3 - Aku Benci, Aldi!

5K 820 49
                                    

H A P P Y  R E A D I N G



























Aku melangkah menyusuri koridor, fokus ke depan tanpa melirik mereka yang sedang berbisik-bisik. Aku selalu merasa tersinggung, karena mereka sedang membicarakan penyakitku.

Aku benci mereka.

Saat tiba di depan kelas, kulihat pemandangan yang sangat buruk pagi ini. Beberapa murid, termaksud Vivi sedang mengerumuni murid baru itu, dengan membawa buku masing-masing. Apa yang sedang mereka lakukan? Minta contekan kah?

Saat mendengar suara langkahku, mereka semua tak menghiraukan bahkan seolah tuli. Sial, aku merasa terasingkan di kelas sendiri.

Kutaruh tasku dengan kasar di atas meja, lalu ku keluarkan buku paket Agama dan alat tulis. Vivi bahkan tak menyadari kehadiranku.

'Apa-apaan ini, bagaiman bisa, mereka tidak menyadari kedatanganku,' batinku.

Sudahlah. Aku pun memilih fokus pada buku paket Agama saja, membaca dan mencermati setiap penjelasan dari buku itu.

"Eh, Nisa. Baru datang ya?" tanya Vivi, Saat menyadariku.

"Dari tadi!" ketusku tanpa melihat wajahnya. Sangat menjengkelkan.

Baru dua hari sekolah, dia sudah berani merebut sahabatku sekaligus temanku. Dia pikir, dia itu siapa?

"Jangan galak gitu napa, nih ada tugas kemarin. Kamu ikut punya aku aja, soalnya hari ini bakalan diperiksa," ucap Vivi, memberikan bukunya padaku.

Kulirik buku itu, sebuah tugas Agama dari bu Intan. Aneh, tidak biasanya Vivi bisa mengerjakan tugas Agama. Hm, sudah kuduga itu pasti hasil dari Jawaban saat bersama Aldi.

"Gak usah!" tolakku mentah-mentah.

"Loh, Nis. Ini tuh tugas penting, kalau kamu gak kerjain bisa dapat hukuman dari Bu Intan," ujar Vivi, mencoba membujukku.

"Aku bilang gak usah, ya gak usah!" bentakku memukul meja.

Seisi kelas langsung fokus padaku, termaksud Aldi. Kulihat Vivi diam, menatapku dengan mata berkaca-kaca. Ya, gadis itu sangatlah cengeng. Dan paling takut jika aku marah padanya.

"Nis, kok kamu gitu sama sahabat sendiri?" tanya Ava, heran melihat sifatku yang begitu kasar.

Aku hanya diam, lalu membaca kembali buku paket Agama. Aku benci suasana ini, di mana semua orang melihatku seolah aku bersalah. "Kenapa kalian liat aku kayak gitu?" tanyaku sinis, membuat semuanya menunduk dan kembali ke posisi semula.

Tak lama bu Intan masuk bersamaan dengan berbunyinya bel pelajaran pertama. Aku tidak peduli lagi, jika pagi ini mendapat hukuman.

"Assalamualaikum, anak-anak!" sapa bu Intan, duduk di kursi.

"Waalaikumussalam, bu," jawab kami kompak.

Bu Intan mulai mengeluarkan agenda hariannya, beserta kertas hvs yang kosong. "Baiklah, ibu akan absen dan kalian maju ke depan bawa tugas kalian yang kemarin."

Bu Intan pun mulai mengabsen satu-persatu murid, dan membawa tugas mereka ke depan lalu diberi nilai oleh bu Intan.

"Aldi!" panggil bu Intan.

"Maaf, bu. Saya kemarin gak sekolah, dan gak sempat ngerjain tugas," ucap Aldi.

Seisi kelas kaget, pasalnya dia tadi mengerjakan tugas Agama bahkan memberi contekan pada semuanya. Lalu, kenapa ia mengatakan hal itu pada bu Intan?

Jemput Aku, Tuhan [OPEN PO]Where stories live. Discover now