudah tidak mood jika membahas Garuda. Lebih baik Dahlia membuat projek gambarnya sehingga bisa menghasilkan uang yang dapat di belanjakan untuk membeli keperluan sekolahnya tanpa meminta pada tantenya lagi.

Iya, Dahlia akan mulai dari sekarang.

Bangun pagi sudah menjadi hal biasa untuk seorang Dahlia Naimara dan waktu mencuci lalu memasak setelah itu baru dia bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Namun Resa belum juga pulang dari semalam entah kemana perginya sang Tante, Dahlia sama sekali tidak tahu apa-apa.

Saat mengunci pintu terdengar seruan Hanif memanggilnya dan Dahlia yakin Hanif akan mengajaknya berangkat bareng.

"Naik!" Hanif menginstruksi.

"Helm?" pinta Dahlia.

"Padahal bikin rambut lo jadi berantakan masih aja pengen pake helm," ujar Hanif tak habis pikir.

"Keselamatan nomor satu," cibir Dahlia mengangkat kepalan tangannya di depan wajah Hanif.

Hanif menurunkan tangan Dahlia. "Iya-iya nih helmnya, udah?" tanyanya setelah Dahlia naik ke atas motornya.

Motor Hanif melaju ke SMA One High School dan bersamaan dengan motor Garuda memasuki gerbang sekolah lalu berhenti di tempat parkir khusus siswa/siswi. Dahlia turun belum menyadari keberadaan Garuda menyerahkan helm kepada Hanif.

"Thank you Hanif!" seru Dahlia setelah membenarkan rambutnya.

"Akhirnya lo gak anemia," ujar Hanif tersenyum.

"Bukannya ambeien?"

"Bisulan."

"Enak aja, gue sehat ya udah ah ngomong sama lo tambah gak jelas," ujar Dahlia malas meladeni.

"Lia tunggu, woy!" Hanif mengejar Dahlia yang meninggalkannya di parkiran.

Garuda diam-diam memperhatikan interaksi keduanya. Ada rasa tidak rela tapi kenapa? kenapa rasa asing itu muncul padahal Garuda tidak menyukai Dahlia.

Garuda berdecak kesal. "Ada apa sama gue?" tanyanya bingung lalu pergi ke kelas.

----

Okay, see you next chapter 👋🏻

Kertas Cinta [OPEN PRE-ORDER]Where stories live. Discover now