29

3K 98 0
                                    

🍁🍁🍁

"Lo mabuk?" Tanya Callie.

"Gak."

"Tapi lo keliatan kayak orang mabuk."

"Gw gak mabuk, cuma lagi pengen." Kata Arthur sedikit terkekeh.

Benar saja, Arthur pasti sedikit mabok sekarang.

Karena kalo tidak, tidak mungkin Arthur bakal menertawakan apapun didepan Callie.

Arthur membawa tangan nya, menyentuh punggung terbuka Callie.
Membuat Callie merinding.

"Indah." Puji Arthur.

Callie masih terdiam menikmati sentuhan Arthur.
Tidak menyangka sentuhan itu akan senikmat itu.

Tiba-tiba Arthur menarik lengan Callie dan mendorongnya keatas ranjang.

"Kasar dan keras, kan?" Tanya Arthur dengan nada mengintimidasi.

Entah apa yang terjadi, Callie ingin menyesal dengan apa yang dia inginkan tentang cara melakukan hubungan sex, tapi tidak mungkin. Karena cuma itu cara yang dia mau.

"Kondom?" Tanya Callie.

Dan Arthur mengambil bungkusan Foil dari saku celana jeans nya.

"Sebelum nya, gw pengen nyicipin lo dulu." Kata Arthur, mata nya menatap intens wajah Callie yang sudah memerah.

Arthur tidak butuh persetujuan Callie untuk melakukan itu.
Benar saja, kesepakatan ini benar-benar menguntungkan buat Arthur.

Callie hanya terdiam, sementara Arthur berlutut dan menghilang diantara paha nya.

Rok pendek yang Callie kenakan membuat Arthur dengan mudah membawa tangan nya dan menarik turun celana dalam Callie.

Mata Arthur menatap kelembaban Callie dengan mata berkilat.

Lagi, Arthur tidak bisa menahan gairah yang menggerogoti kewarasan nya.

Callie mengangkat lututnya, dan membuka paha nya membuat Arthur dengan mudah mengclaim bagian tengah paha gadis itu.

Arthur tidak yakin apa yang harus dia lakukan, praktek ternyata tidak semudah yang dia tonton di film Dewasa.

Arthur memulai dengan menjilat klitoris Callie, kemudian turun ke belahan lembab Gadis itu, membuat Callie menggeliat.

Karena tau apa yang dia lakukan membuat Callie merespon.
Arthur kembali menjilat belahan itu, kemudian jari nya menggosok pelan klitoris Callie yang mulai membengkak.

Desahan demi desahan memenuhi kamar dengan pencahayaan remang itu.

Sesaat akhirnya Arthur berhenti, membuka celana nya dan cepat memasangkan kondom pada puncak ereksi nya yang sudah mengeras dan berdenyut.

Arthur membalik tubuh Callie yang masih bergetar, dan langsung mengisi Callie dengan dalam dan kuat.

"Arrrhhh.." desahan Callie terdengar seperti teriakan.

Arthur menutup mulut gadis itu dengan telapak tangan nya.
Menghentak nya lebih keras dan cepat.

Arthur tau harus nya dia tidak perlu sebrutal itu, tapi gairah selalu menang diatas kewarasan Arthur.

"Keep silent, baby." Bisik Arthur ditelinga Callie.

Membuat Callie harus menggigit buku tangannya untuk meredam rintihan kenikmatan nya.

Arthur meremas pinggul Callie dan membawanya bergerak seirama gerakan Arthur yang semakin brutal.

Sampai akhirnya Arthur roboh di punggung Callie.
Napas Callie dan Arthur saling memburu, berangsur ruangan remang itu menjadi sunyi.
Hanya napas Arthur dan Callie terdengar bersahutan.

Arthur akhirnya menarik diri dari Callie, dan Callie berbalik, membelakangi Arthur yang sudah berbaring disamping Callie.

"Sakit?" Tanya Arthur akhirnya.

Callie tidak percaya yang baru dia dengar.
Apa Arthur terdengar peduli?
Oh, dia peduli! Sial, kalo dia peduli. Dia gak bakal sebrutal itu.

Berbanding terbalik dengan pikiran nya, akhirnya Callie hanya mengangguk pelan.

Keinginan nya untuk memaki Arthur sirna begitu saja.
Entah karena dia yang masih sedikit mabuk hingga malas berdebat, atau hal lain.
Entahlah.
Callie tidak ingin memikirkan itu sekarang.

Arthur hanya terdiam, beberapa saat menghela napas.

"Lebih baik lo turun, lo gak mau kan Joanna histeris nyariin lo?" Arthur menyarankan.

Bukan nya berdiri dan pergi, Callie malah menaiki tubuh telanjang Arthur.
Membuat Arthur tersentak kaget.

"Gw belom puas." Kata Callie seraya menggigit bibir bawahnya.

Arthur terperangah mendengar pengakuan Callie.

Jari-jari Callie membelai lembut kejantanan Arthur yang sudah melemah karena pelepasan nya barusan.

"Hai, jagoan. Lets play again." Kata Callie pada pen!s Arthur.

Callie membawa jagoan Arthur dan melumat nya, membuat jagoan itu akhirnya kembali mengeras.

Lidah Callie terus menjilati di bawah sana.

"Rghh. Shit. Stop it, atau gw bakal keluar di mulut lo." Arthur mengumpat.

"Just do it. It's okay." Tantang Callie. Membuat paha Arthur mengejang.

Tangan Arthur menarik tangan Callie, membawa Callie diatas tubuh nya yang sudah pada posisi setengah duduk.

Callie tersenyum menggoda.
Meluruskan posisi nya; tangan nya membawa kekerasan Arthur menuju tengah tubuhnya.

"WOT?" Tanya Arthur.

Callie hanya mengedipkan mata nya, dan setelah kekerasan Arthur memasuki Callie dengan utuh dan dalam, Callie mendesah seraya menutup kedua mata nya.

Callie bergerak maju dan mundur, membuat gelenyar di perut Callie semakin menggila.

Desahan demi desahan dari bibir Callie mau pun Arthur berlomba mengisi ruangan itu.

Jari Arthur tanpa aba-aba menarik potongan rendah dress Callie, membuat payudara ranum Callie terbebas didepan wajah Arthur.

Tanpa perlu ijin, Arthur menyesap payudara ranum Callie dan menjilati puncak nya yang sudah mengeras.

Tubuh Callie bergetar hebat.

"I'll coming." Callie meracau, pinggul nya bergerak makin cepat.

"Ya. Come, baby. Come for me." Arthur ikut meracau. Paha nya menegang.

Sesaat akhirnya Arthur dan Callie datang bersamaan.

-TH-

LUSTWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu